211
BAB VI KEARIFAN LOKAL PADA TRADISI LISAN
BARALEK GADANG
6.1 Agama Islam sebagai dasar Sosial Baralek Gadang
Dalam  Al- Qur‟an, salah satu surat yang banyak mengungkapkan tentang
perkawinan  adalah  surat  An- Nisaa‟,  yang  terdiri  dari  176  ayat,  adalah  surat
Madaniyyah  yang  terpanjang  sesudah  surat  Al-Baqarah.  Dinamakan  An  Nisaa karena  dalam  surat  ini  banyak  dibicarakan  hal-hal  yang  berhubungan  dengan
wanita  serta  merupakan  surat  yang  paling  luas  membicarakan  perempuan, dibanding  dengan  surat-surat  yang  lain.  Surat  yang  lain  banyak  juga  yang
membicarakan  tentang  hal  wanita  ialah  surat  Ath-Thalaq.  Dalam  hubungan  ini biasa  disebut  surat  An-Nisaa  dengan  sebutan  Surat  An-Nisaa  Al  Kubraa  surat
An-Nisaa yang besar, sedang surat Ath-Thalaq disebut dengan sebutan Surat An- Nisaa Ash-Shughraa surat An-Nisaa yang kecil.
Pokok-pokok  kandungan  Surat  An- Nisaa‟  ialah:  1  Keimanan:  syirik
dosa  yang    paling  besar  dan  akibat  kekafiran  di  hari  kemudian.    2  Hukum- hukum,  kewajipan  para  washi  dan  para  wali;  hukum  poligami;  mas  kawin;
memakan  harta  anak  yatim  dan  orang-orang  yang  tak  dapat  mengurus  hartanya; pokok-pokok hukum warisan; perbuatan-perbuatan keji dan hukumannya, wanita-
wanita  yang  haram  dikawini;  hukum-hukum  mengawini  budak  wanita;  larangan memakan  harta  secara  bathil;  hukum  syiqaq  dan  nusyuq;  kesucian  zahir  batin
dalam  shalat;  hukum  suaka;  hukum  membunuh  seorang  Islam;  shalat  khauf; larangan  melontarkan  ucapan-ucapan  buruk;  dan  masalah  pusaka  kalalah.  3
Universitas Sumatera Utara
Kisah-kisah  tentang  Nabi  Musa  A.S.  dan  pengikut-pengikutnya.4  Hal ihwal  lain:  Asal  muasal  manusia  adalah  satu;  keharusan  menjauhi  adat-adat
zaman  jahiliyah  dalam  perlakuan  terhadap  perempuan;  norma-norma  bergaul dengan  isteri;  hak  seseorang  sesuai  dengan  kewajibannya;  perlakuan  ahli  kitab
terhadap  kitab-kitab  yang  diturunkan  kepadanya;  dasar-dasar  pemerintahan;  cara mengadili  perkara;  keharusan  siap-siaga  terhadap  musuh;  sikap-sikap  orang
munafik  dalam  menghadapi  peperangan;  berperang  di  jalan  Allah  adalah kewajiban  tiap-tiap  mukallaf;  norma  dan  adab  dalam  peperangan;  cara
menghadapi orang-orang munafik; dan derajat orang-orang yang berjihad. Di  antara  ajaran-ajaran  perkawinan  mengikut  Islam  adalah  tercermin
dalam ayat-ayat berikut ini. a
Ar-Ruum 21
Artinya: “Dan  di  antara  tanda-tanda  kekuasaan-Nya  ialah  Dia
menciptakan  untukmu  isteri-isteri  dari  jenismu  sendiri,  supaya  kamu cenderung  dan  merasa  tenteram  kepadanya,  dan  dijadikan-Nya
diantaramu  rasa  kasih  dan  sayang.  Sesungguhnya  pada  yang  demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir.”
b Annisa 4
Universitas Sumatera Utara
A rtinya: “Berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu
nikahi  sebagai  pemberian  dengan  penuh  kerelaan.
3
Kemudian  jika mereka  menyerahkan  kepada  kamu  sebahagian  dari  maskawin  itu
dengan  senang  hati,  maka  makanlah  ambillah  pemberian  itu sebagai makanan yang sedap lagi baik akibatnya.”
c Annur 32
Artinya: “Dan  kawinkanlah  orang-orang  yang  sedirian  di  antara
kamu,  dan  orang-orang  yang  layak  berkawin  dari  hamba-hamba sahayamu  yang  lelaki  dan  hamba-hamba  sahayamu  yang
perempuan.  Jika  mereka  miskin  Allah  akan  memampukan  mereka dengan  kaurnia-Nya.  Dan  Allah  Maha  luas  pemberian-Nya  lagi
Maha Mengetahui.”
d Al-Baqarah 221
Artinya: “Dan  janganlah  kamu  menikahi  wanita-wanita  musyrik,
sebelum  mereka  beriman.  Sesungguhnya  wanita  budak  yang  mukmin lebih  baik  dari  wanita  musyrik,  walaupun  dia  menarik  hatimu.  Dan
janganlah  kamu  menikahkan  orang-orang  musyrik  dengan  wanita- wanita  mukmin  sebelum  mereka  beriman.  Sesungguhnya  budak  yang
mukmin  lebih  baik  dari  orang  musyrik,  walaupun  dia  menarik  hatimu. Mereka  mengajak  ke  neraka,  sedang  Allah  mengajak  ke  surga  dan
ampunan  dengan  izin-Nya.  Dan  Allah  menerangkan  ayat-ayat-Nya
3
Pemberian  itu  ialah  mas  kawin  yang  besar  kecilnya  ditetapkan  atas  persetujuan  kedua pihak, karena pemberian itu harus dilakukan dengan ikhlas.
Universitas Sumatera Utara
perintah-perintah-Nya  kepada  manusia  supaya  mereka  mengambil pelajaran.”
e Annisa‟ 23
A rtinya:  “Diharamkan  atas  kamu  mengahwini  ibu-ibumu;  anak-
anakmu  yang  perempuan;
4
saudara-saudaramu  yang  perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang
perempuan;  anak-anak  perempuan  dari  saudara-saudaramu  yang  laki- laki;  anak-anak  perempuan  dari  saudara-saudaramu  yang  perempuan;
ibu-ibumu  yang  menyusui  kamu;  saudara  perempuan  sepersusuan;  ibu- ibu  isterimu  mertua;  anak-anak  isterimu  yang  dalam  pemeliharaanmu
dari  isteri  yang  telah  kamu  campuri,  tetapi  jika  kamu  belum  campur dengan  isterimu  itu  dan  sudah  kamu  ceraikan,  maka  tidak  berdosa
kamu  mengawininya;  dan  diharamkan  bagimu  isteri-isteri  anak kandungmu  menantu;  dan  menghimpunkan  dalam  perkawinan  dua
perempuan  yang  bersaudara,  kecuali  yang  telah  terjadi  pada  masa
lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
4
Maksud ibu di sini ialah ibu, nenek dan seterusnya ke atas. Dan yang dimaksud dengan anak perempuan ialah anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah, demikian juga
yang  lain-lainnya.  Sedang  yang  dimaksud  dengan  anak-anak  isterimu  yang  dalam pemeliharaanmu,  menurut  jumhur  ulama  termasuk  juga  anak  tiri  yang  tidak  dalam
pemeliharaannya.
Universitas Sumatera Utara
f Annisa 24
A rtinya:  “Dan  diharamkan  juga  kamu  mengahwini  wanita  yang
bersuami,  kecuali  budak-budak  yang  kamu  miliki  Allah  telah menetapkan  hukum  itu  sebagai  ketetapan-Nya  atas  kamu.  Dan
dihalalkan  bagi  kamu  selain  yang  demikian yaitu  mencari  isteri-
isteri  dengan  hartamu  untuk  dikawini  bukan  untuk  berzina.  Maka isteri-isteri  yang  telah  kamu  nikmati  campuri  di  antara  mereka,
berikanlah  kepada  mereka  maharnya  dengan  sempurna,  sebagai suatu kewajipan; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu
yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
g Annisa 34
Universitas Sumatera Utara
A rtinya:  “Kaum  laki-laki  itu  adalah  pemimpin  bagi  kaum  wanita,
oleh  karena  Allah  telah  melebihkan  sebahagian  mereka  laki-laki atas  sebahagian  yang  lain  wanita,  dan  karena  mereka  laki-laki
telah  menafkahkan  sebahagian  dari  harta  mereka.  Sebab  itu  maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
5
ketika  suaminya  tidak  ada,  oleh  karena  Allah  telah  memulihara mereka.
6
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,
7
maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,
dan  pukullah  mereka.  Kemudian  jika  mereka  mentaatimu,  maka janganlah  kamu  mencari-cari  jalan  untuk  menyusahkannya.
8
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Menurut  penjelasan  para  informan,  ayat-ayat  Al-
Qur‟an  seperti  di  atas menjadi  dasar  orang-orang  Pesisir  dalam  melaksanakan  perkawinan,  yang
dipadukan  dengan  adat  sumando.  Adat  sumando  juga  dikonsepkan  sebagai  adat bersendikan  syarak  dan  syarak  bersendikan  kitabullah.    Artinya  adat  sumando
Pesisir berdasarkan hukum Islam. Termasuk juga dalam adat perkawinan.
6.2 Kearifan  Lokal  Dalam  Tradisi  Lisan Baralek  Gadang  Pada  Upacara