Ekologi Industri dan Klaster Industri Ekologi Industri dan Produksi Bersih

22 untuk yang lainnya. Sebagai contoh, ekses dari fasilitas generator listrik dapat digunakan sebagai input oleh industri sement portland Gambar 2.3.. Peck selanjutnya menyatakan bahwa untuk mencapai level prasarana ekologi industri, diperlukan adanya kemajuan teknologi. Empat generasi teknologi lingkungan telah diidentifikasi, yaitu: remediasi, penanganan, pencegahan pencemaran, dan teknologi berkelanjutan Tabel 2.5.. Gambar 2.3. Ekosistem industri di Kalundborg, Denmark Peck 1996.

2.3.4. Ekologi Industri dan Klaster Industri

Desrochers 2001 menyebutkan klaster industri sebagai salah satu sebutan lain dari konsep eco-industrial parks EIPs. Namun, berdasarkan content analysis dari definisi-definisi klaster industri maupun ekologi industri di atas dapat disimpulkan bahwa kedua konsep bukan merupakan konsep yang sama. Selanjutnya, merujuk pada definisi yang digunakan oleh Departemen Perindustrian RI, maka dapat disimpulkan bahwa EIP dapat merupakan bagian dari klaster industri. Hal ini karena, dari segi luasan areal, satu klaster industri dapat meliputi beberapa kota yang terfragmentasi dengan cakupan wilayah yang sangat luas; sedangkan EIP dipersyaratkan sebagai hamparan lahan yang kompak dengan luasan minimal 20 ha atau lebih. Disamping itu, dalam konsepsi 23 klaster industri tercakup institusi seperti perbankan atau institusi terkait lainnya yang bukan merupakan bagian dari industri manufaktur. Dengan demikian, penelitian ini berangkat dari argumentasi bahwa konsep klaster industri dan ekologi industri bukan merupakan konsep yang sama tetapi saling menunjang, dimana ekologi industri sebagai suatu metode yang dapat memperkuat atau menunjang pendekatan klaster industri. Yang disebut terakhir merupakan pendekatan yang sedang digunakan oleh Departemen Perindustrian dalam pengembangan industri pengolahanmanufaktur nasional.

2.3.5. Ekologi Industri dan Produksi Bersih

Produksi bersih clean atau cleaner production adalah suatu pendekatan manajemen lingkungan yang bertujuan untuk merangsang proses, produk dan jasa baru yang lebih bersih dan lebih efisien dalam penggunaan sumberdaya. Konsep ini memberi tekanan pada pendekatan pencegahan dan memperhatikan dampak yang ditimbulkan pada seluruh siklus hidup dari produk dan jasa Jackson dalam Ayres and Ayres 2002. Ada resonansi yang jelas antara ekologi industri dan produksi bersih. Keduanya dimotivasi oleh perhatian terhadap dampak lingkungan yang semakin meningkat dari sistem ekonomi industri. Keduanya muncul pada saat yang hampir bersamaan sebagai hasil dari proses evolusi manajemen lingkungan. Survei terhadap literatur menegaskan adanya tumpang tindih antara kedua model tersebut. Produksi bersih mengklaim bahwa ekologi industri merupakan bagian dari model tersebut. Penekanan yang diberikan oleh produksi bersih seperti yang terdapat dalam program United Nation Environmental Program, UNEP terletak pada teknologi proses, seperti pencegahan pencemaran dan minimalisasi limbah Jackson dalam Perbedaan akan jelas apabila melihat interpretasi yang sempit dari kedua konsep. Sementara kedua konsep menekankan pada efisiensi material, produksi bersih memberi peran yang setara pada reduksi bahan beracun berbahaya B3 melalui substitusi, dengan menyarankan pengurangan atau Ayres and Ayres 2002. Di lain pihak, ekologi industri memberi perhatian pada penggunaan atau penggunaan kembali limbah yang dihasilkan oleh satu industri untuk digunakan sebagai input bagi industri lainnya. Tujuan dari ekologi industri adalah untuk mengurangi dampak sistem industri terhadap lingkungan atau untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Di bawah definisi yang luas ini, kedua model sangat mirip. 24 pelarangan penggunanaan beberapa bahan toksik. Selanjutnya, produksi bersih diasumsikan dilakukan secara mandiri oleh industri secara individual. Ekologi industri lebih menekankan pada hubungan yang lebih kuat antara industri, dan karenanya memerlukan kerangka kerjasama yang erat diantara para pelaku. Produksi bersih telah mendapatkan peran khusus di dalam sistem regulasi. Di lain pihak, ekologi industri tidak sedang diarahkan oleh inisiatif regulasi, tapi beroperasi dengan dasar kerjasama industri, yang terutama dipicu oleh keuntungan ekonomis dari penggunaan kembali sumberdaya. Kedua konsep dapat saling belajar dari satu sama lain. Sebagai contoh, ekologi industri dapat belajar dari produksi bersih tentang pentingnya kerangka “substitusi.” Di lain pihak, bergantung sepenuhnya pada strategi pencegahan pencemaran secara individual sepertinya tidak akan mengarahkan pada efisiensi material atau dematerialisasi pada sistem yang luas atau level makro ekonomi. Jadi, produksi bersih dapat belajar dari ekologi industri tentang pentingnya hubungan kerjasama antara industri untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Kedua konsep berargumen memberikan strategi operasional untuk pembangunan berkelanjutan. Namun yang penting adalah bagaimana membangun dan mengoperasionalkan konsep masing-masing untuk mencapai tujuan tersebut.

2.3.6. Eco-Industrial Parks EIPs