39
2.3.2. Pendekatan Kuantitatif Untuk Valuasi Air Irigasi Dengan Metode CINI
Metode kuantitatif yang lazim digunakan untuk mengetahui hubungan antara produksi dan tingkat penggunaan masukan dapat berupa pendekatan
ekonometrik ataupun pendekatan pemrograman matematis. Jika data kuantitatif produksi dan seluruh masukan yang digunakan dalam proses produksi tersedia dan
handal reliable, dan model ekonometrik yang dikembangkan tepat sehingga hampir semua variasi perilaku produksi dapat diterangkan dengan baik oleh
variasi variabel penjelasnya maka hasil estimasi harga air melalui pendekatan ekonometrik adalah lebih baik karena merupakan pendekatan positif. Kesulitan
aplikasi model ekonometrik untuk pendugaan respon produksi terhadap air irigasi terkait dengan dua faktor berikut:
1. Data tentang kuantitas air yang digunakan dalam proses produksi pada umumnya hanya dapat diperoleh dari percobaan. Oleh karena itu sulit digali
dari survey sosial ekonomi. 2. Secara empiris, ketersediaan air tidak hanya mempengaruhi produktivitas
usahatani tetapi juga mempengaruhi spektrum komoditas yang diusahakan. Akibatnya, himpunan komoditas yang akan dihasilkan sulit dispesifikasikan
karena selalu berubah seiring dengan perubahan kuantitas air yang tersedia. Pendekatan dengan pemrograman matematis mathematical programming,
MP dapat mengatasi persoalan yang ditimbulkan oleh peranan ganda dari air irigasi seperti itu butir 2. Kelebihan lain dari pendekatan dengan pemrograman
matematis terletak pada: 1 fleksibilitasnya dalam mengakomodasikan tujuan penggunaan sumberdaya yang dilandasi motivasi yang bersifat ganda dan multi
dimensi, dan 2 elegansinya untuk menginkorporasikan implikasi dari distribusi spatial dan temporal air irigasi Hazell and Norton, 1986; Rae, 1994. Bahkan
dalam Young 1996 dinyatakan bahwa pemrograman matematis juga memiliki keunggulan dalam situasi dimana terdapat suatu keragaman dalam aplikasi
teknologi untuk masing-masing aktivitas. Keterbatasan utama pendekatan ini adalah merupakan pendekatan normatif, dan bersifat deterministik sehingga
pengaruh acak dari kesalahan pengukuran ataupun galat yang sifatnya stokastik tidak dapat dikaji dengan baik.
III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS 3.1. Kerangka Pemikiran