Kinerja Pengurus HIPPA Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Partisipasi Petani

210 Secara potensial, intensitas tanam berkorelasi positif dengan ketersediaan air irigasi. Secara empiris, peningkatan intensitas tanam tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan air irigasi tetapi juga pilihan komoditas yang diusahakan. Rata-rata intensitas tanam cropping index – CI di lokasi penalitian adalah sekitar 2.6. Jika petani dikelompokkan atas dua kategori: 1 CI = 2, dan 2 CI 2, tampak bahwa pada kelompok 1 proporsi petani yang tidak membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA adalah sekitar 16 , lebih dari separuh 55 hanya membayar IPAIR, dan hanya 20 yang patuh membayar IPAIR dan Iuran HIPPA. Pada kelompok petani dengan CI 2, proporsi petani yang tidak berpartisipasi dalam iuran irigasi adalah 14 . Pada kelompok ini, sebagian besar 41 membayar iuran HIPPA, dan sekitar 33 patuh membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA Tabel 60. Tabel 60. Sebaran petani menurut partisipasinya dalam iuran irigasi dan intensitas tanam yang diterapkan, 19992000 Intensitas tanam Partisipasi dalam iuran irigasi = 2.0 2.0 Tidak berpartisipasi 15.6 13.9 Hanya membayar IPAIR 55.1 12.0 Hanya membayar Iuran HIPPA 9.2 41.0 Membayar IPAIR dan Iuran HIPPA 20.2 33.2 Pearson  3 2  100.4569 Pr = 0.000

7.3.5. Kinerja Pengurus HIPPA

Kinerja Pengurus HIPPA dikelompokkan menjadi 5: sangat buruk, buruk, sedang, baik, dan sangat baik. Indikator yang digunakan sebagai bahan evaluasi adalah: 1. Kinerja pengurus HIPPA dalam koordinasinya dengan organisasi HIPPA yang lain maupun dengan petugas pengairan dalam operasi dan pelayanan irigasi 2. Kinerja pengurus HIPPA dalam pembagian air irigasi di petak tertier, 3. Kinerja pengurus dalam pengelolaan keuangan HIPPA Butir 1 didasarkan atas hasil wawancara dengan pengurus HIPPA ada 12 HIPPA contoh dan klarifikasinya dilakukan dengan mewawancarai Petugas 211 Pengairan di lapangan dan Seksi Pengairan setempat. Selain itu dilakukan pula wawancara dengan pengurus HIPPA dan observasi langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi prasarana irigasi yang berada dalam wilayah kerja HIPPA contoh. Burit 2 dan butir 3 didasarkan atas persepsi petani responden. Secara umum kinerja Pengurus HIPPA adalah cukup baik. Ini tampak dari proporsi petani yang menyatakan kinerja Pengurus HIPPA sangat buruk hanya sekitar 8 , dan yang menyatakan buruk 17 . Di sisi lain yang menyatakan kinerjanya sedang, baik, dan sangat baik masing-masing adalah 25, 33, dan 16 . Sebagaimana terlihat pada hasil estimasi fungsi ologit lihat Tabel 54, kinerja pengurus HIPPA merupakan faktor positif terhadap partisipasi petani dalam iuran irigasi. Semakin baik kinerja pengurus HIPPA menurut persepsi petani, maka peluang berpartisipasi secara lebih baik juga lebih besar. Secara deskriptif, fenomena tersebut dapat disimak dari sebaran petani menurut partisipasinya dalam iuran irigasi dan persepsinya terhadap kinerja pengurus HIPPA sebagaimana tertera dalam Tabel 61. Pada kelompok petani yang mempunyai persepsi bahwa kinerja Pengurus HIPPA sangat buruk, ada 23 persen petani tidak berpartisipasi dalam membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA, 55 persen hanya membayar IPAIR, dan sisanya 22 persen hanya membayar Iuran HIPPA. Ini sangat kontras dengan para petani yang berada di wilayah pengelolaan HIPPA yang kinerja pengurusnya mereka persepsikan sangat baik. Pada kelompok ini, lebih dari 75 persen petani patuh membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA, dan yang tidak berpartisipasi sangat kecil dibawah 5 persen. Tabel 61. Sebaran petani menurut partisipasinya dalam iuran irigasi dan persepsinya terhadap pengurus HIPPA Kinerja Pengurus HIPPA Partisipasi dalam iuran irigasi sangat buruk buruk sedang baik sangat baik Tidak berpartisipasi 23.1 18.9 15.0 12.9 2.5 Hanya membayar IPAIR 55.1 31.8 27.6 21.3 3.8 Hanya membayar Iuran HIPPA 21.8 35.4 39.3 35.5 15.2 Membayar IPAIR dan Iuran HIPPA 0.0 13.9 18.1 30.3 78.5 Pearson  12 2  124.8425 Pr = 0.000 212

7.3.6. Status Garapan