Kearifan Mendidik Kearifan Membentuk Kesejahteraan

Rupo buruk bangsopun kurang Masyarakat pesisir Sibolga terkenal dengan masyarakat yang rendah hati. Setiap masyarakat yang rendah hati pasti menunjukkan nilai-nilai kejujuran, nilai- nilai yang disampaikan apa adanya. Mengungkapkan nilai kejujuran pasti menunjukkan keluhuran pribadi masyarakatnya. Sama halnya dengan masyarakat pesisir Sibolga dalam mencari jodoh untuk anak keturunannya. Sebelum menentukan jodoh anak-anaknya, biasanya keluarga pihak laki-laki mengadakan pengamatan tentang calon menantunya dengan beberapa syarat menurut ukuran dari pihak keluarga lelaki. Setelah cocok dan sesuai maka langkah selanjutnya adalah mengadakan merisik. Disaat marisik ini, muncullah pantun-pantun di atas, di mana pantun-patun itu memiliki nilai- nilai kejujuran, yang sampai saat ini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat pesisir Sibolga Dalam proses peminangan antara pihak lelaki dan pihak perempuan, maka pihak perempuan menyampaikan maksudnya hatinya secara jujur tentang keadaan anak perempuannya baik keadaan fisik, harta dan pendidikannya. Maksud ini disampaikan agar pihak kelaurga lelaki tidak menjadi malu dan menyesal dikemudian hari. Pantun-pantun di atas menunjukkan makna apa adanya, makna kejujuran, menyampaikan kejujuran di awal pertunangan sangat diperlukan, supaya apabila terjadi sesuatu jangan menyesal dikemudian hari.

6.2.5 Kearifan Mendidik

Teks yang memiliki nilai kearifan lokal yang berhungan dengan mendidik adalah: Universitas Sumatera Utara Bukan cubadak masak di batang Tapi harumnyo masak di batang Bukan anak kurang di paham Bisa jadi cukup asuhan Sungguh lamak gulei gurapu Dimakan pulo di hari patang Bak kato nasehat angku dahulu Janji dikabek dirantang panjang Antah barisuk tau jumasik antah pulo samusim Atau duo musim baru kito basuo Oleh karano itu sapaninnga kami Elok-eloklah mambaok diri Dari teks di atas menunjukkan bahwa masyarakat Sibolga sangat mengutamakan pendidikan, karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting. Bila pendidikan masyarakat rendah, maka masyarakat itu nantinya kurang mampu memberikan apresiasi atau memberi makna terhadap ungkapan- ungkapan yang disampaikan oleh masyarakat lewat pantun. Dalam hal perjodohan, pendidikan memegang peranan penting, karena orang tua yang ingin mencari istri bagi anak lelakinya tentu mempunyai kriteria yang sudah ditentukannya. Begitu juga orang tua perempuan selalu memikirkan tentang uang hantaran dan mahar. Bila anak perempuannya mempunyai pendidikan tinggi dan bekerja pula, maka uang hantaran dan mahar itu juga tinggi, karena kedua hal ini dimusyawarahkan pada saat meminang perempuan itu. Dengan menerapkan nilai-nilai pendidikan yang disampaikan oleh pihak lelaki dan pihak perempuan dengan penentuan syarat-syarat harus dipenuhi oleh pihak lelaki. Mereka harus dididik dengan nilai-nilai kebaikan, akhlak yang baik, karakter yang baik. Maka sudah selayaknya orang tua dapat mendidik anaknya sendiri dan menantunya agar menjadi orang baik menurut masyarakat dan menurut Allah SWT. Dalam memberi interpretasi makna pantun, maka peranan Universitas Sumatera Utara pendidikan sangat menentukan, karena pantun memberikan makna secara tersirat atau tidak langsung.

6.2.6 Kearifan Membentuk Kesejahteraan

Teks yang berhungan dengan kesejahteraan adalah: Panglimo sange jadi andalan Manyerang Balanda di tapi pasi Kok ado tuah di badan Kasik digenggam jadi baiduri Hujan turun rintik-rintik Tumbuh cendawan galang kaki Kami sarupo nasib sitolu itik Diaram ayam barulah jadi Ado kulik ado dakki Di ateh batang candawan tumbuh Salagi hidup banyak razakki Asal usaho basungguh-sunguh Dalam membentuk rumah tangga, sepasang suami istri pasti mempunyai tujuan menjadi keluarga yang sejahtera, keluarga sakinah dan mempunyai keturunan. Untuk mencapai kesejahteraan hidup dalam kelurga, haruslah mempunyai motivasi bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarga, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tertier. Semua kebutuhan itu harus menjadi tujuan hiudp sebuag keluarga. Hal ini dapat kita jumpai pada bait-bait pantun di atas. Bait pantun yang diucapkan pada saat penyerahan marapule mengatakan suami harus bekerja keras dan mempunyai motivasi yang tinggi, maka dapat dipastikan keluarga itu pasti akan berhasill dalam hidup. Apapun yang dilakukan dapat berhasil bila keduanya bekerja keras pantang menyerah, dan mempunyai motivasi yang tinggi Universitas Sumatera Utara Dalam meningkatkan kesejahteraan hidup ini harus dituntut kerja keras suami, karena bila suami tidak berusaha tidak mungkin dapat tercapai kesejahteraan. Untuk mencapai kesejahteraan suami harus dibantu oleh istri. Maka dalam kehidupan rumah tangga saling tolong-menolong agar mudah tercapai kesejahteraan hidup. .

6.2.7 Kearifan Musyawarah