47
3.5.1. Evaluasi Kondisi Aktual dari Aktivitas Industri Agro
A. Kinerja Industri Agro
Untuk mengevaluasi kinerja industri di Kota Bitung digunakan metode FaST facility synergy tool. Output dari analisis FaST adalah profil database
industri. Metode FaST dirumuskan oleh Industrial Economics, Inc., Cambridge, MA 1998 Anonim 1998 untuk perencanaan EIP, yang memberikan informasi
Tabel 3.2. Parameter, Data, Variabel, dan Jenis Data Penelitian
No Parameter Data
Variabel Jenis Data
1 Lingkungan
Limbah industri Limbah cair
Primersekunder Limbah padat
Primersekunder Bahan ikutan industri
by-products Kepala, sirip, ekor, dan isi perut
ikan Primersekunder
Air kelapa Primersekunder
Sabut dan tempurung kelapa Primersekunder
Paring kelapa Primersekunder
Bungkil kelapa Primersekunder
Iklim Curah hujan
Sekunder Kecepatan angin
Sekunder Lama penyinaran
Sekunder Status Kualitas
LingkunganIsu Pokok Lingkungan Hidup
Sampah kota Primersekunder
Pencemaran air permukaan Primersekunder
Pencemaran tanah Sekunder
Konversi lahan Sekunder
Erosi tanah dan degradasi lahan Sekunder
2 Ekonomi
Industri manufaktur Perkembangan perusahan industri
Sekunder Perkembangan tenaga kerja
Sekunder Perkembangan nilai produksi
Sekunder Investasi
Sekunder Pertumbuhan ekonomi
dan struktur perekonomian
Pertumbuhan ekonomi, kontribusi beberapa sektor dalam PDRB
Sekunder Penggunaan lahan
Permintaan dan penawaran lahan Sekunder
Ketenagakerjaan Angkatan kerja
Sekunder Penyerapan tenaga kerja
Sekunder Prasarana
Jalan Sekunder
Listrik Sekunder
Air Minum Sekunder
Perhubungan laut Sekunder
Pertanian Tanaman pangan dan perkebunan
Sekunder Perikanan
PrimerSekunder 3
Sosial Hubungan sosial
antara industri dan masyarakat sekitar
Persepsi pemangku kepentingan terhadap aktivitas industri
agromanufaktur Primersekunder
Program-program pengembangan masyarakat
Kebijakan dan regulasi pemerintah
Peraturan dan kebijakan terkait pengembangan industri dan atau
kawasan industri Primersekunder
Kelembagaan Kelembagaan terkait
pengembangan KIAEIP Primersekunder
4 Ekosistem
industri Pola keterkaitan antar
Industri agro dan industri terkait
Jumlah kerjasama pemanfaatan limbah industri dan atau by-
products Primersekunder
5 Faktor-
faktor penentu
pengem- bangan
AEIP Elemen-elemen yang
terkait dengan pengembangan AEIP
Hubungan kontekstual antar elemen dari tujuan dari program; kendala
utama dari program. Primer
48
dasar utama yang diperlukan untuk merencanakan AEIP, dalam bentuk profil database industri yang menggambarkan input dan output dari setiap fasilitas
yang dapat dilibatkan dalam AEIP. Berikut diberikan ilustrasi tentang profil database yang akan dihasilkan Gambar 3.8.. Profil database industri yang
akan dikaji akan terdiri atas satu profil industri untuk setiap jenis industri yang terdapat di Kota Bitung.
Situasi aktivitas industri di Kota Bitung meliputi semua data seperti yang tercantum pada “Kolom Data” dari Tabel 3.2. Faktor-faktor tersebut selanjutnya
dikelompokkan menurut pengelompokan kekuatan S, kelemahan W, kesempatan O, dan ancaman T.
Selanjutnya dilakukan identifikasi untuk mengetahui prinsip-prinsip ekologi industri dari aktivitas industri agro di Kota Bitung. Salah satu contoh dari prinsip-
prinsip ekologi industri adalah pola keterkaian antara industri dalam pemanfaatan by-products secara bersama dan dengan terencana. Untuk
mengukur keterkaitan tersebut digunakan “connectance value” C Hardy dan Graedel 2002.
Gambar 3.8. Ilustrasi Profil Industri Diagram Aliran Materi Tahunan Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, dan juga dengan menggunakan
informasi database dari profil industri yang telah diperoleh sebelumnya, dibuat bagan alir pola keterkaitan antar industri agro.
Profil industri: Diagram aliran materi tahunan
Kebutuhan Kebutuhan energi air
Input materi Produk
Output non-produk
Industri X
49
B. Analisis Persepsi Pemangku Kepentingan terhadap Aktivitas Industri AgroManufaktur dan Rencana Pembangunan Kawasan Industri
Untuk mengetahui persepsi pemangku kepentingan terhadap aktivitas industri dan rencana pembangunan kawasan industri di Kota Bitung, dilakukan
pengukuran dengan menggunakan Skala Likert Sugiyono 2006. Pengukuran dilakukan terhadap beberapa objek persepsi, yaitu manfaat langsung atau
manfaat tidak langsung, pengaruh terhadap kenyamanan hidup; dan tingkat persetujuan terhadap rencana pembangunan kawasan industri di Kota Bitung.
Untuk keperluan analisis kuantitatif maka jawaban pemangku kepentingan terhadap objek persepsi akan diberikan skor. Dengan mengalikan jumlah
responden yang memilih skala tertentu maka akan diketahui posisi persepsi pemangku kepentingan terhadap objek persepsi yang dipertanyakan.
C. Analisis Pola Keterkaitan Antar Industri
Analisis pola keterkaitan antar industri dilakukan untuk mengetahui prinsip- prinsip ekologi industri yang telah berkembang pada aktivitas industri di Kota
Bitung. Salah satu contoh dari prinsip-prinsip ekologi industri adalah pola keterkaian antara industri dalam pemanfaatan by-products dan limbah industri
secara bersama dan dengan terencana. Untuk mengukur keterkaitan tersebut digunakan “connectance value” C Hardy dan Graedel 2002.
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, dan juga dengan menggunakan informasi database dari profil industri yang telah diperoleh sebelumnya, dibuat
bagan alir pola keterkaitan antar industri yang telah berkembang dan yang potensial dikembangkan. Identifikasi pola keterkaitan yang potensial
dikembangkan akan dilakukan dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya wilayah, trend investasi dan permintaan, regulasi, teknologi, dan lainnya.
3.5.2. Program Pengembangan MP-AEIP