Keragaan Umum Model Desentralisasi Fiskal Sumatera Utara

VI. HASIL ESTIMASI MODEL DESENTRALISASI FISKAL

SUMATERA UTARA Setelah dilakukan respesifikasi berulang kali terhadap model ekonometerika “normatif” Desentralisasi Fiskal Sumateara Utara sebagaimana dipaparkan pada Bab Metodologi Penelitian, maka diperoleh hasil estimasi sebagaimana terdapat pada bagian ini. Hasil estimasi yang diperoleh adalah yang dianggab terbaik dan telah memenuhi kriteria ekonomi, kriteria statistik dan kriteria ekonometrika secara berarti. Secara faktual hasil estimasi model yang dianggab terbaik tidak sama persis dengan model normatifnya. Peubah bebas yang secara normatif dianggab berpengaruh terhadap peubah tak bebasnya terpaksa diamputasi jika itu menjadi pilihan terakhir untuk memperbaiki kriteria ekonomi, statisitik dan ekonometrikanya secara berarti meaningfull.

6.1. Keragaan Umum Model Desentralisasi Fiskal Sumatera Utara

Menurut hasil pendugaan model dengan metoda 2SLS persamaan- persamaan perilaku memiliki nilai koefsien determinasi R 2 yang cukup besar 0.65, kecuali persamaan Investasi yang nilai R 2 berkisar antara 0.23 Tabel 32. Nilai-nilai F-hitung pada semua persamaan bernilai lebih besar dari 13.00. Berarti mayoritas peubah penjelas mempunyai hubungan yang cukup tinggi terhadap peubah endogennya. Secara bersama-sama semua variabel penjelas dapat menjelaskan variabel endogennya secara signifikan, yang ditunjukkan oleh nilai Prob F seluruh persaman adalah 0.0001. 146 Tabel 32. Keragaan Umum Model Desentralisasi Fiskal Desentralisasi Sumut No Peubah R² R Adj Fhitung Prob F Dw 1 TAXDA Pajak Daerah 0.6242 0.6190 120.167 0.0001 0.467 2 RETRIB Retribusi Daerah 0.7790 0.7749 190.357 0.0001 1.651 3 DAU Dana Alokasi Umum 0.9765 0.9758 1266.835 0.0001 1.435 4 BHP Bagi Hasil Pajak 0.8051 0.8025 298.887 0.0001 2.139 5 RUEXP Pengeluatan Rutin 0.9790 0.9786 2515.800 0.0001 0.930 6 DEVEXP Peng.Pembangunan 0.9040 0.9013 335.858 0.0001 2.159 7 INFRAS Pembangunan Infrastruktur 0.6517 0.6453 101.053 0.0001 0.649 8 INVDA Investasi di Daerah 0.2356 0.2178 13.254 0.0001 2.008 9 PDRB Prod.Dom.Regional Bruto 0.7464 0.7417 158.916 0.0001 0.338 10 BKERJA Kesempatan Kerja 0.7761 0.7719 187.144 0.0001 0.441 11 INFLADA Tingkat Inflasi 0.9712 0.9707 1821.951 0.0001 2.265 Persamaan Pajak Daerah TAXDA, Pengeluaran Rutin RUEXP, Pembangunan Infrastruktur INFRAS dan persamaan Kesempatan Kerja secara ekonometrika kurang memuaskan unsatisfactory, yaitu ditemukan masalah autokorelasi. Memang masalah autokorelasi seperti ini sering dijumpai dalam penelitian bidang ekonomi, karena variabel-variabel ekonomi biasanya memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Namun karena model yang dibangun ini adalah model ekonomi dan untuk kepentingan ekonomi, maka persyaratan kriteria ekonomi menjadi prioritas dibandingkan persyaratan statistik dan ekonometrika. 7 Persamaan Bagi Hasil Pajak BHP, Pengeluaran Pembangunan DEVEXP dan persamaan Inflasi INFLADA secara statistik maupun secara ekonometrika satisfactory. Sedangkan persamaan Investasi INVDA secara statistik R 2 tidak memuaskan not satisfactory, namun satisfactory secara ekonometrika DW 2.008, sehingga daya prediksinya lemah. Hal ini tidaklah mengherankan karena karakter investasi itu sendiri memang sulit ditebak arah pergerakannya, 6.2. Kinerja Fiskal Daerah 6.2.1. Pajak Daerah TAXDA