Kualitas Lahan Sawah Garapan Intensitas Tanam

209

7.3.3. Kualitas Lahan Sawah Garapan

Kelas lahan diproksi dari pajak lahan. Hasil estimasi menunjukkan bahwa semakin tinggi kelas lahan maka semakin besar pula peluang untuk berpartisipasi lebih baik dalam membayar iuran irigasi. Lazimnya lahan sawah yang lokasinya lebih mudah dijangkau, lebih subur, dan ketersediaan air irigasinya cukup kelasnya lebih atas sehingga nilai pajak lahan tersebut juga lebih tinggi. Jika kelas lahan sawah dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu rendah, sedang, dan tinggi dengan batasan: 1. Rendah, jika pajakha = mean – std 2. Sedang, jika mean – std pajakha mean + std 3. Tinggi, jika pajakha = mean + std ternyata proporsi petani yang tidak berpartisipasi membayar iuran irigasi pada kelompok petani yang menggarap lahan sawah kelas rendah, sedang, dan tinggi masing-masing adalah 27, 13, dan 6 . Sebaliknya, proporsi petani yang patuh membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA dengan urutan yang sama adalah 18, 31, dan 43 Tabel 59. Tabel 59. Sebaran petani menurut partisipasinya dalam iuran irigasi dan kelas lahan garapannya, 19992000 Kelas lahan Partisipasi dalam iuran irigasi Rendah Sedang Tinggi Tidak berpartisipasi 26.5 12.7 5.7 Hanya membayar IPAIR 27.7 20.8 20.8 Hanya membayar Iuran HIPPA

27.7 35.5

30.2 Membayar IPAIR dan Iuran HIPPA 18.1 31.0 43.4 Pearson  6 2  22.1267 Pr = 0.001

7.3.4. Intensitas Tanam

Intensitas tanam merupakan faktor positif terhadap partisipasi membayar iuran irigasi. Artinya, semakin tinggi intensitas tanam yang dapat dilakukan di lahan sawah garapan maka peluang untuk berpartisipasi lebih baik dalam membayar iuran irigasi juga semakin besar. 210 Secara potensial, intensitas tanam berkorelasi positif dengan ketersediaan air irigasi. Secara empiris, peningkatan intensitas tanam tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan air irigasi tetapi juga pilihan komoditas yang diusahakan. Rata-rata intensitas tanam cropping index – CI di lokasi penalitian adalah sekitar 2.6. Jika petani dikelompokkan atas dua kategori: 1 CI = 2, dan 2 CI 2, tampak bahwa pada kelompok 1 proporsi petani yang tidak membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA adalah sekitar 16 , lebih dari separuh 55 hanya membayar IPAIR, dan hanya 20 yang patuh membayar IPAIR dan Iuran HIPPA. Pada kelompok petani dengan CI 2, proporsi petani yang tidak berpartisipasi dalam iuran irigasi adalah 14 . Pada kelompok ini, sebagian besar 41 membayar iuran HIPPA, dan sekitar 33 patuh membayar IPAIR maupun Iuran HIPPA Tabel 60. Tabel 60. Sebaran petani menurut partisipasinya dalam iuran irigasi dan intensitas tanam yang diterapkan, 19992000 Intensitas tanam Partisipasi dalam iuran irigasi = 2.0 2.0 Tidak berpartisipasi 15.6 13.9 Hanya membayar IPAIR 55.1 12.0 Hanya membayar Iuran HIPPA 9.2 41.0 Membayar IPAIR dan Iuran HIPPA 20.2 33.2 Pearson  3 2  100.4569 Pr = 0.000

7.3.5. Kinerja Pengurus HIPPA