Pengertian Penerjemahan Tinjauan Pustaka

25

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

Untuk mendukung kegiatan penelitian yang dilakukan sehubungan dengan kualitas terjemahan teks abstrak disertasi, berikut ini diuraikan secara rinci sejumlah tinjauan pustakateori pendukung berupa pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh sejumlah pakar penerjemahan, linguistik, sejumlah hasil penelitian terdahulu, dan hal-hal lain terkait yang relevan.

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Penerjemahan

Ada beragam pendapat tentang pengertian penerjemahan, dan masing- masing pakar mengartikannya berbeda-beda. Beberapa di antaranya adalah pendapat dari Nida 1969: „Translation consists of reproducing in the receptor language the closet natural equivalence of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style‟. Definisi ini menunjukkan bahwa penerjemahan merupakan kegiatan untuk menghasilkan bahasa sasaran dengan memadankan bahasa sumber secara wajar dan sedekat- dekatnya, yang pertama ditekankan adalah dalam hal makna, dan ke dua, adalah gayanya. Dalam hal ini „makna‟ lebih diutamakan, sedangkan „gaya‟ dapat berubah-ubah sesuai dengan gaya bahasa yang dimiliki oleh penerjemah dan siapa pembaca targetnya . Selain itu „gaya‟ juga lebih banyak menyesuaikan dengan karakteristik bahasa yang cenderung berbeda antara bahasa yang satu dengan bahasa lainnya. Selanjutnya, Brislin 1976: 1 membedakan antara penerjemahan teks tulis dan penerjemahan bahasa lisan: „Translation is the general term referring to the transfer of thought and ideals from one language to another whether the language is in written or oral form‟. Definisi ini menunjukkan bahwa penerjemahan adalah istilah umum yang sering digunakan untuk mentransfer atau mengalihkan pesanpemikiran atau gagasan dari satu bahasa ke dalam bahasa lainnya baik itu bahasa tulis maupun lisan. Oleh karena itu, kegiatan perpustakaan.uns.ac.id commit to user 26 menerjemahkan dapat dibedakan menjadi 2 dua bentuk, yaitu menerjemahkan teksbahasa tulis yang disebut penerjemahan translation activity, dan menerjemahkan bahasa lisan, yang disebut „interpretation‟. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang pekerjaannya menerjemahkan teks tulis disebut „translator‟ penerjemah teks tulis, sedangkan orang yang pekerjaannya menerjemahkan bahasa lisan disebut „interpreter‟ penerjemah bahasa lisan. Sementara itu, pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Pinchuck 1977 yang mengatakan bahwa: „Translation is a process of finding a target language equivalent for a source language utterance‟. Definisi ini menunnjukkan bahwa penerjemahan adalah suatu proses mencarikan padanan bahasa sumber ke dalam bahasa targetsasaran yang sesuai. Definisi ini tidak dijelaskan secara eksplisit apakah teks yang diterjemahkannya teks tulis ataukah lisan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan menerjemahkan baik itu teks tulis maupun lisan, keduanya merupakan proses pengalihan pesan atau gagasan dari bahasa yang satu Tsu ke dalam bahasa lainnya Tsa. Selanjutnya Catford 1975: 20 mendefinisikan penerjemahan sebagai proses menggantikan materi berbentuk tekstual dari satu bahasa Tsu dengan materi teks dalam bahasa lain yang sepadan. „Translation is the replacement of textual material in one language source language by equivalent textual material in another language target language. Sementara itu Mc.Guire 1980 : 27 melengkapi pengertian terjemahan atas pernyataan pernyataan yang telah dikemukakan oleh para pakar sebelumnya bahwa: „Translation is the rendering of a source language text into the target language TL, so as to ensure that the surface meaning of the two languages will be approximately similar, and the structure of the source language SL will be preserved as closely as possible but not so closely that the TL structures will be seriously distorted‟. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 27 Berdasarkan beberapa pengertian tentang penerjemahan di atas, secara umum kata „terjemahan‟ mengacu pada dua hal yang saling terkait yaitu pengalihan pesan tertulis yang disebut „translation‟ dan pengalihan pesan secara lisan yang disebut „interpretation‟. Sedangkan kata „penerjemahan‟ sendiri mengandung pengertian proses alih pesan, dan hasil dari proses alih pesan tersebut adalah terjemahan. Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa kata „penerjemahan‟ dapat diartikan sebagai proses penggantian atau pengalihan pikiran atau gagasan pesan dari suatu teks bahasa sumber menjadi teks bahasa lain bahasa sasaran dengan menggunakan padanan yang setepat-tepatnya atau paling tidak sedekat-dekatnya. Bahasa yang dimaksud disini dapat berupa bahasa tulis maupun lisan. Sebagaimana dikemukakan oleh Kridalaksana dalam Nababan, 1999 yang mengatakan bahwa penerjemahan merupakan poses pemindahan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran tanpa mengesampingkan makna maupun gaya bahasanya. Karena pada setiap kegiatan menerjemahkan diperoleh satu produk akhir yaitu berupa karya terjemahan, setiap hasil terjemahan tersebut diharapkan dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca atau orang lain pengguna bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu penerjemah sudah seharusnya mengetahui target pembacanya, maksudnya kepada siapa hasil terjemahan tersebut diperuntukkan dan bagaimana tingkat kemampuan pembacanya, sehingga mereka benar benar mampu menangkap dan memahami pesan yang disampaikan oleh penerjemah. Bagaimanapun juga bahwa kemampuan pembaca dalam memahami suatu teks sangatlah beragam, yaitu dari masyarakat awam sampai ahli. Dengan demikian apabila terjemahan tersebut ditujukan kepada para pembaca yang bukan ahli dalam bidang disiplin ilmu tertentu yang diterjemahkan maka penerjemah harus bisa menyesuaikan dengan cara menyederhanakan kalimat kalimat terjemahan yang sekiranya memiliki struktur yang rumit namun tanpa harus mengaburkan maupun menghilangkan pesan yang terkandung dalam teks aslinya bahasa perpustakaan.uns.ac.id commit to user 28 sumber. Kata kata yang sekiranya pembaca masih asing sebaiknya dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memunginkan pembaca dapat memahami makna atau maksud yang terkandung dalam kata kata tersebut. Namun demikian penerjemah tidak boleh memaksakan diri untuk menjelaskan arti dari suatu istilah tertentu apabila padanannya tidak ditemukan dalam bahasa sasaran, apalagi penerjemah sendiri belum memahami arti istilah tersebut. Misalnya kata-kata, nama-namajenis makanan asing seperti: ‟hot dog, hamburger, pizza, dan sandwich jenis-jenis makanan, mouse, cpu, monitor, key board istilah-istilah dalam komputer ‟, sebaiknya tidak perlu diterjemahkan ke dalam Bsa karena kata-kata tersebut memang tidak ditemukan dalam budaya Indonesia sebelumnya. Begitu pula halnya kata-kata dalam bahasa Jawa yang harus diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, seperti: ‟klepon, srabi, kethoprak, midodareni, sepasaran, tingkepan‟, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan sejumlah pengertian tentang penerjemahan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang penerjemah dalam upayanya mengalihkan pesan dari Bsu ke dalam Bsa sehingga dihasilkan suatu karya yang memiliki makna yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya.

2. Proses Penerjemahan