70
3.5.2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Petani Dalam Membayar Iuran Irigasi
Salah satu ukuran yang merefleksikan partisipasi petani dalam pembayaran iuran irigasi adalah kepatuhannya terhadap ketentuan sistem pembayaran yang
telah disepakati oleh komunitas petani pemakai air irigasi P3A. Secara garis besar biaya irigasi yang dikeluarkan petani dapat dipilah menjadi 2 kategori:
1. Biaya irigasi yang dilembagakan yang umumnya terdiri dari Iuran Pelayanan
Irigasi IPAIR dan Iuran P3A di Jawa Timur disebut Iuran HIPPA. Secara umum jumlah IPAIR lebih kecil daripada Iuran HIPPA.
2. Biaya irigasi yang tidak dilembagakan dan bersifat insidentil. Tercakup
dalam kategori ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar menyuap petugas pembagian air di lapangan agar memperoleh kemudahan
pelayanan air irigasi, biaya yang dikeluarkan untuk irigasi pompa. Secara teoritis hampir semua petani menanggung biaya irigasi yang
termasuk kategori 1 dan hanya sebagian kecil yang mengeluarkan biaya irigasi untuk kategori 2. Selain itu, rata-rata biaya irigasi yang harus dikeluarkan petani
untuk kategori 1 juga lebih besar daripada kategori 2. Oleh karena itu, evaluasi harus lebih difokuskan pada biaya irigasi yang dilembagakan kategori 1. Dalam
konteks ini, terdapat 4 empat alternatif bentuk partisipasi petani yaitu: 1.
Tidak membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA. 2.
Membayar IPAIR tetapi tidak membayar Iuran HIPPA. 3.
Membayar Iuran HIPPA tetapi tidak membayar IPAIR. 4.
Membayar IPAIR dan Iuran HIPPA. Ditinjau dari sudut pandang kuantitas, total jumlah iuran irigasi alternatif 3
adalah lebih besar dari alternatif 2. Dengan demikian keempat alternatif ini dapat dikatakan bersifat berjenjang naturaly ordered karena jumlah pembayaran untuk
alternatif 4 3 2 1. Oleh karena hubungan antar alternatif bersifat berjenjang maka estimasi probabilitas petani dalam memilih alternatif tersebut lebih tepat
didekati dengan model ordered logistic ologit. Model ordered logistic ologit digunakan untuk mengestimasi hubungan
antara suatu variabel tak bebas ordinal dan suatu himpunan variabel tak bebas.
71 Berbeda dengan mlogit, dalam ologit urutan angka ordinal skor tertentu
merepresentasikan peringkat dari masing-masing kategori dalam ologit, istilah lazim untuk alternatif adalah kategori. Kategori yang diasumsikan memiliki
peringkat yang lebih tinggi dipresentasikan dengan skor yang lebih besar. Dalam ologit, makna suatu skor diduga sebagai suatu fungsi linier
variabel-variabel tak bebas dan suatu himpunan dari titik-titik potong cutpoints. Probabilitas pilihan terhadap kategori i:
Proutcome
j
= i = Pr
i-1
1
x
1j
+
2
x
2j
+ … +
k
x
kj
+ u
j
i
diasumsikan terdistribusikan secara logistik dalam logit berjenjang, dimana:
i
= koefisien parameter, i = 1, … k
i
= titik potong ke-i, i = 1, …k x
ij
= variabel-variabel tak bebas kategori-i pengamatan-j k = jumlah kategori
Sebagaimana dijelaskan di muka, dalam ologit maka kategori i = 1 didefinisikan sebagai nilai jenjang terendah, i = 2 sebagai jenjang berikutnya,
dan seterusnya. Probabilitas suatu individu-j untuk memilih kategori-i adalah:
i j
i j
ij
u i
y p
β
x
1
Pr Pr
exp 1
1 exp
1 1
1
β
x
β
x
j i
j i
dimana
didefinisikan sangat kecil - dan
k
sangat besar +
Log likelihood-nya adalah:
k i
ij i
i N
j j
p y
I w
L
1 1
ln ln
dimana w
j
adalah suatu pembobot opsional, dan
lainnya jika
i y
jika y
I
j j
i
, ,
1
3.5.3. Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Petani Untuk Berdiversifikasi dan Membayar Iuran Irigasi
Jika partisipasi petani dalam membayar iuran irigasi yang telah berlaku adalah sangat baik maka strategi penerapan iuran irigasi berbasis komoditas dapat
difokuskan pada upaya mendorong penerapan diversifikasi usahatani. Hasil
72 analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi peluang petani untuk memilih
suatu kategori pola tanam sebagaimana dimaksud pada 3.5.1 dapat dimanfaatkan untuk keperluan tersebut. Sebaliknya, jika secara empiris sebagian besar petani
telah menerapkan diversifikasi maka yang lebih diperlukan adalah upaya untuk mendorong partisipasi petani dalam membayar iuran irigasi. Untuk itu, perumusan
strategi penerapan dapat memanfaatkan hasil analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani dalam membayar iuran irigasi sebagaimana yang
dimaksud pada 3.5.2 di atas. Jika secara empiris partisipasi petani untuk membayar iuran irigasi
maupun berdiversifikasi relatif rendah, maka perumusan strategi penerapan iuran irigasi berbasis komoditas membutuhkan hasil identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi peluang petani untuk berdiversifikasi maupun membayar iuran irigasi secara terintegrasi. Dalam konteks ini, pemilihan untuk menentukan
kategori pilihan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan kedua aspek tersebut. Iuran irigasi berbasis komoditas dapat dikatakan efektif untuk mendorong
peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi jika penerapan sistem iuran tersebut berhasil meningkatkan partisipasi petani dalam menerapkan pola tanam yang lebih
berdiversifikasi pada komoditas pertanian yang hemat air. Dengan asumsi bahwa petani rasional maka pola tanam cenderung mengarah pada diversifikasi,
utamanya pada jenis-jenis komoditas hemat air agar ekspektasinya memperoleh keuntungan bersih yang lebih tinggi tercapai. Secara umum jika pola tanam
diversifikasi diperlakukan sebagai pola tanam yang superior lebih diinginkan sedangkan monokultur pada komoditas tidak hemat air padi diperlakukan
inferior maka kategori-kategori tersebut sifatnya dapat dikatakan berjenjang. Di sisi lain, sebagaimana telah dibahas di atas himpunan kategori dalam konteks
pembayaran iuran irigasi adalah bersifat berjenjang. Implikasinya, himpunan kategori yang disusun dengan mengkombinasikan pilihan pola tanam dan pilihan
dalam membayar iuran irigasi dapat dipandang sebagai kategori-kategori yang sifatnya berjenjang. Sebagaimana telah dibahas di atas Sub Bab 3.5.2, untuk
mengestimasi probabilitas individu untuk memilih suatu kategori dalam himpunan kategori yang sifatnya berjenjang dapat didekati dengan model ologit.
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilandasi ekspektasi bahwa diversifikasi usahatani dan penerapan sistem iuran irigasi berbasis pengusahaan komoditas dapat digunakan
sebagai salah satu instrumen untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi. Ruang lingkup pengertian air irigasi dibatasi pada air yang digunakan untuk
aktivitas usahatani di hamparan lahan yang tercakup dalam wilayah layanan command area irigasi yang pasokannya berasal dari sistem irigasi permukaan
yang bersangkutan. Didefinisikan, penggunaan air irigasi tersebut sama dengan total air yang digunakan untuk usahatani dikurangi dengan air yang berasal dari
curah hujan yang secara langsung jatuh di hamparan lahan sawah. Air yang berasal dari irigasi pompa ataupun dari sumber lain mata air tidak
diperhitungkan dengan alasan: 1 untuk cakupan wilayah yang dikaji pangsanya sangat kecil, dan 2 data yang cukup lengkap dan akurat tidak tersedia.
Penelitian difokuskan pada sistem irigasi yang dalam istilah keirigasian di Indonesia disebut sistem irigasi teknis. Justifikasinya terkait dengan dua alasan
berikut. Pertama, investasi yang telah dikeluarkan untuk membangun sistem irigasi teknis jauh lebih besar daripada sistem irigasi lainnya. Jadi, tuntutan untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan air irigasi lebih relevan. Kedua, iuran irigasi berbasis komoditas membutuhkan estimasi harga bayangan air irigasi maupun
volume penggunaan menurut kelompok jenis komoditas. Data untuk keperluan itu hanya tersedia pada sistem irigasi teknis karena sampai saat ini berbagai fasilitas
penunjang yang dibutuhkan untuk mengukur dan memantau volume pasokan air irigasi dan sistem distribusinya hanya tersedia pada sistem irigasi tersebut.
Unit analisis adalah wilayah. Kasus yang diteliti adalah sistem irigasi teknis di Daerah Aliran Sungai DAS Brantas. Justifikasi adalah sebagai berikut.
Sistem iuran irigasi berbasis komoditas adalah salah satu bentuk modifikasi dari metode volumetric pricing. Prospeknya lebih baik jika diterapkan pada sistem
irigasi yang telah maju. Secara empiris sistem irigasi teknis di DAS Brantas adalah paling maju di Indonesia sehingga persyaratan tersebut dapat dipenuhi.