204 dengan status garapan usahatani, sikap petani pemilik dengan petani penyewa dan
atau penggarap dalam memilih pola tanam relatif sama. Mengingat peran strategis struktur penguasaan garapan, fenomena tersebut
mempunyai implikasi yang penting terhadap prospek pengembangan diversifikasi. Secara teoritis, lemahnya pengaruh struktur penguasaan lahan terhadap peluang
berdiversifiksi itu menguntungkan karena kendala pengembangan diversifikasi tidak bersifat struktural sehingga secara teknis lebih mudah dilakukan.
7.2.11. Probabilitas Petani Untuk Berdiversifikasi
Sebaran petani menurut probabilitasnya dalam memilih pola tanam monokultur padi, divs_1, dan divs_2 dapat disimak dari Gambar 27. Rata-rata
probabilitas untuk memilih monokultur, divs_1, dan divs_2 masing-masing adalah 0. 25, 0.41, dan 0.34. Ini dapat diinterpretasikan bahwa peluang untuk
berdiversifikasi lebih dominan daripada untuk memilih monokultur padi.
Gambar 27. Sebaran petani menurut probabilitasnya dalam memilih pola tanam Koefisien variasi std dibagi rata-rata untuk monokultur, divs_1, dan
div_2 adalah 1.15, 0.55, dan 0.73. Dengan asumsi bahwa koefisien variasi mencerminkan kemantapan pilihan, maka dapat dinyatakan bahwa kecenderungan
untuk berdiversifikasi bukan hanya lebih besar probabilitasnya tetapi juga lebih
Mo n ok u l tu r D i vs _ 1
D i v s_ 2 R at a -r a t a
0 . 2 54 0. 4 0 8
0. 3 3 8 G al a t b a ku
0 . 2 91 0. 2 2 6
0. 2 4 6 M in i mu m
0 . 0 00 0. 0 0 0
0. 0 0 3 M ak s im u m
0 . 9 88 0. 9 7 5
1. 0 0 0
1.0 0.8
0.6 0.4
0.2
205 stabil. Fenomena seperti ini juga dapat diinterpretasikan bahwa secara umum
kecenderungan petani untuk berdiversifikasi merupakan keputusan yang mantap. Jika dikaji lebih lanjut tampak adanya kecenderungan yang berbeda antar
Sub DAS. Probabilitas petani di Sub DAS Hulu, Sub DAS Tengah, dan Sub DAS Hilir untuk memilih pola tanam monokultur masing-masing adalah 0.09, 0.15, dan
0.51. Artinya, monokultur padi tidak populer di Sub DAS Hulu dan Sub DAS Tengah, tetapi sangat populer di Sub DAS Hilir Tabel 55.
Tabel 55. Probabilitas petani memilih pola tanam dalam usahatani di lahan sawah Wilayah
Pola tanam Rata-rata
Galat baku Minimum Maksimum
Monokultur 0.09
0.12 0.00
0.72 Divs_1
0.59 0.15
0.12 0.97
Sub DAS Hulu Divs_2
0.32 0.17
0.01 0.88
Monokultur 0.15
0.21 0.00
0.89 Divs_1
0.41 0.23
0.00 0.97
Sub DAS Tengah
Divs_2 0.44
0.27 0.01
1.00 Monokultur
0.51 0.29
0.00 0.99
Divs_1 0.27
0.17 0.01
0.82 Sub DAS Hilir
Divs_2 0.22
0.20 0.00
0.94 Dalam diversifikasi juga ada variasi antar Sub DAS. Di Sub DAS Hulu
dan Sub DAS Hilir, peluang untuk memilih diversifikasi kategori divs_1 lebih besar daripada divs_2. Ini berbeda dengan fenomena di Sub DAS Tengah dimana
peluang memilih divs_2 justru lebih besar daripada divs_1. Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah bahwa dalam jangka
pendek, pengembangan diversifikasi usahatani di Sub DAS Hulu dan Sub DAS Tengah mempunyai prospek yang lebih baik daripada di Sub DAS Hilir. Dalam
konteks itu, pengembangan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi lebih baik diarahkan di Sub DAS Tengah daripada di Sub DAS lainnya karena
mempunyai peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
7.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Partisipasi Petani