DAK Dana Alokasi Khusus

rincian 30 untuk provinsi dan 15 untuk kabupatenkota, berubah menjadi 20 untuk pusat dan 80 untuk daerah. Sebelum UU No.25 Tahun 1999 penerimaan negara dari sektor perikanan tidak dibagikan. Namun sejak desentralisasi fiskal penerimaan tersebut dibagikan dengan rincian 20 untuk pemerintah pusat dan 80 dibagiratakan kepada seluruh kabupatenkota se Indonesia.

2.3.2.2. DAK Dana Alokasi Khusus

Pada hakikatnya Dana Alokasi Khusus DAK, adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus. Pengalokasian DAK ditentukan dengan memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN. Menurut UU No.25 tahun 1999, kebutuhan khusus yang dapat dibiayai oleh DAK adalah; 1. Kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus alokasi umum. 2. Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional 3. Empat puluh persen 40 dari penerimaan Negara yang berasal dari Dana Reboisasi disediakan kepada daerah penghasil sebagai DAK, untuk membantu membiayai kegiatan reboisasi dan penghijauan. Menurut Kadjatmiko 2002, untuk mendapatkan DAK, khususnya butir a diatas diperlukan syarat-syarat sebagai berikut; 1. Adanya usulan daerah yang diajukan kepada menteri teknisinstansi terkait 2. Daerah tidak mampu membiayai keseluruhan kegiatan tersebut dari PAD, DAU, Bagi Hasil, dan Penerimaan lain yang syah. 3. Daerah menyediakan dana pendamping sekurang-kurangnya 10,sementara untuk kegiatan penghijauan dan reboisasi tidak memerlukan pendamping. 4. Kegiatan tersebut memenuhi kriteria teknis sektorkegiatan yang ditetapkan oleh menteri teknisinstansi terkait Sebagaimana disebutkan tadi, kebutuhan khusus yang dapat dibiayai oleh DAK adalah salah satunya kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan secara umum dengan rumus Dana Alokasi Umum. Kebutuhan tersebut antara lain adalah; 1. Kebutuhan prasrana, dan sarana fisik di daerah yang berbatasan langsung dengan Negara lain. 2. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah terpencil yang tidak mempunyai akses yang memadai ke daerah lain 3. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik yang terletak didaerah pesisir atau kepulauan dan tidak mempunyai prasarana dan sarana yang memadai 4. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah transmigrasi 5. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah guna mengatasi dampak kerusakan lingkungan Adapun kebutuhan yang merupakan komitmen nasional adalah, meliputi; 1. Kebutuhan yang sesuai dengan kegiatan yang menjadi komitmen pemerintah dengan lembaga donor 2. Kebutuhan yang sesuai dengan kegiatan yang menjadi prioritas Rencana Pembangunan Tahunan. Sedangkan kebutuhan daerah yang dapat dibiayai dengan DAK meliputi; 1. Kegiatan investasi, pengadaan dan atau peningkatan dan atau perbaikan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang serta bermanfaat bagi masyarakat 2. Kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana untuk periode terbatas tidak melebihi tiga tahun yang bermanfaat bagi masyarakat, dan diberikan dalam kondisi tertentu dimana pada tahap awal daerah belum dapat melaksanakannya.

2.3.2.3. Pinjaman daerah