Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Bukan Pajak

2.3.2.2.1. Bagi Hasil Pajak

Penerimaan Pajak yang dibagi kepada pemerintah daerah adalah 1 Pajak Bumi dan Bangunan PBB dan 2 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB. Penerimaan negara dari PBB dibagikan kepada daerah 90 dan sisanya 10 dibagikan untuk pemerintah pusat. Bagian daerah yang 90 diberikan 16.2 untuk pemerintah provinsi, 64.8 kepada pemerintah kabupetnkota, sedangkan 9 adalah sebagai biaya pemungutan pajak tersebut. Penerimaan negara dari BPHTB, dibagikan kepada pemerintah pusat 20, dan pemerintah daerah mendapat bagian 80, dengan rincian 16 untuk pemerintah provinsi, 64 untuk kabupatenkota. Selain kedua pajak yang disebut diatas, jenis pajak yang dibagi antara pemerintah provinsi dan kabupatenkota adalah Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor. Pemerintah provinsi mendapatkan bagian 10 dan 90 untuk pemerintah kabupatenkota. Tata cara pembagian diantara kabupatenkota adalah panjang jalan yang dimiliki masing-masing pemerintah daerah. Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor dipungut oleh pemerintah provinsi. Pajak Penerimaan Perseorangan diberikan 80 untuk pemerintah pusat dan sisanya 20 adalah bagian pemerintah daerah

2.3.2.2.2. Bagi Hasil Bukan Pajak

Penerimaan negara bukan pajak yang dibagikan kepada pemerintah daerah adalah penerimaan negara bukan pajak dari sumber daya alam. Karenanya jenis penerimaan ini disebut juga Bagi Hasil Sumber Daya Alam BHSDA. Bagi Hasil Sumber Daya Alam terdiri dari 1 minyak bumi, 2 gas alam, 3 kehutanan, 4 pertambangan umum dan 5 perikanan Sebelum UU No.25 Tahun 1999 Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari minyak bumi dan gas alam tidak dibagikan. Sejak implementasi desentralisasi fiskal dibagikan dengan rincian 85 untuk pemerintah pusat dan 15 untuk pemerintah daerah. Bagian pemerintah daerah dibagikan 3 untuk pemerintah provinsi, 6 untuk kabupatenkota penghasil, sisanya 6 untuk kabupatenkota lain dalam provinsi tersebut Lihat kembali Tabel 4. Bagi hasil gas alam menjadi 70 untuk pemerintah pusat dan 30 untuk pemerintah daerah, dengan rincian 6 untuk provinsi, 12 untuk kabupatenkota dan 12 untuk kabupatenkota lainnya dalam provinsi. Penerimaan negara dari pertambangan umum dibagikan 20 untuk pemerintah pusat dan 80 untuk daerah, dengan rincian 16 untuk provinsi, 64 untuk daerah tingkat II. Penerimaan negara yang berasal dari sektor kehutanan adalah 1 royalty yaitu dari PSDH Provisi Sumber Daya Hutan dan 2 Landrent yang bersifat license fee yaitu IHPH Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan 3 Dana Reboisasi. Menurut UU No.25 tahun 1999, PSDH dan IHPH termasuk dalam penerimaan dari Sumber Daya Alam yang dibagikan kepada daerah, sedangkan dana reboisasi disalurkan kepada daerah dengan mekanisme DAK Dana Alokasi Khusus. Setelah desentralisasi fiskal bagi hasil dari IHPH berubah. Tadinya dibagikan kepada pemerintah pusat 30 dan pemerintah daerah 70, berubah menjadi 20 pusat dan 80 untuk pemerintah daerah. Bagi hasil IHHPSDH yang tadinya pemerintah pusat mendapat bagian 55 dan daerah 45, dengan rincian 30 untuk provinsi dan 15 untuk kabupatenkota, berubah menjadi 20 untuk pusat dan 80 untuk daerah. Sebelum UU No.25 Tahun 1999 penerimaan negara dari sektor perikanan tidak dibagikan. Namun sejak desentralisasi fiskal penerimaan tersebut dibagikan dengan rincian 20 untuk pemerintah pusat dan 80 dibagiratakan kepada seluruh kabupatenkota se Indonesia.

2.3.2.2. DAK Dana Alokasi Khusus