3. Mengevaluasi dampak kebijakan desentralisasi fiskal terhadap kinerja fiskal
dan Perekonomian Daerah kabupaten dan kota di Sumatera Utara tahun 1990- 2003.
4. Meramalkan dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian
kabupaten dan kota di Sumatera Utara tahun 2006-2008 .
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Data yang digunakan adalah Panel Data pooled data 1990-2003 dengan wilayah penelitian adalah seluruh kabupatenkota yang ada di Sumatera Utara.
Saat ini ada 24 Kabupaten kota di Sumatera Utara Tabel 2. Tabel 2. Dua puluh empat Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara
Tahun 2004 Kabupaten
Induk Kabupaten
Baru Kota
1 Nias 1 Nias
1 Sibolga 2
Nias Selatan 2
T. Balai 2
Tap. Selatan 3
Tap. Selatan 3
P. Siantar 4
Mand. Natal 4
T. Tinggi 3 Tap.
Tengah 5 Tap.Tengah 5 Medan
4 Tap. Utara
6 Tap. Utara
6 Binjai
7 Toba Samosir
7 P. Sidimpuan
8 Humbang. H
5 Asahan 9 Asahan
6 Labuhan Batu
10 Labuhan Batu
7 Deli Serdang
11 Deli Serdang
12 Serdang Bed
8 Simalungun 13 Simalungun
9 Karo 14 Karo
10 Dairi 15 Dairi
16 Pakpak Bharat
11 Langkat 17 Langkat
Sumber: Sumatera Utara Dalam Angka 2004 diolah
Dua diantaranya adalah kabupaten hasil pemekaran tahun 1998 yang lalu, yakni Kabupaten Mandailing Natal sebagai pemekaran dari Kabupaten Tapanuli
Selatan, dan Kabupaten Toba Samosir sebagai pemekaran dari Tapanuli Utara. Tiga kabupaten adalah hasil pemekaran pada tahun 2003, yaitu Kabupaten Nias
Selatan sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Nias, Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir, dan
Kabupaten Pakpak Bharat adalah hasil pemekaran dari Kabupaten Dairi. Tahun 2004 Kabupaten Deli Serdang dimekarkan menjadi Kabupaten Deli Serdang dan
kabupaten Serdang Bedagei. Padang Sidempuan menjadi kota otonomi sejak tahun 2004.
Namun dalam penelitian ini kabupatenkota dikelompokkan menjadi ”hanya” 17 kabupatenkota, untuk menyesuaikan kondisi objektif hingga pada
tahun 1990. Oleh sebab itu, seluruh kabupatenkota yang dimekarkan sesudah tahun 1990 akan ”digabung” dengan kabupaten ”induknya”. Kabupaten
Mandailing Natal digabung kedalam Kabupaten Tapanuli Selatan . Kabupaten Toba Samosir dan Humbang Hasundutan digabung kedalam Tapanuli Utara.
Kabupaten Nias Selatan digabung dengan Kabupaten Nias, dan Kabupaten Pakpak Bharat digabung dengan Kabupaten Dairi, Serdang Bedagei digabung
dengan Deli Serdang, Kota Padang Sidempuan digabung dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Penelitian lebih pada menganalisis implikasi ekonomi dari kebijakan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi, stabilitas ekonomi dan
distribusi pendapatan di Sumatera Utara. Implikasi sosial maupun politik yang
mungkin muncul , serta perubahan perilaku pemerintah daerah dan masyarakat berada di luar jangkauan penelitian ini.
Kinerja fiskal dilihat dari fluktuasi penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, perubahan alokasi anggaran pembangunan maupun rutin
ditingkat provinsi maupun tingkat kabupatenkota. PDRB selama periode penelitian digunakan sebagai indikator untuk
kinerja perekonomian. Stabilitas ekonomi dilihat dari fluktuasi tingkat harga dan kesempatan kerja. Laju perubahan tingkat harga merupakan indikator laju inflasi.
Jumlah orang yang bekerja digunakan sebagai indikator kesempatan kerja. Distribusi pendapatan dilihat dari perbedaan relatif PDRB per kapita antar
kabupaten dan kota selama periode penelitian. Koefisien variasi coeficient variation
digunakan sebagai indikator tingkat distribusi pendapatan antara kabupaten dan kota.
Diduga dampak desentralisasi fiskal terhadap perekonomian akan berbeda antar daerah karena respon dan kesiapan antar daerah berbeda kemampuan
menghimpun PAD dan ketersediaan sumberdaya manusia. Analisis juga akan melihat perbedaan dampak kebijakan desentralisiasi fiskal terhadap kinerja
fiskal, PDRB, stabilitas ekonomi, dan distribusi pendapatan antar Daerah Kabupaten dan Daerah kota,
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut; 1. Dapat melihat dampak dari kebijakan desentralisasi fiskal terhadap
perekonomian daerah khususnya kabupaten dan kota se Sumatera Utara, saat
ini dan masa mendatang 2.
Masukan bagi Pemda Sumatera Utara , dan pemerintah pusat dalam Kebijakan Makroekonominya, khususnya mengenai implemetasi otonomi daerah
3. Sumbangan akademis dalam penelitian khususnya bidang desentralisasi fiskal
Di Indonesia
1.6. Keterbatasan Penelitian