kurang dari 1 jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Artinya secara keseluruhan masyarakat lebih sejahtera.
8.2.4. Skenario 4: Peramalan Dampak Peningkatan Retribusi 15 dan
Pengeluaran Pemerintah 0.48 Terhadap Kinera Fiskal dan Perekonomian Daerah
Temuan penelitian menunjukkan bahwa bila Retribusi dinaikkan rata-rata
15 dan seluruhnya disuntikkan kembali kedalam perekonomian dalam bentuk Pengeluaran Pemerintah 0.48 maka PAD meningkat masing-masing 6.08 di
kabupaten dan 8.18 di kota. Fiskal gap seiring dengan peningkatan Pengeluaran Pemerintah di kedua daerah penelitian.
Skenario 4 dapat meningkatkan investasi 4.08 di kabupaten dan 3.06 di kota dan Pembangunan Infrastruktur masing-masing diatas 4.00 di
kabupaten maupun di kota Tabel 72. Tabel 72 . Dampak Peningkatan Retribusi 15 dan Pengeluaran Pemerintah
0.48 Terhadap Kinera Fiskal dan Perekonomian Daerah No Peubah
Endogen Wilayah
Kab Kota 1
Pajak Daerah TAXDA -0.45
-2.3 2 Retribusi
RETRIB 15.00 15.00
3 Pendapatan Asli Daerah PAD
8.82 8.08
4 Dana Alokasi Umum DAU
0.08 0.09
5 Bagi Hasil Pajak BHP
-0.08 -0.03
6 Penerimaan Pemerintah
TGREV 2.03 2.05
7 Fiskal gap FISGAP
10.54 11.15
8 Pengeluaran Rutin
RUEXP 0.48 0.48
9 Pengeluaran Pembangunan DEVEXP
0.48 0.48
10 Pengeluaran Pemerintah
TGEXP 0.48 0.48
11 Investasi INVDA
4.08 3.06 12
Pembangunan Infrastruktur INFRAS 4.35
5.05 13
Produk Domestik Regional Bruto PDRB 4.08
4.78 14
Kesempatan Kerja BKERJA 2.68
2.87 15
Tingkat Inflasi INFLADA 0.05
0.22 16
Distribusi Pendapatan DISTRIB -1.83
-1.12
Skenario 4 dapat memperbaiki Kinerja Perekonomian secara keseluruhan. Produk Domestik Regional Bruto bertumbuh masing-masing diatas 4.00.
Kesempatan Kerja bertambah masing-masing diatas 2.50 . Distrubusi Pendapatan membaik dengan laju masing-masing -1.83 di kabupaten dan -
1.12 di kota. Inflasi relatif kecil kurang dari 1 dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi . Artinya pertumbuhan real ekonomi masih positif, dengan
kata lain secara keseluruhan masyarakat lebih sejahtera.
8.2.5. Skenario 5: Peramalan Dampak Peningkatan PAD 20 dan Pengeluaran Rutin 2.50 Terhadap Kinerja Fiskal dan
Perekonomian Daerah Temuan penelitian menunjukkan bahwa bila PAD Pendapatan Asli
Daerah dinaikkan 20 diatas rata-rata selama periode penelitian dan seluruhnya disuntikkan kembali kedalam perekonomian dalam bentuk Pengeluaran Rutin
2.50 maka DAU dan Bagi Hasil Pajak BHP akan berkurang . Fiskal gap membesar baik di kabupaten 9.70 dan di kota 10.19 seiring dengan
peningkatan Pengeluaran Pemerintah Tabel 73. Skenario 5 dapat meningkatkan investasi masing-masing 1.48 di
kabupaten dan 0.90 di kota dan Pembangunan Infrastruktur yaitu masing- masing 7.08 di kabupaten dan 8.01 di kota.
Skenario 5 dapat memperbaiki Kinerja Perekonomian. Produk Domestik Regional Bruto bertumbuh masing-masing diatas 3.90 di kabupaten dan kota.
Kesempatan Kerja bertambah masing-masing diatas 2.90 . Distrubusi Pendapatan membaik yaitu masing-masing -1.24 di kabupaten dan -1.14 di
kota.
Tabel 73 . Dampak Peningkatan PAD 20 dan Pengeluaran Rutin 2.50 Terhadap Kinerja Fiskal dan Perekonomian Daerah
No Peubah Endogen
Wilayah Kab Kota
1 Pajak Daerah TAXDA
20.00 20.00
2 Retribusi RETRIB
20.00 20.00 3
Pendapatan Asli Daerah PAD 20.00
20.00 4
Dana Alokasi Umum DAU -0.58
-0.48 5
Bagi Hasil Pajak BHP -0.30
-0.63 6
Penerimaan Pemerintah TGREV 2.30
1.30 7
Fiskal gap FISGAP 9.70
10.19 8
Pengeluaran Rutin RUEXP 2.50
2.50 9
Pengeluaran Pembangunan DEVEXP 1.01
1.05 10 Pengeluaran
Pemerintah TGEXP
2.12 2.13
11 Investasi INVDA
1.48 0.90
12 Pembangunan Infrastruktur INFRAS 7.08
8.01 13 Produk Domestik Regional Bruto PDRB
4.62 3.97
14 Kesempatan Kerja BKERJA 3.65
2.93 15 Tingkat Inflasi INFLADA
0.14 0.26
16 Distribusi Pendapatan DISTRIB -1.24
-1.14
Inflasi adalah konsekuensi dari naiknya permintaan dan biaya produksi Namun Inflasi relatif kecil kurang dari 1 jika dibandingkan dengan laju
pertumbuhan ekonomi. Artinya pertumbuhan real ekonomi masih positif, dengan kata lain secara keseluruhan masyarakat lebih sejahtera.
8.2.6. Skenario 6. Peramalan Dampak Peningkatkan PAD 20 dan