15 Misi KAPET Manado-Bitung antara lain adalah untuk merealisasikan
kawasan tersebut sebagai pusat industri agro dan industri manufaktur. Strategi yang digunakan untuk mencapai misi tersebut adalah wilayah Manado-Bitung
difokuskan untuk pengembangan industri skala menengah dan besar. Disamping itu, mengembangkan industri yang berorientasi bahan baku sehingga
dapat berkompetisi dengan wilayah lainnya di Indonesia KAPET Manado-Bitung 2007
. Di Koridor Bitung-Kema direncanakan untuk dibangun Kawasan Industri
pada satu hamparan lahan seluas 98 ha yang terletak di Kelurahan Tanjung Merah, Kecamatan Matuari. Status lahan adalah tanah Milik Negara. Lahan
tersebut merupakan lahan dengan topografi relatif datar dan subur, ditandai oleh pertumbuhan tanaman kelapa dan palawija yang produktif. Luasan lahan masih
mungkin untuk diperbesar hingga mencapai 512 hektar karena lahan disekitarnya saat ini masih dimanfaatkan sebagai kebun kelapa milik
masyarakat.
2.2.8. Peran Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan Kawasan Industri
Keberhasilan dari program penyebaran industri ke luar Pulau Jawa dapat
dicapai antara lain apabila terdapat koordinasi yang baik antara pemangku kepentingan. Secara rinci peran masing-masing pemangku kepentingan dalam
rangka persebaran industri dan pengembangan kawasan industri adalah seperti pada Tabel 2.4.
2.2.9. Lokasi Kawasan Industri
Bentuk lokasi industri yang paling sesuai untuk dikembangkan dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah lahan peruntukan industri dan kawasan
industri untuk industri skala menengah dan besar, sedangkan untuk industri kecilkerajinan adalah perkampungan industri kecil PIK Dirdjojuwono 2004.
Bagi industri menengah dan besar, pengembangan lokasi industri terjadi sejalan dengan permintaan lahan. Pada tahap awal, alokasi lahan akan berupa
peruntukan lahan industri. Apabila permintaan lahan bertambah maka peluang untuk membangun kawasan industri akan muncul.
Menurut Sagala 2004, peluang pengembangan kawasan industri di KabupatenKota dapat terealisasi apabila tingkat realisasi investasi di daerah
tersebut mencapai 6-10 buah per tahun. Suatu kawasan industri yang lengkap
16 dengan infrastrukturnya layak dikembangkan pada lahan seluas 20 ha dengan
waktu pengembalian 3 tahun atau dengan tingkat permintaan lahan 7-10 ha per tahun atau identik dengan pertumbuhan industri 5-7 buah per tahun REI
Indonesia. Bagi daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan investasi di bawah itu, kemungkinan pengembangan yang dapat dilakukan adalah dalam bentuk
lahan peruntukkan industri Sagala 2004.
2.2.10. Kawasan Ekonomi Khusus KEK
Penjelasan mengenai KEK di bawah ini diangkat dari UU No. 39 Tahun
2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus. KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Insentif yang diberikan adalah fasilitas PPh, pengurangan PBB
kepada penanam modal, dan fasilitas barang impor. Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat perkembangan daerah dan sebagai model
terobosan pengembangan kawasan untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan
pekerjaan. Kawasan tersebut dipersiapkan untuk memaksimalkan kegiatan industri,
ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi. KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan
daya saing internasional. Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhi kriteria: a sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak
berpotensi mengganggu kawasan lindung; b pemerintah provinsikabupaten kota yang bersangkutan mendukung KEK; c. terletak pada posisi yang dekat
dengan jalur perdagangan internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya
unggulan; dan d. mempunyai batas yang jelas. KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona, yaitu a pengolahan ekspor;
b logistik; c. industri; d. pengembangan teknologi; e. pariwisata; f. energi; danatau, g ekonomi lain.
17
2.3. Ekologi Industri 2.3.1. Pengertian Ekologi Industri