Penerjemahan Teks Ilmiah Tinjauan Pustaka

85 dipenuhi, aspek koherensi teks lah yang seringkali tidak banyak mendapat perhatian baik penulis Bsu maupun penerjemahnya. Hal ini tentu saja dapat berpengaruh terhadap keutuhan atau keterpaduan unity teks yang dihasilkan. 6 Seorang penerjemah abstrak seringkali belum atau tidak mengetahui ciri-ciri kebahasaan language features yang harus dipergunakan dalam penulisan maupun menerjemahkan teks abstrak. Karena Abstrak termasuk jenis teks „Explanation‟, maka ciri-ciri kebahasaan language features nya adalah: „simple present tense, simple past, action verbs, kalimat pasif passive voice, frasa nomina noun phrase, frasa adverbia adverbial phrase, istilah-istilah teknis khusus technical terms, nomina umum dan abstrak general and abstract nouns, dan dalam penggunaan kata sambung penghubung yang tepat conjunction of time and-effect. 7 Sebelum menerjemahkan, seorang penrjemah tidak selalu melakukan pengecekan ulang atau berdiskusi dengan penulis teks abstrak tentang pesan teks yang ingin disampaikan. Hal ini mengakibatkan hasil terjemahan tidak sesuai dengan pesan yang ada dalam teks asli, terutama jika terdapat kesalahan atau ketidakjelasan Tsu nya. Apabila tidak dilakukan, terjemahan yang dihasilkan bisa menjadi lebih baik kalau penerjemahnya benar-benar professional di bidangnya atau bahkan sebaliknya, jika penerjemahnya mengerjakannya asal-asalan.

11. Penerjemahan Teks Ilmiah

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa abstrak adalah ringkasan singkat atau inti sari tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuan maupun akademisi yang dilakukan secara ilmiah yang diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan oleh peneliti lain serta dapat diimplementasikan untuk kepentingan masyarakat banyak. Dengan pertimbangan tersebut maka diharapkan teks abstrak hasil terjemahan dalam perpustakaan.uns.ac.id commit to user 86 bahasa Inggris yang ditulis oleh para mahasiswa S.3 harus komunikatif, artinya teks tersebut harus dapat dipahami secara menyeluruh sebagaimana teks aslinya. K. Saedi 1997: 185 mengatakan bahwa berdasarkan pemahaman makna linguistic di era modern ini, teks yang dikatakan lebih dari sekedar kalimat, yaitu satuan unit komunikasi, yang mengorganisir makna dalam bentuk komunikasi verbal maupun tekstualtulis: ‟According to modern trends in linguistics, a text rather than a sentence is the unit of communication, and communication and negotiation of meanings in human verbal transactions is achieved wi thin the framework of a text‟. Menurut Phillips dalam Hertanto 1994: 3, teks dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu teks bahasa umum, teks bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi, dan teks bahasa sastra dan puisi. Berdasarkan fungsinya, teks- teks tersebut bisa dikelompokkan ke dalam bentuk exspressive, informative, dan vocative. Karena abstrak merupakan intisari dari sebuah laporan hasil penelitian yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan oleh peneliti lain maka abstrak dikategorikan sebagai teks informatif seperti yang dikemukakan oleh Reiss 2007: 105. Oleh karena itu abstrak juga dikategorikan sebagai reference book, karena abstrak dibuat setelah melakukan penelitian dan melalui proses analisis data. Sementara itu untuk melakukan penelitian dan analisis data, peneliti memerlukan berbagai macam buku acuan. Sedangkan „report‟, karena abstrak merupakan produk akhir dari sebuah penelitian yang kemudian ditulis agar dapat dibaca oleh orang lain yang memerlukannya. Sementara itu Werlich dalam G. Emery 1991: 1 mengatakan bahwa teks dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu deskripsi description, narasi narration, exposisi exposition, argumentasi argumentation, dan instruksi instruction. Sedangkan Hatim ibid mengatakan bahwa dari kelima jenis teks tersebut dipersempit hanya menjadi tiga jenis teks saja. Deskripsi, narasi, dan exposisi digabung menjadi satu, yaitu „expository‟. Sehubungan dengan sejumlah pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa suatu teks pada dasarnya memiliki kesamaan fungsi commit to user 87 yaitu ungkapan atau pernyataan seorang penulis yang disampaikan dalam bentuk tulisan untuk diketahui oleh orang lain setelah membaca informasi yang ditulisnya. Dengan demikian abstrak termasuk dalam kategori teks campuran, yaitu eksposisi dan argumentasi. Eksposisi karena informasi yang di kemukakannya bersumber dari gagasan, eksperimen, dan pengalaman yang kemudian diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk diketahui oleh orang lain. Sedangkan argumentasi, karena hasil tulisan yang dibuat memungkinkan orang lain untuk memberikan komentar atau sanggahan atas paparan atau hasil temuan yang ditulisnya. Sementara itu Newmark 1982: 12 mengatakan bahwa terjemahan abstrak dikelompokkan sebagai terjemahan yang bersifat informatif, dimana fungsi teks adalah sebagai teks informasi yang digunakan sebagai acuan oleh para penulis, peneliti, atau pembaca lain. Oleh karena itu diharapkan setiap abstrak berbahasa Inggris hasil terjemahan, baik itu yang ditulis dalam skripsi S.1, thesis S.2, maupun disertasi S.3 seharusnya dibuat sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan tidak menyimpang, dan dapat dipahami pembaca dengan baik. Sehubungan dengan pernyataan diatas maka seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat dua dekade belakangan ini maka bahasa yang merupakan alat komunikasi utama menjadi sangat penting artinya. Oleh karena itu tak dapat dipungkiri lagi bahwa kata-kata maupun istilah baru yang digunakan sebagai instrumen utama dalam melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulis terus mengalami perkembangan dan peningkatan secara kuantitas. Hal ini tentu saja akan semakin mempersulit para pengguna bahasa lain apabila peristilahan baru tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi tersebut. Sementara itu buku-buku teks dan berbagai hasil penelitian maupun tulisan- tulisan ilmiah lainnya sebagian besar juga masih ditulis dalam asing, terutama bahasa Inggris. Belum lagi kegunaan bahasa Inggris di Indonesia yang hanya berfungsi sebagai bahasa asing akan semakin mempersulit pembaca untuk commit to user 88 mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi yang dicapai oleh negara- negara lain di dunia apabila tidak dapat memahami teks secara keseluruhan. Hal ini tentu saja akan semakin mempersulit bagi bangsa Indonesia khususnya yang masih menyandang gelar negara sedang berkembang ini untuk mencarikan padanannya dalam bahasa Indonesia yang sesuai dengan kata-kata maupun istilah baru terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tersebut. Dengan demikian kebutuhan akan penerjemahan teks-teks ilmiah sehubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi akan semakin mengalami peningkatan. Sementara jumlah penerjemah di Indonesia yang memiliki keahlian khusus di bidang itu masih sangat terbatas. Sebagaimana dikatakan oleh Nida dalam Ali Al-Hassnawi bahwa terjemahan teks ilmiah dari satu bahasa ke bahasa lainnya: „If, however, the translation of scientific texts from one language to another participating in modern cultural development is not too difficult, it is not surprising that the converse is true that translating scientific material from a modern Indo-European language into a language largely outside the reach of Western science is extremely difficult. This is one of the really pressing problems confronting linguists in Asia today‟. Berdasarkan pernyataan di atas, yang dimaksud dengan „a modern Indo- European language‟ tentu saja bahasa Inggris, mengingat bahasa Inggris inilah yang mendominasi bahasa tulis dalam berbagai tulisan ilmiah maupun buku-buku ilmu pengetahuan lainnya di seluruh penjuru dunia. Seperti yang dikatakan oleh Al-Hassnawi 2003: „…… In pure science, for instance, 70 of the research indexed in 1970 in the Science Abstract were written in English and 30 were in Russian and other languages‟. Pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar atau sekitar 70 teks abstrak ditulis dalam bahasa Inggris karena bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang telah diakui masyarakat dunia sebagai alat komunikasi resmi, baik secara lisan maupun tertulis. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 89 Hal yang sama sehubungan dengan kesulitan-kesulitan dalam penerjemahan, teks ilmiah juga dikemukakan oleh Catford 1965: 90: „In translation, the selection of an appropriate register in TL is often important. Here,if the TL has no equivalent register, untranslatability may result. One of the problems of translating scientific texts into certain languages which have recently become National languages, such as Hindi, is that of finding, or creating, an equivalent register‟. Berdasarkan pernyataan di atas, tidak lah mudah tugas seorang penerjemah dalam menjalankan tugasnya. Sehubungan dengan hal ini, untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut para linguis sepakat untuk menyusun kata-kata maupun istilah-istilah khusus tersebut yang dihimpun dalam kamus- kamus khusus sesuai dengan bidang maupun keahlian masing-masing, misalnya kamus yang isinya khusus mengenai istilah-istilah di bidang ekonomi, teknik, kedokteran, hukum, bisnis dan perbankan, dan lain sebagainya. Sebenarnya bahasa yang dipergunakan dalam teks-teks ilmiah cenderung lebih sederhana bila dibandingkan dengan bahasa pada umumnya. Apalagi bila dibandingkan dengan tulisan-tulisan maupun teks yang berhubungan dengan karya sastera yang cenderung lebih panjang dan rumit meskipun pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya sebenarnya sangat sederhana dan sedikit. Namun karena adanya faktor kekhususan tersebut maka akibatnya sering terjadi kesalahan makna dalam mencarikan padanan yang sesuai apabila penerjemah tidak dapat membedakan antara kata atau istilah yang memiliki arti umum dan khusus. Perbedaan makna antara istilah umum dan khusus ini dapat dilihat dalam beberapa contoh kalimat berikut ini, misalnya sejumlah kata yang dipergunakan dalam istilah ekonomi dan perbankan: 1 „Pak Karyo mendapatkan banyak bunga dari hasil menabung di bank‟ dan 2 „Pak Karyo mendapatkan banyak bunga dari kebunnya‟. 3 ‟Bunga desa itu sekarang sudah dinikahi orang kaya dari kota commit to user 90 Kata „bunga‟ dalam ketiga kalimat di atas tidak seharusnya mempunyai padanan yang sama yaitu „flower‟ karena pada kalimat pertama kata „bunga‟ memiliki arti khusus yang digunakan dalam istilah perbankan. Oleh karena itu padanan yang tepat untuk kata „bunga‟ pada kalimat yang pertama adalah „interest‟ yang tidak dapat disamakan dengan arti umum seperti dalam kalimat kedua yang bermakna bunga yang sesungguhnya. Sedangkan kalimat ke tiga, makna ‟bunga‟ yang dimaksud adalah ‟gadis paling cantik yang menjadi idola atau banyak diperebutkan oleh kaum lelaki‟. Begitu pula halnya pada contoh kalimat berikut ini: 1 „The bank opens six windows everyday‟ dan 2 „Mr. Robert opens six windows of his house‟ Padanan kata „windows‟ dalam kalimat pertama memiliki arti khusus, sehingga terjemahan yang tepat dalam kalimat pertama adalah „loket‟, yaitu tempat di mana petugas bank memberikan pelayanan kepada nasabah atau masyarakat umum yang ingin melakukan transaksi penyetoran maupun penarikan uangnya yang telah dia simpan sebelumnya di bank tersebut. Ciri-ciri teks ilmiah yang membedakan dengan teks lain pada umumnya diantaranya adalah adanya pengungkapan kebenaran fakta, seperti laporan hasil penelitian, eksperimen, hipotesa, dan sebagainya. Selain itu dalam teks ilmiah yang menjadi prioritas utama adalah pokok permasalahannya dari pada gaya bahasanya. Yang dicari para pembaca teks ilmiah adalah pokok permasalahan atau isi pokok dari teks dan bagaimana mengimplementasikannya, dan bukannya sekadar untuk kesenangan atau hiburan semata sebagaimana dalam teks karya sastra. Yang terpenting dalam teks ilmiah adalah adanya keakuratan verbal dan kejelasan informasi yang disampaikan yang diharapkan dapat diaplikasikan dalam karya nyata yang dapat memberikan manfaat untuk kepentingan umum. Kata-kata maupun peristilahan yang dipergunakanpun dalam teks ilmiah juga berbeda dengan istilah yang digunakan dalam karya sastra maupun teks lain pada umumnya. Dalam karya sastra pada umumnya keindahan bahasa cenderung lebih commit to user 91 ditonjolkan, sehingga kata-kata dan peristilahan yang digunakan dalam karya sastra lebih banyak menggunakan bentuk pengandaian, kiasan maupun metafora serta perumpamaan-perumpamaan lain yang melibatkan dengan alam sekitar. Oleh karena itu kalimat-kalimat yang digunakan dalam karya sastra cenderung lebih panjang dan kompleks. Sementara dalam menerjemahkan teks ilmiah kata-kata maupun peristilahan yang dipergunakan cenderung lebih sederhana, bebas, dan langsung pada pokok permasalahannya. Perbedaan cara menerjemahkan teks tersebut sebagaimana dikatakan oleh Al-Hassnawi 2003- 2008: 4: „Scientific words differ from ordinary and literary words since they do not accumulate emotional associations and implications. This explains why the translation of a scientific work is supposed to be more direct, freer from alternatives, and much less artistic than the other kinds of prose. The language of scientific and technical language is characterized by impersonal style, simpler syntax, use of acronyms, and clarity‟. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek kesederhanaan dalam penerjemahan teks ilmiah lebih diutamakan karena dalam teks ilmiah lebih mementingkan pokok permasalahan yang ada dalam isi teks tersebut dari pada gaya bahasa yang dipergunakan. Aspek kebahasaan dan kesederhanaan bahasa yang dipergunakan yang membedakan antara teks ilmiah dan karya sastra juga dikemukakan oleh Day 2008: 1 yang mengatakan bahwa: „A scientific text is not a literary work and therefore, the language should not overtly complex. Scientists should avoid the use of metaphors or anything that may alter it and context of the paper. The author discusses the origins of the scientific terminology as what today, which is focused on Introduction, Methodology, Results and Discussion‟. Sehubungan dengan pernyataan di atas maka jelaslah bahwa abstrak juga termasuk sebagai salah satu tulisan atau teks ilmiah, mengingat dalam setiap abstrak dari sebuah hasil penelitian pasti mengandung unsur-unsur seperti „introduction, methodology, results, maupun discussion‟ sebagaimana yang dikemukakan oleh Day tersebut. Meskipun dikatakan bahwa teks ilmiah perpustakaan.uns.ac.id commit to user 92 sebenarnya cenderung lebih sederhana karena biasanya hanya memfokuskan pada pokok permasalahan yang dikaji saja, namun pada kenyataannya disisi lain juga dikatakan bahwa menerjemahkan teks ilmiah sangat sulit sebagaimana yang dikatakan oleh Nida dan Catford 1965: 90 di atas. Kesulitan lain yang dihadapi oleh seorang penerjemah dalam menerjemahkan teks ilmiah yaitu karena biasanya penerjemah menerjemahkan teks dari bahasa pertama bahasa Indonesia ke dalam bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan yang sangat mendasar antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Masalah lainnya adalah adanya perbedaan budaya, dimana penerjemah kurang atau bahkan tidak menguasai sama sekali tentang budaya penulis aslinya, H. Hoed 2003: 4. Namun demikin kesulitan dalam menerjemahkan abstrak kemungkinan besar bukan menyangkut masalah budaya penulis aslinya, namun yang terpenting adalah dalam hal penguasaan materi pokok atau bidang keilmuan yang diterjemahkannya. Oleh karena itu sebelum menerjemahkan teks ilmiah tertentu seorang penerjemah seharusnya telah memahami betul tentang pokok permasalahan yang akan diterjemahkannya, atau setidak-tidaknya dia telah membaca buku-buku maupun referensi lain terkait supaya pada saat menerjemahkan yang bersangkutan telah memiliki gambaran dan pemahaman yang jelas tentang teks yang diterjemahkannya. Kesulitan-kesulitan dalam menerjemahkan teks ilmiah tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi jika penerjemah memiliki sejumlah kriteria berikut ini sebagaimana yang dikemukakan oleh salah satu lembaga pendidikan ternama di London yaitu Institut Linguistik. Artikel tersebut mensyaratkan beberapa hal yang harus dikuasai oleh seorang penerjemah teks ilmiah, di antaranya memiliki: 1 Pengetahuan yang luas tentang materi teks yang akan diterjemahkannya; 2 Imajinasi yang berkembang dengan baik yang memudahkannya untuk memfisualisasikan pemahaman maupun proses yang sedang didiskripsikan; perpustakaan.uns.ac.id commit to user 93 3 Inteligensi yang baik untuk melengkapi atau menyempurnakan pesan sesuai dengan teks aslinya bila terjadi putusnya mata rantai missing links in the original text; 4 Rasa bahasa kepekaan untuk memilih kata atau istilah yang paling tepat berdasarkan makna atau pesan yang ada dalam teks maupun kamus; 5 Kemampuan berbahasa yang baik untuk mendapatkan hasil terjemahan yang ringkas, padat namun jelas dan akurat; 6 Pengalaman praktis dalam menerjemahkan bidang-bidang terkait. Dengan kata lain untuk menjadi seorang penerjemah yang handal di bidang teknis, dia haruslah seorang ilmuan atau ahli teknik, linguis, dan sekaligus penulis.

12. Contoh Format Penulisan Struktur Abstrak oleh Mahasiswa S.3 dari