159
Pe nye r a pa n T e na ga Ke r j a
5 0 0 1 , 0 0 0
1 , 5 0 0 o ra n g
P e
n y
e ra
p a
n T
e n
a g
a K
e rj
a
Gambar 6.23. Grafik Penyerapan Tenaga Kerja MP AEIP Bitung
6.2.2.8. Nilai Produksi MP AEIP Bitung
Nilai Produksi MP AEIP Bitung diperlihatkan pada kolom 2 dari Tabel 6.30. Nilai produksi MP AEIP Bitung meningkat sejalan dengan bertambahnya tahun.
Bila dibandingkan maka peningkatan Nilai Produksi dari MP AEIP Bitung dan kuantitas pemanfaatan air kelapa, tempurung kelapaarang tempurung, paring,
feces dan urine ternak ayam dan sapi, dan darah ikan berkorelasi secara positif.
Tabel 6.30. Keterkaitan Nilai Produksi MP AEIP Bitung dengan Pemanfaatan Bahan Ikutan dan Limbah Industri
Tahun Nilai Produksi MP
AEIP Bitung Pemanfaat-
an Air Kelapa ltr
Pemanfaatan Arang
Tempurung kg
Pemanfaatan Paring
Kelapa kg Pemanfaatan
Feces dan Urine Ayam
dan Sapi kg
Pemanfaatan Darah Ikan
ltr 2010
2011 1.332.000.000
144.000 96.000
2012 2.709.593.000
288.000 192.000
2013 10.387.313.000
288.000 288.000
2014 49.903.833.000
432.000 384.000
2015 93.660.483.500
647.000 480.000
71.800 2016
140.525.523.500 1.151.000
240.000 576.000
215.600 2017
203.105.913.500 1.655.000
480.000 708.000
431.400 18.000
2018 265.948.946.500
2.446.200 720.000
935.000 719.200
36.000 2019
332.861.056.500 3.238.000
960.000 1.163.733
1.007.200 54.000
2020 400.681.865.044
4.317.400 1.200.000
1.391.733 1.295.200
72.000 2021
471.550.403.125 5.469.200
1.440.000 1.619.733
1.583.200 90.000
2022 542.427.480.707
6.908.400 1.680.000
1.847.733 1.871.200
108.000 2023
614.722.608.288 8.348.400
1.920.000 2.075.733
2.159.200 126.000
2024 825.617.565.870
10.075.600 2.160.000
2.339.633 2.447.200
161.950
160
VII. IMPLIKASI DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai Perancangan Model Pengembangan ”Agro-Eco-Industrial Park” MP-AEIP Bitung, Provinsi Sulawesi
Utara. Hasil yang diperoleh berupa diagram alir model dan simulasi terhadap variabel-variabel dominan dari model. Berdasarkan informasi yang diperoleh
tersebut, pada bab ini akan dibahas secara deskriptif implikasi dan rekomendasi kebijakan dalam rangka penerapan model.
7.1. Implikasi Kebijakan Penerapan MP-AEIP Bitung
Diasumsikan bahwa MP-AEIP Bitung merupakan pengembangan dari Kawasan Industri Bitung yang saat ini sedang dalam tahapan perencanaan.
Apabila industri yang akan dibangun di Kawasan Industri tersebut adalah industri berbasis perikanan laut dan kelapa maka dengan berdirinya MP-AEIP Bitung
kondisi kekurangan pasokan bahan baku kedua komoditas tersebut akan semakin besar. Tetapi, karena MP-AEIP Bitung merupakan pengembangan dari
Kawasan Industri tersebut maka dapat diasumsikan bahwa hal itu tidak akan memperparah kondisi pasokan bahan baku.
MP-AEIP Bitung, Provinsi Sulawesi Utara yang terdiri atas sub-model industri berbasis perikanan laut, sub-model industri berbasis kelapa, sub-model
industri berbasis agro-kompleks, sub-model pembangkit listrik sumber energi terbarukan, dan sub-model limbah dan bahan ikutan, dibangun dalam rangka
memberikan gambaran tentang prospek pengembangan industri agro dalam kerangka ekologi-industri, yaitu suatu konsep yang mengintegrasikan aspek
ekonomi, ekologi dan sosial dalam pengembangan industri. Model ini dibangun dengan tujuan untuk memperlihatkan potensinya dalam rangka menurunkan
limbah industri dan meningkatkan penggunaan bahan ikutan. Hasil kajian terhadap Sub-Model Industri Berbasis Perikanan Laut
menunjukkan bahwa dengan dibangunnya 3tiga unit industri besar dan 14 unit industri menengah dan kecil berbasis perikanan laut maka kekurangan pasokan
bahan baku ikan segar di Provinsi Sulawesi Utara akan menjadi ±240.000 sd 297.000 ton per tahun. Jumlah ini terbilang sangat besar, namun kontribusi yang
diberikan oleh MP-AEIP Bitung pada kondisi tersebut relatif kecil, yaitu sekitar ±13,60 persen
.
Data di atas menunjukkan bahwa selama ini sebagian besar kebutuhan bahan baku perikanan laut dipasok dari luar provinsi.