207 Variabel x
1
indeks diversitas adalah proksi dari diversifikasi, sedangkan x
8
merupakan proksi dari peranan usahatani padi terhadap keseluruhan usahatani di lahan sawah. Kedua variabel ini berpengaruh positif dan sangat nyata terhadap
peluang petani untuk berpartisipasi lebih baik dalam membayar iuran irigasi. Ini dapat diinterpretasikan bahwa pola tanam mempengaruhi kualitas partisipasi
petani dalam iuran irigasi. Pola tanam yang paling kondusif adalah diversifikasi berbasis usahatani padi. Berdasarkan pertimbangan teknis kesesuaian ekosistem
dan ekonomi potensi keuntungan, bentuk konkritnya adalah pola tanam padi- padi-palawijasayuran atau padi-padipalawijasayuran-palawijasayuran.
7.3.1. Indeks Diversitas
Tanda positif koefisien indeks diversitas x
1
menunjukkan bahwa semakin beragam komoditas yang diusahakan petani maka semakin tinggi peluangnya
untuk memilih tingkat partisipasi yang lebih baik dalam membayar iuran irigasi. Dengan kata lain diversifikasi usahatani kondusif terhadap peningkatan
partisipasi. Konvergensi arah antara kecenderungan berdiversifikasi dengan peningkatan kualitas partisipasi dalam membayar iuran irigasi merupakan indikasi
tiadanya trade-off antar keduanya, bahkan sinergis. Temuan ini mempunyai arti yang penting untuk menyusun strategi penerapan.
Tabel 57 menyajikan deskripsi lebih lanjut tentang partisipasi petani dalam membayar iuran irigasi. Sekitar 16 persen petani monokultur padi tidak membayar
IPAIR maupun Iuran HIPPA, dan sekitar 43 persen hanya membayar IPAIR. Rata-rata IPAIR adalah sekitar Rp 22 000hektartahun, sedangkan Iuran HIPPA
sekitar Rp. 35000hektartahun. Tabel 57. Sebaran petani menurut tingkat partisipasi membayar iuran irigasi dan
pola tanam
Partisipasi dalam iuran irigasi Monokultur
Diversifikasi Total
Tidak berpartisipasi 15.97
13.75 14.32
Hanya membayar IPAIR 42.86
14.90 22.01
Hanya membayar Iuran HIPPA 13.45
40.40 33.55
Membayar IPAIR dan Iuran HIPPA 27.73
30.95 30.13
Agregat 100
100 100
Pearson 3
2
= 51.3448 Pr = 0.000
208 Kualitas partisipasi petani yang berdiversifikasi dalam membayar iuran
irigasi pada umumnya lebih baik. Sekitar 31 patuh membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA, dan sekitar 40 patuh membayar Iuran HIPPA. Petani yang tidak
berpartisipasi atau hanya membayar IPAIR masing-masing adalah 14 dan 15 .
7.3.2. Kontribusi Usahatani Padi Terhadap Total Pendapatan Usahatani di Lahan Sawah
Pengaruh positif variabel x
8
menunjukkan bahwa semakin tinggi peranan usahatani padi terhadap keseluruhan pendapatan usahatani lahan sawah maka
peluang untuk membayar iuran irigasi secara penuh juga semakin besar. Ini disebabkan cukup banyak petani yang mempunyai persepsi bahwa iuran irigasi
hanya relevan untuk usahatani padi. Persepsi ini mungkin kurang konsisten jika dikaitkan dengan kasus-kasus yang dialami petani yang harus mengeluarkan biaya
untuk irigasi pompa cukup besar untuk usahatani hortikultura pada MT III. Untuk analisis lebih lanjut, misalkan kontribusi pendapatan usahatani padi
terhadap total pendapatan usahatani di lahan sawah dibagi atas tiga kelompok: 1. Rendah, jika kontribusinya sepertiga ke bawah = 0.33
2. Sedang, jika kontribusinya antara sepertiga sampai dua pertiga 0.34 – 0.66 3. Tinggi, jika kontribusinya lebih dari dua pertiga 0.67 – 1
tampak bahwa pada kelompok 1, jumlah petani yang tidak membayar iuran irigasi adalah sekitar 21 . Pada kelompok 2 sekitar 15 , sedangkan pada
kelompok 3 sekitar 12 . Proporsi petani kelompok 1, 2, dan 3 yang patuh membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA masing-masing adalah sekitar 14, 28,
dan 36 Tabel 58. Tabel 58. Sebaran petani menurut tingkat partisipasi membayar iuran irigasi
dan kontribusi usahatani padi, 19992000
Kontribusi usahatani padi Partisipasi dalam iuran irigasi
= 0.33 0.34 – 0.66
0.67 – 1.00 Tidak berpartisipasi
21.3 15.1
11.8 Hanya membayar IPAIR
18.1 22.1
23.3 Hanya membayar Iuran HIPPA
46.8 34.9
28.8 Membayar IPAIR dan Iuran HIPPA
13.8 27.9
36.1
Pearson
6
2
24.0944 Pr = 0.001
209
7.3.3. Kualitas Lahan Sawah Garapan