5 Aspek legal pengembangan industri manufaktur diatur dalam Peraturan
Pemerintah PP No. 242009 tentang Kawasan Industri. Salah satu poin penting dari PP tersebut adalah dorongan kepada industri manufaktur untuk
berlokasi di dalam Kawasan Industri. Potensi keuntungan teoritis dan pengalaman penerapannya di negara-
negara maju memunculkan tantangan untuk menerapkannya di negara-negara berkembang. Jawaban terhadap tantangan tersebut perlu dilandasi oleh kajian
komprehensif, cermat, dan mendalam terhadap faktor-faktor seperti dasar-dasar teoritis; batasan dan asumsi; situasi industri manufaktur terkait dengan kondisi
sosial, ekonomi, dan lingkungan; prinsip-prinsip ekologi industri, dan elemen- elemen penyusun model, yang merupakan arsitektur dari model.
Sintesis terhadap arsitektur model menggunakan peralatan analisis seperti ISM, AHP, dan Powersim menghasilkan Model Pengembangan AEIP Bitung.
Kerangka pemikiran penelitian yang berisi keterkaitan antara faktor-faktor di dalamnya adalah seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.1
.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkenaan dengan
pengembangan AEIP. Selain itu, output dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan dan atau
pemangku kepentingan lain dalam rangka pengembangan industri, antara lain melalui penerapan kebijakan pengembangan kawasan industri.
1.5. Novelty
Nilai kebaharuan penelitian ini terletak pada kajian komprehensif terhadap penyusunan Model Pengembangan AEIP Bitung, Provinsi Sulawesi Utara
melalui sintesis terhadap komponen-komponen penyusun arsitektur model.
6
Gambar 1.1.
Kerangka Penelitian
Keberlanjutan Industri
Ekologi Industri
Kawasan Industri
MP-AEIP Bitung Peralatan
Analisis Industri
Manufaktur Agro di Kota
Bitung
Rekomendasi Kebijakan
Peraturan Perundangan UU
No. 51985; PP 242009; UU 3929;
PERDA, dll
Implikasi Kebijakan Eco-Industrial Park
EIP Tantangan
Industri Abad XXI
Arsitektur Model
Dasar- dasar Teori
Prinsip-prinsip ekologi industri
Elemen Struktural
Batasan asumsi
Elemen Fungsional
Situasi Aktivitas Industri Agro
Tantangan Penerapan di
Negara-negara Berkembang
Sistem Produksi Industri Manufaktur
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsepsi Pembangunan Berkelanjutan
Komisi Lingkungan dan Pembangunan PBB Komisi Brudtland dalam
laporannya yang berjudul Our Common Future mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai “upaya untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini
tanpa mengorbankan kebutuhan generasi yang akan datang” Brundtland 1987. Namun, didalam definisi sederhana tersebut tidak secara eksplisit dicantumkan
kata pembangunan atau lingkungan. Upaya-upaya untuk mengembangkan definisi tersebut di atas terus
dilakukan. Pada Konferensi Dunia tentang Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2002 di Johanesburg, definisi pembangunan berkelanjutan memasukkan tiga
pilar, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan Kates et al 2005. Kates et al selanjutnya menulis bahwa walaupun definisi tersebut dengan cepat diadopsi,
tetapi tidak ada persetujuan menyeluruh tentang detail dari tiga pilar tersebut. Cara lain untuk mendefinisikan pembangunan berkelanjutan adalah
dengan melihat tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, United Nation General Assembly mengadopsi 60 tujuan yang ingin dicapai meliputi
kemerdekaan, pembangunan, lingkungan, hak-hak azasi manusia, kaum yang rentan, kelaparan, kaum miskin, Afrika, dan PBB Kates et al 2005.
Cara lainnya untuk mendefinisikan pembangunan berkelanjutan adalah dengan cara mengukurnya Kates et al 2005. Sebagai contoh, Commission on
Sustainable Development membangun 58 indikator pembangunan berkelanjut- an. Indikator-indikator tersebut berupa iklim, udara yang bersih, produktivitas
lahan, produktivitas lautan, air segar, dan biodiversiti. Disamping itu, mendefinisikan pembangunan berkelanjutan dapat
dilakukan melalui nilai yang mewakili atau yang mendukung model pembangunan tersebut Kates et al 2005. Deklarasi Millenium menyatakan
nilai-nilai fundamental yang penting bagi kerjasama dunia pada abad ke-21 adalah kebebasan, kesamaan hak, solidaritas, toleransi, penghormatan terhadap
alam, dan tanggung jawab bersama. Hal yang paling penting adalah mendefinisikan pembangunan
berkelanjutan ke dalam praktek Kates et al 2005. Praktek tersebut berupa mendefinisikan konsep, membangun tujuan-tujuan yang ingin dicapai,
membangun indikator, dan membangun sistem nilai. Ini meliputi membangun
8 gerakan sosial, kelembagaan organisasi, mengaitkan antara ilmu pembangunan
berkelanjutan dengan teknologi, dan menegosiasi kompromi antara mereka yang secara prinsip memperhatikan alam dan lingkungan, atau yang lebih
memperhatikan pembangunan ekonomi, dan yang lebih mendedikasikan diri untuk peningkatan kondisi kemasyarakatan.
2.2. Sektor Industri PengolahanManufaktur