261
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil temuan, analisis data, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, pada bagian ini diberikan simpulan, implikasi,
dan saran terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil temuan, setelah dilakukan analisis data dan pembahasan, selanjutnya dibuat sejumlah kesimpulan penting. Sebagaimana rumusan masalah
yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, peneliti mencatat ada 6 enam hal pokok yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Format penulisan dan keragaman teks abstrak disertasi yang ditemukan ada 2 dua, yaitu: a sehubungan dengan jumlah paragrafnya, dan b sehubungan
dengan jumlah struktur abstraknya. a Berdasarkan jumlah paragrafnya: Dari 15 limabelas teks abstrak yang
diteliti diketahui bahwa ada 4 empat variasi penulisan: 1 Ada 2 dua teks abstrak atau 13,33 yang ditulis dalam 1 satu paragraf; 2 Yang terbanyak
adalah teks abstrak yang ditulis dalam 3 tiga paragraf. Ada 6 enam teks abstrak atau 40 yang tersusun atas 3 tiga paragraf ini; 3 Ada 3 tiga teks atau 20
yang ditulis dalam 4 empat paragraf; dan 4 Ada 4 empat teks abstrak atau 26,66 yang tersusun atas 5 lima paragraf.
b Berdasarkan jumlah struktur abstraknya: Untuk kategori ini ditemukan 5 lima variasi penulisan, yaitu: 1 Teks abstrak yang lengkap memiliki 5 lima
struktur abstrak pendahuluanlatar belakang, tujuan penelitian, metodologi, pembahasan hasil, dan simpulan. Ada 4 empat teks abstrak atau 26,66 yang
termasuk dalam kategori ini; 2 Ada 1 satu teks abstrak atau 6,66 yang tidak dilengkapi dengan „pendahuluanlatar belakang‟; 3 Ada 5 lima teks abstrak
atau 33,33 yang tidak memiliki „tujuan penelitian; dan 4 Yang terbanyak perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
262
adalah teks abstrak yang tida k dilengkapi dengan „simpulan„. Ada 9 sembilan
teks atau 60 yang termasuk dalam kategori ini; 5 Ada 4 empat teks abstrak atau 26,66 hanya memiliki 3 tiga struktur abstrak, yaitu: pendahuluan,
metodologi, dan hasil penelitian. Dengan demikian, keempat teks abstrak ini tidak dilengkapi dengan „tujuan penelitian„, dan „simpulan„.
Bagaimanapun juga, dari sejumlah format penulisan dan keragaman teks abstrak disertasi yang ditulis oleh mahasiswa S3 tersebut hanya ada 3 tiga teks
abstrak atau 20 yang memenuhi kriteria penulisan teks abstrak yang baik dan benar. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa teks abstrak
yang baik dan benar adalah teks abstrak yang memiliki 5 lima struktur abstrak pendahuluan, tujuan, metodologi, pembahasanhasil, dan simpulan, dan ditulis
dalam 5 lima paragraf terpisah Owen D. Williamson, 2008. Ketiga teks abstrak yang dimaksud adalah data no. K1-K5-K6. Data no. K-3tidak termasuk teks
abstrak yang baik dan benar karena teks ini hanya ditulis dalam 1 satu paragraf meskipun memiliki 5 lima struktur abstrak secara lengkap.
2. Penilaian struktur abstrak dan koherensti teks sumber Tsu didasarkan atas nilai rerata dari 3 tiga aspek, yaitu: a Lengkap tidaknya struktur abstrak; b
Kesesuaian atau ketepatan dalam mengaplikasikan penanda kohesi dalam menulis teks abstrak; dan c Koherensi teks nya. Penilaian struktur abstrak dan koherensti
teks ini dilakukan per teks abstrak. Dengan demikian pada bagian ini ada 15 lima belas data atau teks abstrak yang diberikan penilaian. Tujuh 7 teks abstrak
diambil dari bidang kedokteran, dan 8 delapan teks lainnya dari jurusan teknik sipil dan perecanaan. Setelah dilakukan analisis dan pembahasan, dari 15
limabelas teks abstrak yang diteliti dapat disimpulkan bahwa: a Hanya ada 4 empat datateks abstrak atau 26,66 yang masuk dalam
kategori teks abstrak yang „Baik„. Keempat data mendapat nilai rerata tertinggi,
yaitu antara „2,66-2,88‟. Keempat data ini adalah data no. K1-K2-K5-K6. b Kategori ke dua adalah datateks
abstrak dengan nilai rerata antara „1,55-2,22‟ dan dinyatakan teks abstrak
„Kurang Baik‟. Kategori ini mendominasi dalam penilaian perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
263
struktur abstrak dan koherensi Tsu. Ada 11 sebelas datateks abstrak atau 73,34 yang termasuk dalam kategori ini. c Kategori ke 3 tiga yaitu datateks
abstrak yang mendapatkan kategori teks „Buruk Tidak Baik„. Tidak ditemukan
satu pun datateks abstrak 0 yang termasuk kategori ini. d Berdasarkan hasil penilaian rerata secara keseluruhan, struktur abstrak dan koherensi Tsu nya
diperoleh nilai rerata „2, 16‟ dengan kategori „Kurang Baik„. 3. Penilaian struktur abstrak dan koherensti teks sasaran Tsa juga berdasarkan
atas 3 tiga aspek penilaian, yaitu: a Lengkap tidaknya struktur abstrak; b Kesesuaian atau ketepatan dalam mengaplikasikan penanda kohesi dalam menulis
teks abstrak; dan c Koherensi teks Tsa-nya. Berdasarkan hasil temuan, dan setelah dilakukan analisis serta pembahasan, diketahui bahwa hasil penilaian
struktur abstrak dan koherensi Tsa dapat disimpulkan sebagai berikut: a Tidak ditemukan satu pun datateks abstrak atau 0 teks abstrak yang
dinyatakan teks abstrak yang „Baik„. b Kategori penilaian didominasi oleh
data teks abstrak yang mendapat kategori „Kurang Baik„. Ada 13 tigabelas
datateks abstrak atau sekitar 86,67 yang termasuk dalam kategori ini. c Kategori selanjutnya adalah teks abstrak yang mendapat kategori penilaian
„Tidak Baik Bu
ruk‟. Hanya ada 2 dua datateks abstrak atau sekitar 13,33 yang termasuk kategori ini. d Berdasarkan hasil rerata penilaian secara keseluruhan,
struktur abstrak dan koherensi Tsa nya diperoleh nilai rerata kurang dari „2„, yaitu:
„1,81‟ dengan kategori penilaian „Kurang Baik„. Dengan demikian, Tsa hasil terjemahan terjadi penurunan kualitas atau menjadi
lebih rendah, yaitu dari „2,16‟ Tsu
menjadi „1,81‟ Tsa dengan kategori sama, yaitu „Kurang Baik„. 4. Penilaian tingkat keakuratan teks abstrak disertasi dilakukan per paragraf yang
ada dalam setiap teks abstraknya. Sehubungan dengan hal ini, dari 15 limabelas teks abstrak yang diteliti diperoleh 52 limapuluh dua data karena setiap teks
abstrak memiliki jumlah paragraf yang berbeda-beda. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa dari 15 limabelas teks abstrak yang
diteliti sebagian ditulis dalam 5 lima paragraf, 4 empat paragraf, 3 tiga, dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
264
bahkan ada yang ditulis dalam 1 satu paragraph saja. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan secara mendalam diperoleh hasil akhir, yaitu: a Tidak
ditemukan satu pun datateks abstrak yang mendapat nilai rerata diatas „2,50‟ Oleh karena itu dari 15 limabelas datateks abstrak disertasi yang diteliti tidak
ditemukan satupun datateks abstrak atau 0 yang dinyatakan „Akurat‟. Begitu
pula halnya datateks abstrak yang dinyatakan „Tidak Akurat‟ juga tidak ditemukan. b Dengan demikian semua datateks abstrak atau 100 dinyatakan
masuk kategori „Kurang Akurat‟. Hal ini dikarenakan nilai rerata dari kelimabelas
datateks abstrak yang diteliti, nilai reratanya berkisar antara „1,60‟ terendah, dan
„2,41‟ tertinggi. Oleh karena itu, kategori ini lah yang paling mendominasi dalam penilaian tingkat keakuratan teks. Namun demikian, jika semua datateks abstrak
yang diteliti tersebut dilakukan rerata nilai secara keseluruhan, diperoleh nilai rerata akhir
„1,98‟ dengan kategori „Kurang akurat‟. Ini artinya bahwa secara umum semua datateks abstrak disertasi yang diteliti untuk tingkat keakuratan teks
nya dinyatakan „Kurang Akurat‟. 5. Ada 3 tiga aspek yang dinilai sehubungan dengan tingkat keberterimaan teks,
yaitu struktur gramatikal, struktur abstrak dan koherensi Tsa, dan koherensi Tsa nya. Penilaian keberterimaan teks dilakukan per teks abstrak. Oleh karena itu ada
15 limabelas data yang dilakukan penilaian. Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ketiga Raters, hasil analisis, dan pembahasan, selanjutnya diketahui
bahwa: a Tidak ditemukan satu pun datateks abstrak atau „0‟ yang
dikategorikan sebagai teks abstrak yang „Berterima‟. Dengan demikian berdasarkan hasil temuan hanya ada 2 dua kategori, yaitu teks abstrak yang
masuk kategori „Kurang Berterima‟ dan „Tidak Berterima„. b Dari 15
limabelas datateks abstrak, hasil penilaian didominasi oleh datateks abstrak yang dinyatakan sebagai teks abstrak yang „Kurang Berterima‟. Ada 12 duabelas
datateks abstrak atau 80 yang dinyatakan sebagai teks abstrak „Kurang
Berterima‟. c Selanjutnya adalah datateks abstrak yang dinyatakan „Tidak Berterima‟. Ditemukan ada 3 tiga datateks atau 20 yang masuk kategori ini,
yaitu data no. K4-T5-T7. Akan tetapi setelah dilakukan rerata nilai dari perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
265
keseluruhan data diperoleh nilai rerata akhir „1,77‟ dengan kategori „Kurang
B erterima‟. Ini artinya bahwa secara umum semua datateks abstrak disertasi yang
diteliti untuk tingkat keberterimaan teks nya dinyatakan „Kurang Baik‟ atau „Kurang Berterima‟.
6. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan diketahui bahwa dari 15 limabelas datateks abstrak yang diteliti untuk aspek keterbacaan hanya ditemukan 2 dua
kategori, yaitu datateks abstrak yang dinyatakan „Mudah Dipahami‟ dan „Kurang Bisa Dipahami‟ oleh pembacaa sasarannya. Sedangkan datateks abstrak yang
mendap at kategori „Sulit Dipahami‟ tidak ditemukan atau 0. Oleh karena itu
dari 15 limabelas data yang diteliti 6 enam datateks abstrak atau 40 diantaranya dinyatakan
„Mudah Dipahami‟. Keenam data tersebut memperoleh nilai rerata antara „2,53‟ terendah dan „3,00‟ tertinggi. Adapun data yang
masuk kategori ini adalah data no. K3-K5-K7, T1-T4-T8. Selanjutnya, untuk
penilaian tingkat keterbacaan ini diketahui bahwa datateks abstrak didominasi oleh datateks abstrak yang mendapat kategori „Kurang Bisa Dipahami, yang
mencapai 9 sembilan datateks abstrak atau 60. Sementara datateks abstrak yang dinyatakan „Sulit Dipahami„ tidak ditemukan atau 0. Namun demikian
setelah dilakukan rerata nilai dari keseluruhan data diperoleh nilai rerata „2,38‟
dengan kategori „Kurang Bisa Dipahami‟. Ini artinya bahwa selurh datateks
abstrak yang dibaca oleh pembaca sasaran, sebagian besar dari mereka memiliki kemampuan baca „Sedang‟.
Hasil temuan tersebut agak sedikit berbeda dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Junining 2002 yang mengatakan bahwa tingkat
keterbacaan teks abstrak tesis yang ditelitinya dinyatakan „Cukup Baik‟ meskipun
dalam teks tersebut ditemukan lebih dari 75 kesalahan struktur gramatikal, dan 25 kesalahan leksikal. Hal ini mungkin dalam penelitiannya, penilaian
dilakukan langsung per teks abstrak secara makro sehingga pembaca kurang begitu fokus terhadap aspek-aspek mikro misalnya kesalahan ketidaksesuaian
penggunaan penanda kohesi dan koherensi, struktur gramatikal dan aspek leksikalnya. Sementara dalam penelitian ini, peneliti membagi teks abstrak
commit to user
266
setidaknya menjadi 5 lima paragraf atau sesuai dengan jumlah paragraf atau bahkan lebih. Oleh karena itu dalam penelitian ini pembaca melakukan penilaian
pada setiap paragraf atau sub paragraf jika paragraf yang ada terlalu panjang. Hal inilah yang mungkin membuat pembaca sasaran lebih fokus, jeli dan lebih teliti
terhadap kesalahan dan kekurangan teks yang dibacanya. Hal ini memungkinkan pembaca memberikan penilaian lebih rendah terhadap teks yang dibacanya
daripada yang dilakukan pada penelitian sebelumnya. Selanjutnya, sehubungan dengan hasil temuan dan pembahasan di atas
setelah dilakukan pembobotan diketahui bahwa hasil akhir nilai rerata secara keseluruhan terhadap 3 tiga aspek kualitas terjemahan: keakuratan,
keberterimaan, dan keterbacaan setelah dilakukan pembobotan adalah sebagai berikut:
1 Hasil akhir nilai rerata tingkat keakuratan seluruh teks abstrak disertasi adalah
„1,96‟ dengan kategori „Kurang Akurat‟. 2
Hasil akhir nilai rerata tingkat keberterimaan seluruh teks abstrak disertasi adalah „1,78‟ dengan kategori „Kurang Berterima„
3 Hasil akhir nilai rerata tingkat keterbacaan seluruh teks abstrak disertasi
adalah „2,38‟ dengan kategori „Agak sulitkurang bisa Dipahami‟, atau dengan tingkat keterbacaan „sedang‟.
4 Berdasarkan hasil penilaian rerata terhadap ketiga aspek penilaian kualitas
terjemahan poin 1-2-3: keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan, diperoleh nilai rerata akhir
„1,97„. Ini artinya, dari 15 limabelas datateks
abstrak yang diteliti semuanya atau 100 dinyatakan: „Kurang Akurat, Kurang Berterima, dan Kurang Bisa Dipahami„ oleh pembaca sasaran.
5 Berdasarkan hasil temuan dan uraian pada bagian pembahasan tentang
hubungan antara kohesikoherensi, dan kualitas terjemahan yang meliputi aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya diketahui bahwa: a
Sebagian besar atau 13 tigabelas datateks abstrak 86,67, nilai rerata untuk aspek keterbacaan lebih tinggi daripada aspek kohesikoherensinya.
Hasil temuan ini menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan teks oleh pembaca perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
267
sasaran tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh sesuai tidaknya penanda kohesi dan koherensi teksnya saja Kumar, 2003. Sehubungan dengan hal tersebut,
peneliti berasumsi bahwa tingkat keterbacaan teks tidak hanya dipengaruhi oleh kesesuaian penggunaan penanda kohesi dan koherensi teksnya saja akan
tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain, yaitu kemampuan pembaca dalam memahami materi teks yang dibacanya. Hal ini diketahui dari hasil akhir nilai
rerata untuk aspek keterbacaan yang diberikan oleh pembaca sasaran secara umum lebih tinggi, yaitu mencapai 86,67 daripada aspek kohesikoherensi
teksnya. b Ditemukan hanya sedikit datateks abstrak yang dinyatakan bahwa aspek penanda kohesikoherensi berpengaruh langsung terhadap tingkat
keterbacaan teksnya. Hal ini diketahui ditemukannya 2 dua datateks abstrak atau 13,33 yang memiliki nilai rerata aspek kohesikoherensi sedikit lebih
tinggi atau sama dengan tingkat keterbacaannya. Data no. K2 mendapatkan nilai rerata kohesikoherensi „2,33‟ dan nilai rerata keterbacaan „2,00‟,
sedangkan data no. T2 mendapatkan nilai rerata kohesikoherensi yang sama dengan nilai rerata aspek keterbacaannya, yaitu „2,33‟.
Sementara itu, hubungan antara aspek keberterimaan dan keakuratan diketahui bahwa sebagian besar atau 12 duabelas datateks abstrak 80,
nilai rerata aspek keberterimaan lebih rendah daripada aspek keakuratannya. Hal ini benar adanya mengingat aspek-aspek yang diberikan penilaian untuk
keberterimaan lebih banyak daripada aspek keakuratan. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa sejumlah aspek yang diberikan
penilaian sehubungan dengan aspek keberterimaan ini meliputi kelengkapan struktur abstraknya, kesesuaian penggunaan penanda kohesikoherensi dan
struktur gramatikal yang digunakan dalam Tsa-nya. Selanjutnya, hanya ditemukan ada 3 tiga datateks abstrak atau 20 yang mendapatkan nilai
rerata keberterimaan sedikit lebih tinggi daripada aspek keakuratannya. Ketiga data yang dimaksud adalah data no. K1-K5-K6. Hal ini mungkin disebabkan
ketiga teks tersebut secara umum memiliki tingkat keberterimaan yang cukup baik atau bahkan lebih baik daripada aspek keakuratannya. Ini artinya, secara
commit to user
268
umum ketiga aspek yang diberikan penilaian dalam aspek keberterimaan, yaitu sehubungan dengan kelengkapan struktur abstraknya, kesesuaian
penanda kohesikoherensi dan struktur gramatikal yang digunakan dalam Tsa- nya dinyatakan cukup baik. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, nilai
rerata aspek keberterimaan yang diperoleh untuk ketiga data tersebut lebih tinggi daripada aspek keakuratannya.
B. Implikasi