135 Selanjutnya, merujuk pada akumulasi produksi untuk setiap jenis industri
akan diketahui jumlah bahan baku yang dibutuhkan oleh setiap aliran massa dari setiap jenis industri, dengan mempertimbangkan rendemen dari masing-masing
produk industri. Rendemen merupakan nilai persentasi yang menyatakan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk menghasilkan produk dari jenis industri
tertentu dalam berat tertentu.
Kebutuhan Bahan Baku
ak
= 1Produksi
ak
Rendemen
n
Dimana: Kebutuhan Bahan Baku
ak
= kg Rendemen
ak
No
= angka pecahan positif. Data dasar yang digunakan dalam penyusunan Sub-model Industri Agro-
Kompleks adalah seperti pada Tabel 6.5. Tabel 6.5. Data Dasar Industri Agro-Kompleks yang Digunakan dalam
Pemodelan
Peubah Data Dasar
Sumber Data Keterangan
Rendemen 1
Kompos 75
Data asumsi Terhadap feces, urine
dan darah ikan 2
Urine sapi 5 ltrekorhari
Suharyanto dan Rinaldy 2009
- 3
Air cuci kandang 25 ltrekorhari
Data asumsi -
4 Feces ternak sapi
10 kgekorhari Nugroho 2008
- 5
Feces ayam 0,01 kgekorhari
Suharyanto dan Rinaldy 2009
-
Dinamika yang terbentuk sebagai hasil integrasi berbagai elemen tersebut di atas direpresentasikan dalam Diagram alir Sub-Model Industri Agro-Kompleks
Gambar 6.15..
6.2.1.4. Sub-Model Pembangkit Listrik Sumber Energi Terbarukan
Sub-model Pembangkit Listrik Sumber Energi Terbarukan dibangun berdasarkan hasil kajian mengenai potensi sumber energi terbarukan dan
keterkaitan beberapa elemen. Struktur Sub-Model adalah seperti pada Gambar 6.16., sedangkan koefisien dan persamaan masing-masing disajikan dalam
Lampiran12. Dalam Sub-Model ini, pembangunan kedua jenis pembangkit listrik ini
dilakukan pada tahun ke-sebelas setelah kawasan industri dibangun. Dalam model yang dibangun, pentahapan tersebut dinyatakan dalam bentuk adanya
DELAYPPL.
136
Potensi sumber energi terbarukan terdiri atas tenaga angin dan radiasi matahari yang diprediksi secara kumulatif menggunakan data dasar rata-rata
tahunan menjadi tenaga alam, total produksi listrik, serta nilai produksi listrik. Data dasar yang digunakan dalam Sub-Model Pembangkit Listrik Energi
Terbarukan disajikan pada Tabel 6.6. Tabel 6.6. Data Dasar Sub-Model Pembangkit Listrik Sumber Energi Terbarukan
No Peubah
Data Dasar Sumber Data
Ket 1
Intensitas radiasi matahari wm
2
800 Rostyono, 1988
- 2
Konversi tenaga angin 4000 wknots
Rostyono, 1988 -
3 Simpul angin
5
1
Data asumsi -
4 Kecepatan angin rata-rata 19,85 knots
BPS Bitung 2008 -
5 Lama Penyinaran
64,5 BPS Bitung 2008
- Ket:
1
Tempat pemusatan angin yang berpotensi menggerakkan turbin
Sub-Model Sumber Energi Terbarukan dibangun berdasarkan persamaan matematik sebagai berikut:
TA = KAKTAJSA
Dimana: TA = Tenaga angin
KA = Kecepatan angin KTA = Konversi Tenaga Angin
JSA = Jumlah simpul angin
TM = LPIRM
Dimana: TM = Tenaga matahari
LP = Lama penyinaran IRM = Intensitas radiasi matahari
6.2.1.5. Sub-Model Limbah dan Bahan Ikutan
Sub-model Limbah dan Bahan Ikutan merupakan salah satu pokok perhatian di dalam MP-AEIP Bitung, karena tujuan dari model ini adalah untuk
meningkatkan nilai tambah dari bahan ikutan dan limbah dengan cara memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai ekonomis. Pemanfaatan
tersebut berpotensi menguntungkan dari sisi ekonomi dan dari sisi berkurangnya beban limbah yang harus diolah. Berkurangnya beban limbah yang harus diolah
berarti menurunkan biaya perlakuan terhadap limbah serta mengurangi biaya lingkungan dan sosial dari limbah cair industri.
137 Limbah dan Bahan Ikutan yang dihasilkan oleh semua jenis industri adalah:
limbah air cucian bahan baku serta alat dan mesin, darah ikan, darah ternak, urine, feces ternak, dan air pemasakan ikan. Bahan ikutan yang dihasilkan oleh
semua jenis industri adalah: air kelapa, tempurung kelapa, paring kelapa, kepala ikan, sirip, ekor, daging coklat, dan isi perut.
Dari keseluruhan limbah dan bahan ikutan tersebut di atas, hanya limbah air cucian bahan baku serta alat dan mesin saja yang belum diolah lebih lanjut
menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis. Di dalam AEIP Bitung, limbah air cucian ini dikumpulkan secara terpusat dan diolah di Pusat Pengolahan Limbah
Cair Terpusat, yang selanjutnya dibuang ke lingkungan atau dimanfaatkan oleh petani tambak ikan.
Sub-model Limbah dan Bahan Ikutan merupakan kesatuan yang utuh dengan sub-model lainnya. Parameter-parameter penyusun sub-model ini
adalah: 1. Limbah Padat Industri = Merupakan penjumlahan dari limbah padat semua
jenis industri. 2. Air Cucian Alat dan Mesin= Merupakan penjumlahan dari semua air cucian
alat dan mesin dari semua jenis industri 3. Limbah Cair Ikan= Merupakan hasil perkalian dari jumlah ikan segar yang
dibutuhkan dengan pemakaian air bersih dari industri perikanan laut. 4. Bahan Ikutan Air Kelapa= Merupakan hasil perkalian dari jumlah air kelapa
per butir kelapa segar dengan jumlah kelapa segar yang dibutuhkan. 5. Bahan Ikutan Industri Perikanan Laut= Merupakan hasil perkalian dari
kebutuhan bahan ikutan dengan rendemen bahan ikutan ikan. 6. Paring Kelapa= Merupakan hasil perkalian dari jumlah kelapa segar yang
dibutuhkan dengan rendemen paring kelapa dalam industri KPK. 7. Tempurung Kelapa= Merupakan perkalian antara jumlah kelapa segar yang
dibutuhkan dengan rendemen tempurung kelapa. 8. Limbah Cair Industri Total= Merupakan hasil penjumlahan dari limbah cair
industri kelapa, industri perikanan laut, dan industri agro-kompleks. Data dasar yang digunakan dalam Sub-Model Limbah dan Bahan Ikutan
disajikan pada Tabel 6.7.
138
Tabel 6.7. Data Dasar Sub-Model Limbah dan Bahan Ikutan
No Peubah
Data Dasar Sumber Data
Keterangan
1 Kandungan darah ikan
1 Data asumsi
Terhadap berat ikan segar
2 Konversi limbah padat
industri berbasis kelapa 5000kgm
Data asumsi
3
- 3
Konversi limbah padat industri berbasis
perikanan laut 1500kgm
Data asumsi
3
- 4
Konversi limbah padat industri agro-kompleks
1500kgm Data asumsi
3
- 5
Konversi ternak sapi potong ke ternak ayam
potong 50 ekor
ayam1 ekor sapi
Data asumsi Dari sisi tingkat
kesulitan pemotongan
ternak
6 Faktor air cucian Ind KPK
2 ltrkg kelapa Data asumsi
- 7
Faktor air cucian Ind lainnya
0.1 ltrkg bahan
-
Struktur Sub-Model Limbah dan Bahan Ikutan adalah seperti pada Gambar 6.18., sedangkan koefisien dan persamaan masing-masing disajikan dalam
Lampiran 12.
6.2.1.6. Penyerapan Tenaga Kerja