Pengeluaran Rutin Pemerintah Daerah

Rata-rata Bagi Hasil Pajak pemerintah provinsi sebelum desentralisasi fiskal adalah Rp.22 104 632 ribu per tahun, meningkat menjadi Rp.89 173 995 per tahun sesudah desentralisasi fiskal. Artinya terjadi peningkatan Bagi Hasil Pajak sebesar 303 sesudah desentralisasi fiskal dibandingkan sebelumnya. Sedangkan rata-rata Bagi Hasil Pajak pemerintah kabupaten dan kota sebelum desentralisasi fiskal adalah Rp.110 104 286 ribu per tahun, meningkat menjadi Rp.508 967 403 per tahun sesudah desentralisasi fiskal. Artinya terjadi peningkatan Bagi Hasil Pajak sebesar 362 sesudah desentralisasi fiskal dibandingkan sebelumnya. Tabel 41. Rata-rata Bagi Hasil Pajak Provinsi dan KabupatenKota Se SUMUT sebelum dan Sesudah Desentralisasi Fiskal Ribu Rp Uraian Rata-rata Provinsi KabKota Sebelum Desentralisasi Fiskal 19901991-2003 22104632 110104286 Sesudah Desentralisasi Fiskal 2001-2003 89173995 508967403 Sumber: Statistik Keuangan Daerah Sumut 2004.

6.2.5. Pengeluaran Rutin Pemerintah Daerah

Hasil Estimasi Perilaku Pengeluaran Rutin Daerah sesuai dengan yang diharapkan, walau ada perubahan pada spesifikasi persamaan dugaannya. Peubah Penerimaan Total Pemerintah TGREV yang dianggab berpengaruh nyata terhadap Pengeluaran Rutin, ternyata dalam proses spesifikasi peubah TGREV didekomposisi menjadi DAU dan PAD sedemikian rupa sehingga kriteria ekonomi, statistik dan ekonometrika lebih berarti. Spesifikasi persamaan yang dianggab terbaik adalah sebagaimana pada Tabel 42. Tabel 42. Hasil Estimasi Perilaku Pengeluaran Rutin Pemda RUEXP No. Variable Parameter Estimate T for H0: Parameter=0 Prob |T| Elatisitas Jk.Pendek Jk. Pnjang 1 I NTERCEP - 8 2 5 2 . 5 6 7 1 5 0 - 8 . 1 0 5 0 . 0 0 0 1 - - 2 DAU 0 . 7 8 2 8 0 6 2 6 . 9 8 3 0 . 0 0 0 1 0 . 8 9 0 4 6 0 . 9 6 2 1 0 3 PAD 1 . 4 3 6 5 7 8 1 8 . 1 6 4 0 . 0 0 0 1 0 . 2 0 6 1 9 0 . 2 2 2 8 0 4 DDF 1 1 1 8 4 3 . 3 5 0 0 . 0 0 1 0 - - 5 L RUEXP 0 . 0 7 4 5 2 0 1 . 9 7 4 0 . 0 4 9 7 - - F- Hitung: 2515.800 R 2 : 0.9790 D-W: 0.930 Pengeluaran Rutin Pemerintah Daerah dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh Dana Alokasi Umum DAU. Hasil serupa ditemukan oleh Sumedi 2005 di Jawa Barat, Saefudin 2005 di Riau, Sinaga dan Siregar 2005 di Sulawesi Selatan. Sedangkan Nanga 2006, Usman 2006 di level nasional dan Pakasi 2005 di daerah Sulawesi Utara menemukan bahwa Total Penerimaan pemerintah DAU ternasuk didalamnya berpengaruh nyata dan signifikan terhadap Pengeluaran Rutin. Dalam jangka pendek, setiap kenaikan DAU satu persen di Sumatera Utara akan meningkatkan Pengeluaran Rutin sebesar 0.89, sedangkan dalam jangka panjang meningkatkan Pengeluaran Rutin sebesar 0.96. Temuan ini menunjukkan bahwa memang alokasi DAU yang berasal dari pemerintah pusat adalah merupakan sumber penting Pengeluaran Rutin pemerintah daerah. Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap oleh Pengeluaran Rutin. Hasil serupa ditemukan oleh Sumedi 2005 di Jawa Barat, Saefudin 2005 di Riau, Sinaga dan Siregar 2005 di Sulawesi Selatan. Dalam jangka pendek, setiap peningkatan satu persen PAD di Sumatera Utara akan meningkatkan Pengeluaran Rutin sebesar 0.20, sedangkan dalam jangka panjang meningkatkan Pengeluaran Rutin sebesar 0.22. Pengeluaran Rutin Tahun Lalu LRUEXP berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Pengeluaran Rutin. Temuan ini tidak terlalu mengherankan, karena memang selalu ada keinginan politis setiap pemerintah daerah untuk selalu meningkatkan Pengeluaran Rutinnya, atau setidak-tidaknya tidak kurang dari Pengeluaran Rutin tahun sebelumnya. Temuan serupa ada di Jawa Barat Sumedi 2005. Ditemukan juga adanya peningkatan Pengeluaran Rutin yang cukup signifikan sesudah desentralisasi fiskal di pemerintah provinsi maupun di kabupaten dan kota Tabel 43. Hasil serupa ditemukan Usman 2006 di level nasional, Sinaga dan Siregar 2005 di Sulawesi Selatan, Pakasi 2005 di Sulawesi Selatan, dan Saefudin 2005 di Riau. Perilaku Pengeluaran Rutin di tingkat nasional dan daerah selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13 Tabel 5. Rata-rata Pengeluaran Rutin pemerintah daerah provinsi adalah sebesar Rp.339 005 940 ribu per tahun sebelum desentralisasi fiskal meningkat menjadi Rp.451 258 200 ribu per tahun sesudah desentralisasi fiskal, atau meningkat sebesar 93 setelah desentralisasi fiskal. Sedangkan rata-rata Pengeluaran Rutin kabupaten dan kota adalah sebesar Rp. 451 258 200 ribu per tahun sebelum desentralisasi fiskal, meningkatkan menjadi rata-rata sebesar Rp. 3 439 571 782 ribu per tahun sesudah desentralisasi fiskal. Dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 662 sesudah desentralisasi fiskal dibandingkan dengan sebelum desentralisasi fiskal . Tabel 43 . Rata-rata Pengeluaran Rutin Provinsi dan KabupatenKota Se SUMUT sebelum dan sesudah Desentralisasi Fiskal Tahun 199091- 2003 Ribu Rp Uraian Rata-rata Provinsi KabKota Sebelum Desentralisasi Fiskal 19901991 -2000 339005940 451258200 Sesudah Desentralisasi Fiskal 2001-2003 653712407 3439571782 Sumber: Statistik Keuangan Daerah Sumut 2004

6.2.6. Pengeluaran Pembangunan Pemerintah