169
7.3.2. Percepatan Implementasi MP-AEIP Bitung
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mempercepat penerapan MP-AEIP Bitung, Provinsi Sulawesi Utara adalah:
1. Realisasi pembangunan Kawasan Industri KI di Kelurahan Tanjung Merah, Kota Bitung. Saat ini pada saat survei lapangan, rencana pembangunan
tersebut sudah sampai pada tahap Penyiapan Masterplan dan Studi AMDAL yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Industri,
Kementerian Perindustrian. Tahapan selanjutnya dari rencana tersebut akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan Pihak Pengembang. Pada tahapan
ini, peran aktif dari Pemerintah Daerah sangat krusial. Hal itu dapat dinyatakan dalam bentuk alokasi dana dalam APBD dan segenap daya dan
upaya untuk merealisasikan KI tersebut, melalui sosialisasi program. Langkah strategis yang perlu ditempuh Pemda adalah mewujudkan KI pada
lahan 98 ha terlebih dahulu, sehingga perluasan KI menjadi sekitar 512 ha akan menjadi relatif lebih mudah. Cara ideal untuk menyiapkan lahan
industri di wilayah ini, dengan tipikal adanya kelangkaan lahan, adalah dengan menyertakan pemilik lahan sebagai pemegang saham KI, seperti
yang diamanatkan oleh PP No. 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri. 2. Penetapan Kota Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus KEK, yang saat
ini sedang diperjuangkan di tingkat Pemerintah Pusat. Salah satu persyaratan bagi suatu wilayah untuk ditetapkan sebagai KEK adalah
tersedianya lahan seluas minimal 500 ha. Penetapan sebagai KEK akan memberi insentif yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan lahan
tersebut. 3. Peningkatan kesadaran lingkungan dari pelaku industri dan pemberian
tekanan untuk meningkatkan kinerja lingkungan KI baik dari Pemerintah maupun masyarakat. Juga, meningkatkan kerjasama antar industri secara
sukarela, yang saat ini tergolong masih rendah, yaitu 23,64 menjadi sekurang-kurangnya 42,3, sesuai dengan nilai median kerjasama antar
industri yang disarankan oleh Hardy dan Graedel 2002. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Li 2005 yang menulis bahwa konsep EIP
dapat membantu meningkatkan keuntungan kompetitif KI apabila kendala- kendala seperti kurangnya kesadaran lingkungan dari pelaku industri serta
lemahnya kerjasama antar industri dapat dihilangkan.
170 4. Fasilitasi oleh Badan Pemerintah yang sengaja dibentuk untuk itu. Badan
Pemerintah tersebut dapat diisi oleh para pakar dalam bidang pengembangan industri manufaktur, pelaku industri yang berpengalaman,
ahli hukum, dan tenaga ahli bidang lainnya yang relevan. Badan ini dapat bekerja sama secara harmonis dengan Perusahan Kawasan Industri atau
Perusahan Pengelola Kawasan Industri yang memiliki fungsi operasional di dalam kawasan industri.
5. Pemberian kesempatan dan insentif dari Perusahan Pengelola AEIP Bitung kepada tenan untuk bertindak seirama Ayres and Ayres 2002. Tindakan
seirama tersebut terdiri atas dua hal, yaitu: a Perencanaan Kawasan Industri KI yang merangsang kinerja lingkungan
yang lebih baik bagi KI secara keseluruhan. Ini menyangkut lay out fisik yang harmonis dengan bentang alam, perencanaan infrastruktur untuk
pengangkutan dan penyimpanan bahan kimia, pendirian bangunan- bangunan yang hemat energi, penyediaan sumber energi yang tepat
termasuk energi yang terbarukan, perencanaan posisi dari perusahan- perusahan yang memudahkan pertukaran kelebihan energi dan limbah,
pembangunan pusat daur ulang, dan menyisakan lahan kosong untuk habitat alami;
b Mempromosikan prosedur organisasi untuk memfasilitasi manajemen lingkungan yang lebih baik pada level pabrik, membangun mekanisme
untuk pertukaran kelebihan energi dan limbah, dan membangun sistem informasi dan komunikasi untuk perusahan sehingga mereka dapat
menemukan penyelesaian masalah lingkungan sendiri. Fasilitas ini dibangun untuk mempercepat terjadinya sinergi antara pabrik-pabrik,
didasarkan pada kerjasama sukarela bukan karena tekanan. Tanpa mekanisme tersebut maka pengaturan sinergi dan simbiotik akan lambat
terjadi. Percepatan adopsi MP-AEIP Bitung dapat digambarkan sebagai berikut Gambar 7.1..
171
Gambar 7.1. Percepatan adopsi konsep ekologi industri Ayres dan Ayres 2002. Gambar 7.1. menunjukkan keterkaitan antar perencanaan KI dengan
prosedur kawasan industri yang dapat menghasilkan kerjasama antar perusahan secara sukarela sehingga adopsi terhadap konsep ekologi industri dapat terjadi
bagi peningkatan kinerja lingkungan yang lebih baik bagi KI secara keseluruhan.
7.3.3. Rekruitmen Tenan