Rangkuman Rencana Pembangunan Kawasan Industri di Kelurahan Tanjung Merah

93 Lokasi kawasan industri yang relatif dekat dengan fasilitas pendukung seperti pelabuhan akan meminimalisasi lalu lalang truk pengangkut dan hilir mudik pekerja sehingga dapat menurunkan emisi gas dan menciptakan keuntungan lainnya.

5.6.6. Rangkuman

Hasil evaluasi dengan menggunakan pendekatan Kerangka Kinerja Lingkungan “Environmental Performance Framework” Lowe 2001 menunjukkan bahwa elemen kinerja lingkungan, yaitu penggunaan energi, penggunaan air, ekosistem, dan lingkungan tetangga evaluasi terhadap emisi limbah cair dan limbah padat tidak dilakukan karena data pendukung belum tersedia mendukung pembangunan kawasan industri di rencana lokasidi Kelurahan Tanjung Merah yang telah ditetapkan Pemerintah Kota Bitung. Salah satu elemen kinerja lingkungan, yaitu penggunaan bahan bakusumberdaya tidak mendukung penetapan lokasi menjadi kawasan industri. Hal ini terkait dengan fakta bahwa pembangunan kawasan industri di lokasi dimaksud akan menyebabkan kehilangan lahan pertanian produktif dalam luasan yang cukup besar. Data di dalam Bitung Dalam Angka Tahun 2006 menunjukkan bahwa lahan datar 0-15 derajat di Kota Bitung hanya seluas 4,18 dari total areal Kota Bitung 304 km 2 Hal-hal yang mendukung penetapan lokasi sebagai kawasan industri adalah kedekatannya dengan Pelabuhan Samudera Bitung sehingga beban emisi gas buang ke udara oleh transportasi darat yang ditimbulkannya akan relatif kecil. Kedekatan lokasi juga meningkatkan efektifitas dan efisiensi lalu lalang pekerjapengguna kawasan industri. Walaupun lokasi kawasan industri dekat dengan pelabuhan dan permukiman, tetapi jaraknya cukup aman sehingga risiko yang dapat ditimbulkan terhadap masyarakat adalah minimal. Tiupan angin kencang memang berisiko merusak fasilitas kawasan industri dan berpotensi menggangu proses produksi, namun di lain pihak merupakan potensi pengembangan energi terbarukan. Jadi, walaupun ada elemen kinerja lingkungan yang tidak mendukung penetapan lokasi di Kelurahan Tanjung Merah , atau hanya sekitar 1.271 ha. Dengan demikian, terhadap total luasan lahan datar yang ada, persentasi rencana luasan lahan kawasan industri seluas 98 ha adalah sebesar 7,7, suatu persentasi yang relatif besar. 94 sebagai kawasan industri elemen penggunaan bahan bakusumberdaya, namun elemen kinerja lingkungan lainnya mendukung penetapan dimaksud. Kondisi aktual dari industri manufakturagro di Kota Bitung dapat diringkas sebagai berikut: 1 Walaupun secara umum kualitas lingkungan masih cukup baik namun ada permasalahan dalam hal lemahnya penegakan peraturan perundangan law enforcement, kecenderungan meningkatnya pencemaran industri terutama terhadap komponen tanah dan air permukaan serta masalah lingkungan sosial sebagai dampak dari alih fungsi lahan pertanian. 2 Rencana pengembangan Kawasan Industri Bitung di Kelurahan Tanjung Merah cukup layak dipandang dari segi Kerangka Kinerja Lingkungan. Namun, ada beberapa dampak yang perlu dikelola dengan baik agar kualitas lingkungan fisik, ekonomi, dan sosial dapat dipelihara. Permasalahan-permasalahan yang disebutkan di dalam ringkasan di atas perlu dikelola dengan baik agar aktivitas industri dapat diarahkan menuju ke tahapan industri yang berkelanjutan. Upaya pengelolaan tersebut dapat dilakukan melalui penerapan Model Pengembangan Agro-Eco-Industrial Park MP Agro-EIP.

5.7. Pola Keterkaitan Antar Industri