Penilaian Kualitas Terjemahan Tinjauan Pustaka

36 Kesulitan lainnya disebabkan kurangnya, atau bahkan ketiadaan peralatan instrumen yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Misalnya seorang penerjemah perlu menyediakan alat tulis seperti balpoin, pensil, penghapus, kertas, mesin ketik atau komputer, macam-macam kamus baik kamus umum maupun khusus, buku-buku teori terjemahan, dan lain-lainnya. Dengan keterbatasan sarana maupun prasarana yang dimiliki, seorang penerjemah seringkali merasa enggan dan kesulitan untuk dapat menghasilkan karya terjemahan yang baik dan berkualitas.

5. Penilaian Kualitas Terjemahan

Untuk mendapatkan segala sesuatu dengan kualitas baik dan bermutu sudah semestinya dilakukan evaluasi, termasuk karya terjemahan. Nababan 1999:86 mengatakan bahwa penilaian terhadap mutu terjemahan terkonsentrasi pada tiga hal utama, yaitu ketepatan pengalihan pesan, ketepatan pengungkapan pesan dalam bahasa sasaran, dan kealamiahan bahasa terjemahan. Namun demikian Nababan mengemukakan bahwa ketiga aspek penilaian tersebut lebih tepat untuk mengevaluasi terjemahan karya ilmiah, bukan terjemahan karya sastra. Selanjutnya Rochayah Machali 2000: 119-120 mengklasifikasi penilaian hasil terjemahan menjadi 5 lima kategori, yaitu: 1 Terjemahan Hampir Sempurna, dengan nilai huruf „A„, yaitu teks terjemahan yang mendapat nilai angka antara 86-90. Nilai ini diberikan untuk hasil terjemahan yang hampir tidak terasa seperti terjemahan, tidak ada kesalahan baik dari aspek linguistik maupun leksikal, termasuk ejaannya. 2 Terjemahan Sangat Bagus, dengan nilai huruf „B„, yaitu teks terjemahan yang mendapat nilai angka antara 76-85. Nilai ini diberikan jika hasil terjemahan tidak ada distorsi makna, tidak ditemukan terjemahan harfiah yang kaku, dan hanya ada satu atau dua kesalahn gramatikal atau pemilihan kata yang tidak atau kurang tepat. commit to user 37 3 Terjemahan Baik, dengan nilai huruf „C„, yaitu teks terjemahan yang mendapat nilai angka antara 61-75. Nilai ini diberikan untuk hasil terjemahan yang sebagian kalimatnya terasa kaku berkisar 15 dari seluruh teks yang diterjemahkan. 4 Terjemahan Cukup, dengan nilai huruf „D„, yaitu teks terjemahan yang mendapat nilai angka antara 46-60. Nilai ini diberikan jika hasil terjemahan terasa seperti terjemahan. Sebagian kalimat yang diterjemahkan terdapat sekitar 25 yang diterjemahkan secara harfiah masih terasa kaku. 5 Terjemahan Buruk, dengan nilai huruf „E„, yaitu teks terjemahan yang mendapat nilai angka antara 20-45. Nilai ini diberikan jika hasil terjemahan sangat terasa sebagai hasil terjemahan. Misalnya, masih cukup banyaknya terjemahan harfiah yang kaku, yang mencapai sekitar 25.

6. Alasan-alasan Perlunya Karya Terjemahan Dinilai Dievaluasi