Fase Sirih Tanyo Fase Maminang

dengan melakukan kunjungan dan sekaligus berbincang-bincang dengan pihak keluarga yang kelak akan menjadi besan. Dalam situasi seperti itu sembari talengkai yang tadi menyamar, langsung menanyakan mengenai apakah masih ada anak gadis yang belum menikah di rumah tersebut dan selanjutnya menanyakan kepada ibu calon mempelai perempuan itu mengenai apakah anak gadisnya kalau seandainya ada yang menanya, apakah dia bersedia untuk dijodohkan dan selanjutnya untuk diajak menikah. Ketika bertemu antara pihak keluarga perempuan dengan utusan pihak keluarga laki-laki, maka akan terjadi dialog antara kedua belah pihak. Setelah terjadi percakapan antara kedua belah pihak dan untuk selanjutnya hasil yang diperoleh oleh talangke akan disampaikan kepada orang tua lelaki, termasuk di dalamnya mengenai besarnya mahar atau bantuan yang akan diberikan kepada pihak perempuan, serta menentukan waktu kapan keluarga lelaki untuk melakukan pelamaran sekaligus mengadakan pertunangan, namun sebelum diadakannya pertunangan terlebih dahulu diadakan pinangan.

4.1.1.2 Fase Sirih Tanyo

Sirih tanyo adalah kunjungan kembali pihak keluarga laki-laki ke tempat kediaman perempuan waktunya satu minggu setelah dilakukan risik-risik, setelah mengetahui bahwa ada anak gadis yang diinginkan oleh keluarga laki-laki untuk dijodohkan kepada anak atau sekaligus menjadi menantu. Biasanya proses ini akan mendapat sambutan positif dari pihak keluarga perempuan dikarenakan pada waktu sebelumnya sudah pernah dilakukan yang namanya risik-risik untuk mencari calon menantu sekaligus calon pengantin. Universitas Sumatera Utara Pada saat sirih tanyo pihak laki-laki menyodorkan Tepak sirih kepada pihak perempuan sebagai adat pembuka kata. Sebaliknya pihak perempuan juga menyodorkan tepak sirih sebagai tanda penghormatan kepada tamu pihak laki- laki. Setelah pihak laki-laki mendapat jawaban dari pihak perempuan maka pihak laki-laki menanyakan berapa lama waktunya datang kembali untuk meminang. Pihak perempuan memberikan waktu dua minggu kepada pihak laki-laki untuk selanjutnya mengadakan pinanganmeminang.

4.1.1.3 Fase Marisik

Pada saat marisik ada beberapa kegiatan yang sering dilakukan, baik itu oleh talangke dari pihak perempuan, maupun talangke dari pihak laki-laki. Namun acara marisik dalam baralek gadang pada upacara perkawinan adat sumando sudah jarang dilakukan, karena memikirkan keefisienan waktu.

4.1.1.3.1 Sub fase Talangke berbalas pantun

Ketika Marisik dilaksanakan banyak ujaran-ujaran lisan yang diucapkan oleh perwakilan kedua belah pihak. Biasanya profesi itu dilakoni oleh seorang ahli adat yang disebut Talangke. Dia memiliki tugas sebagai pembicara antara kedua belah pihak. Masing-masing keluarga memiliki seorang talangke yang diwakilkan sebagai pembicara adat. Talangke dalam menyampaikan maksud dan tujuan diutarakan dalam bentuk pantun. Adapun tatacara merisik dalam hal ini diawali dengan kata sambutan dari pihak perempuan yang disampaikan oleh Talangke. Universitas Sumatera Utara

4.1.1.4 Fase Maminang

Biasanya pinangan diadakan ketika kedua belah pihak sudah saling mengetahui maksud masing-masing karena diawal merisik kedua belah pihak sudah memusawarahkannya. Pada saat meminang hanya diperlukan empat orang saja yang menjadi perwakilan dari pihak lelaki, yakni dua kaum bapak-bapak dan dua kaum ibu-ibu. Sebelum pihak laki-laki berangkat menuju rumah perempuan terlebih dahulu ke empat perempuan itu mengadakan musyawarah di rumah pihak laki-laki agar segala sesuatunya yang diminta pihak perempuan dapat disiapkan sebaik mungkin. Pada Saat berkumpul itu salah satu ketua adat memberi nasihat kepada semua utusan agar tidak membuat malu kepada keluarga pihak laki-laki. Pada pertemuan itu, disusunlah barang-barang yang akan dibawa ke rumah pihak perempuan, seperti kampi sirih bakatuk dua buah, untuk membuka dan mengawali pembicaraan, dan pada kesempatan itu sekaligus disajikan makanan ringan tradisi masyarakat pesisir yang diberi nama nasi Tue. Setelah semua persiapan selesai, maka rombongan pihak laki-laki berangkat menuju kediaman perempuan. Ketika pihak laki-laki sudah sampai di rumah pihak perempuan, maka pihak perempuan menyambutnya dengan ucapan selamat datang. Setelah semua sudah saling mengerti dan saling menerima, maka pada saat itu juga kedua belah pihak akan menanyakan terlebih dahulu kesedian calon mempelai perempuan, apakah dia memang bersungguh-sungguh dan bersedia untuk menjalin hubungan dengan calon mempelai laki-laki, dengan kata lain untuk diajak menikah. Pada saat itu juga akan disepakati berapa mahar yang akan disiapkan oleh pihak laki-laki. Biasanya emas 10 Gram, beras 1 Goni, kelapa 50 Universitas Sumatera Utara gandeng dan uang sebesar Rp. 25 juta. Namun sekarang ini hal itu tidaklah sangat dijadikan keharusan, melainkan tergantung pada situasi dan kondisi. Kemudian setelah perundingan telah disepakati bersama, maka pihak laki-laki memohon izin untuk kembali. Sebelum berpisah pihak laki-laki menanyakan kepada pihak perempuan kapan semua syarat itu bisa diantar, dengan maksud agar bisa dipastikan kaum kerabat terdekat untuk dapat turut mengantar nantinya. Selanjutnya calon mempelai perempuan memberikan waktu kepada pihak laki- laki untuk dapat datang dua minggu ke depan.

4.1.1.5 Fase Manganta Kepeng