268
umum ketiga aspek yang diberikan penilaian dalam aspek keberterimaan, yaitu sehubungan dengan kelengkapan struktur abstraknya, kesesuaian
penanda kohesikoherensi dan struktur gramatikal yang digunakan dalam Tsa- nya dinyatakan cukup baik. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, nilai
rerata aspek keberterimaan yang diperoleh untuk ketiga data tersebut lebih tinggi daripada aspek keakuratannya.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil temuan, analisis, dan pembahasan, sejumlah implikasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
1 Tidak adanya koordinasi yang baik antara penulis teks abstrak dengan
penerjemah. Hal ini terlihat dari hasil terjemahannya yang hanya sekadar mengalihkan pesan dari Bsu ke dalam Bsa.
2 Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap materi atau bidang yang
diterjemahkan, dan kurang profesionalnya penerjemah dalam menjalankan tugasnya. Hal ini diketahui bahwa semua teks abstrak Bsu tidak dilakukan
revisi atau perbaikan meskipun terdapat sejumlah kesalahan. Hal ini terlihat dari hasil terjemahannya yang rata-rata cenderung lebih buruk daripada Tsu-
nya. Dalam hal ini penerjemah tidak berupaya untuk memperbaiki Tsu terlebih dulu sebelum melaksanakan tugasnya sebagai penerjemah.
3 Sebagian besar penulis abstrak, meskipun mereka penutur asli bahasa
Indonesia dan telah meraih gelar doktor, memiliki kemampuan dasar berbahasa dan keterampilan menulis yang kurang baik. Hal ini terlihat dari
banyaknya kesalahan, ketidaktepatan, ketiadaan penanda kohesi, dan kesalahan-kesalahan lain dalam menyusun kalimat-kalimat yang ditulisnya.
Seringkali ditemukan kalimat yang tidak sempurna, misalnya kalimat hanya berupa klausa atau sekumpulan nomina dan frasa nomina yang tidak
dilengkapi predikat. 4
Belum atau tidak adanya kesamaan, maupun ketentuan mengikat, atau standarisasi penulisan teks abstrak yang baik dan benar. Hal ini diketahui
commit to user
269
bahwa dari data yang diambil dari dua pergurauan tinggi yang berbeda, format penulisan sehubungan dengan jumlah paragraf dan jumlah struktur abstraknya
sangat beragam. Sebagian besar teks abstrak yang ditulis oleh mahasiswa Universitas Airlangga telah memiliki kelima struktur abstrak, yaitu
pendahuluan, tujuan penelitian, metodologi, hasil penelitian, dan simpulan. Sementara sebagian besar teks abstrak yang ditulis oleh mahasiswa ITS hanya
memiliki 3 tiga struktur abstrak, yaitu pendahuluan, metodologi, dan hasil. 5
Tidak dilakukannya pengecekan ulang atau kurangnya perhatian terhadap teks abstrak dan hasil terjemahannya dari lembaga perguruan tinggi yang
bersangkutan. Hal ini dapat diketahui dari teks abstrak dan hasil terjemahannya yang cenderung berbeda jumlah paragraf dan struktur
abstraknya meskipun dari perguruan tinggi yang sama.Misalnya, sebagian besar teks abstrak yang ditulis oleh mahasiswa Universitas Airlangga telah
tersusun atas 5 lima struktur abstrak dan ditulis dalam 5 lima paragraf terpisah. Sementara masih ditemukan sebagian abstrak hanya ditulis dalam
satu paragraf, dan sebagian lainnya tidak dilengkapi pendahuluan, dan struktur abstrak lainnya.
C. Saran