peningkatan jumlah pekerja 1.00 di Sumatera Utara akan meningkatkan PDRB sebesar 0.95.
Tabel 48. Hasil Estimasi Perilaku Produk Domestik Regional Bruto PDRB
No Variable
Parameter Estimate
T for H0: Parameter=0
Prob |T| Elatisitas
Jk.Pendek Jk. Pjng
1 I NTERCEP
- 2 6 9 8 8 7 - 2 . 5 8 7 0 . 0 1 0 3
- -
2 TGEXP
2 . 7 9 0 0 3 3 3 . 3 3 4 0 . 0 0 1 0
0 . 1 7 2 7 4 -
3 I NVDA
1 . 0 9 3 9 4 9 2 . 0 5 7 0 . 0 4 0 8
0 . 1 0 5 0 3 -
4 BKERJ A
4 5 2 0 . 3 9 6 6 2 5 1 4 . 9 9 2 0 . 0 0 0 1
0 . 9 5 5 7 2 -
5 DDF
- 1 5 5 8 3 7 - 0 . 7 3 3 0 . 4 6 4 2
- -
F-Hitung: 158.916 R
2
: 0.7464 D-W: 0.338
Ditemukan adanya penurunan PDRB dan berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah desentralisasi fiskal. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya
memang perekonomian daerah khususnya dan perekonomian nasional pada umumnya masih dalam proses recovery dan pencapaiannya belum bisa pulih
benar hingga menyamai prestasi tahun 1997 atau sebelum terjadi krisis ekonomi dan moneter tahun 1998. Temuan serupa ada di tingkat nasional Nanga 2006;
Usman 2006 dan di Sulawesi Utara Pakasi 2005. Perilaku PDRB secara nasional dan daerah dapat dilihat pada Lampiran 13 Tabel 9.
6.4.2. Kesempatan Kerja BKERJA
Perilaku Kesempatan Kerja BKERJA di Sumatera Utara secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh Produk Domestik regional Bruto PDRB,
Pengeluaran Pembangunan DEVEXP dan Tingkat Upah UPAHDA Tabel 49. Produk Domestik regional Bruto PDRB berpengaruh positif dan
signifkan terhadap Kesempatan Kerja. Hasil serupa ditemukan pada level nasional
Nanga 2006; Usman 2006 dan di daerah Sulawesi Selatan Sinaga dan Siregar 2005, Jawa Barat Sumedi 2005, Sulawesi Utara Pakasi 2005, dan Riau
Saefudin 2005. Setiap peningkatan PDRB sebesar 1.00 di Sumatera Utara akan meningkatkan kesempatan kerja sebesar 0.6. Temuan ini sesuai dengan
Okun’s Law dimana ada hubungan yang positif antara kegiatan perekonomian
dengan penciptaan lapangan kerja baru. Studi ini juga membuktikan bahwa pemerintah sebagai salah satu aktor
penting dalam penciptaan lapangan kerja baru. Dimana Pengeluaran Pembangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penciptaan lapangan
kerja baru. Hasil yang kurang lebih serupa ditemukan oleh Saefudin di Riau, diaman Pengeluaran Sektor Ekonomi berpengaruh positif dalam menciptakan
kesempatan kerja baru. Setiap kenaikan anggaran Pengeluaran Pembangunan 1.00 di Sumatera Utara akan menciptakan lapangan kerja baru sebesar 0.10.
Tabel 49. Hasil Estimasi Perilaku Kesempatan Kerja di Daerah BKERJA
No Variable
Parameter Estimate
T for H0: Parameter=0
Prob |T| Elatisitas
Jk.Pendek Jk. Pnjng
1 I NTERCEP
9 9 . 8 9 2 1 8 3 5 . 7 0 6
0 . 0 0 0 1
-
- 2
PDRB 0 . 0 0 0 1 3 0 1 6 . 9 2 8
0 . 0 0 0 1 0 . 6 1 4 8 8
- 3
DEVEXP 0 . 0 0 2 6 2 2 5 . 4 6 1
0 . 0 0 0 1 0 . 1 0 5 0 3
- 4
UPAHDA - 0 . 0 1 9 2 5 3 - 2 . 6 2 5
0 . 0 0 9 3 0 . 9 5 5 7 2
- 5
DDF - 1 1 2 . 8 6 9 2 6 6 - 3 . 5 4 8
0 . 0 0 0 5 -
-
F-Hitung: 187.144 R
2
: 0.7761 D-W:0.441
Diantara beberapa variabel yang berpengaruh pada tingkat kesempatan kerja tingkat upah UPAHDA. Temuan serupa pada tingkat nasional oleh
Nanga 2006, di Sulawesi Selatan oleh Sinaga dan Siregar 2005, di Sulawesi
Utara oleh Pakasi 2005. Setiap kenaikan Tingkat Upah sebesar 1.00 di Sumatera Utara akan menurunkan kesempatan kerja sebesar 0.95. Temuan ini
mengiformasikan bahwa salah satu instrument penting yang mengendalikan proses penciptaan kesempatan kerja adalah Tingkat Upah. Kebijakan Upah yang
baik akan mengurangi pengangguran dengan tetap menjaga kegiatan ekonomi berjalan dengan baik.
Ditemukan adanya penurunan Kesempatan Kerja dan berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah desentralisasi fiskal. Temuan ini adalah
sebagai dampak dari krisis ekonomi dan moneter yang terjadi sejak tahun 1998 hingga kini dan belum pulih seperti sediakala. Hasil serupa juag ditemukan secara
umum di Indonesia Nanga 2006. Perilaku Kesempatan kerja secara nasional dan daerah dapat dilihat pada Lampiran 13 Tabel 10.
6.4.3. Tingkat Inflasi INFLADA