83 Presentasi Laporan Akhir Rencana Pembangunan Kawasan Industri di Kota
Bitung dan Persiapan Penyusunan AMDAL Kawasan Industri di Kota Bitung.
5.6.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Kawasan Industri
Secara garis besar, yang melatarbelakangi rencana pembangunan kawasan industri di Kota Bitung adalah faktor-faktor skala global dan nasional;
dan skala regional BPPIP Depperin 2009. Faktor-faktor dalam skala global dan nasional adalah persaingan sektor
industri yang semakin ketat di era globalisasi dan liberalisasi ekonomi; dan visi pembangunan industri nasional “Pada tahun 2020, Indonesia menjadi sebuah
Negara Industri Maju Baru.” Tantangan yang dihadapi, baik di tingkat pusat maupun daerah, adalah
tidak tersedianya instrumen pembangunan bagi investor; tidak optimalnya pemanfaatan SDA akibat infrastruktur yang kurang efisien, sumberdaya manusia
yang belum memadai dan iklim usaha yang kurang baik; dampak pembangunan belum cukup memadai untuk mengatasi kesenjangan kesejahteraan wilayah;
dan perlunya upaya pengembangan kawasan industri yang berbasis kompetensi inti daerah sebagai upaya percepatan pembangunan ekonomi daerah.
Faktor-faktor dalam skala regional adalah penetapan kawasan industri di Tanjung Merah, Kota Bitung sejak tahun 1989 RIK Bitung 1989; RUTR Kota
Bitung 1992; KAPET Manado-Bitung 1996; RTRW Kota Bitung 2000; potensi sumber daya laut dan kesesuaian pengembangan kelapa di Sulawesi Utara
untuk peningkatan PAD; geoposisi Sulawesi Utara dan Kota Bitung yang berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik; adanya usulan penetapan
Kawasan Ekonomi Khusus KEK di Kota Bitung; dan belum adanya instrumen pembangunan yang lebih operasional bagi investor terkait dengan
pengembangan kawasan industri. Rencana pembangunan Kawasan Industri di Kota Bitung terletak pada satu
hamparan lahan seluas 98 ha sebagai lokasi Kawasan Industri. Status lahan adalah tanah Milik Negara yang terletak di Kelurahan Tanjung Merah,
Kecamatan Matuari. Lahan tersebut merupakan lahan dengan topografi relatif datar dan subur, ditandai oleh pertumbuhan tanaman kelapa dan palawija yang
produktif. Luasan lahan masih mungkin untuk diperluas hingga mencapai 512 hektar karena lahan disekitarnya masih dimanfaatkan sebagai kebun kelapa
milik masyarakat.
84
5.6.2. Faktor-faktor Pendukung Pembangunan Kawasan Industri