201
pertama dalam Tsu sebenarnya sudah berupa kalimat sempurna, sementara dalam Tsa masih dalam bentuk frasa yang berfungsi sebagai subjek. Pada
pemengga lan ke dua frasa „yang menunjukkan„ dalam Tsu sebenarnya
berfungsi sebagai penjelas atau keterangan adjective clause yang memberi keterangan pada „perubahan subseluler pada sel kondroid klaster„. Tsu
sebenarnya pemenggalan pertama berupa kalimat kompleks yang terdiri atas satu kalimat inti yaitu „Pada penderita degenerasi DIV terjadi perubahan
subseluler pada sel kondroid klaster„ 1 dan klausa penjelas adjective clausa yaitu „yang menunjukkan adanya kemampuan beradaptasi dan beregenerasi„.
Selanjutnya frasa nomina dan verba pada penggalan ke tiga: „Kemampuan ini ditunjukkan oleh‟: Frasa „kemampuan ini„ yang menduduki
subjek dalam kalimat tersebut dilesapkan, sementara verba „ditunjukkan oleh„
yang semestinya menduduki predikat dalam kalimat tersebut dan bentuknya „pasiva„, oleh penerjemahnya diubah menjadi verba aktif dan digeser
menempati predikat pada kalimat penggalan pertama. Penggalan kalimat ke 3 dan 4 Tsu dilebur menjadi penggalan 1, 2, dan 3. Disini juga terjadi cukup
banyak pergeseran dan pelesapan sehingga pesan Tsu tidak dapat tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu data no. K6 P5 ini lebih sesuai jika dikategorikan
sebagai hasil terjemahan yang „tidak akurat‟.
Sehubungan dengan hasil temuan dan penjelasan di atas, dan berdasarkan hasil akhir rerat
a tingkat keakuratan yaitu „1,98‟, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan teks abstrak disertasi oleh para
mahasiswa S3 adalah „Kurang Akurat„.
5. Penilaian Keberterimaan Hasil TerjemahanTeks Abstrak Disertasi
Pada bagian ini peneliti menjawab rumusan masalah yang ke 5 lima yaitu sehubungan dengan tingkat keberterimaan hasil terjemahan teks abstrak
disertasi dalam bahasa Inggris. Sebagai instrumen untuk menganalisis data, peneliti menggunakan sistem penilaian yang dimulai dari :
„3„ yang berarti „Berterima„; Nilai „2„: „Kurang Berterima„, dan Nilai „1„: „Tidak Berterima„.
Untuk mengetahui tingkat keberterimaan hasil terjemahan teks abstrak perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
202
disertasi ini peneliti melibatkan 3 tiga orang Raters yang memiliki dedikasi tinggi di bidang penerjemahan dan linguistik ilmu kebahasaan. Setiap Rater
memberikan penilaian terhadap setiap data yang diberikan oleh peneliti melalui kuesioner. Hasil penilaian ketiga Raters ini kemudian dijumlah dan
dirata-rata. Selanjutnya nilai ini akan dijadikan sebagai instrumentalat untuk mendiskripsikan hasil terjemahan teks abstrak secara lebih rinci dan
komprehensif. Adapun penilaian difokuskan pada tataran tekstual yang mencakup 3 tiga aspek penilaian, yaitu Struktur Gramatikal, Rerata Nilai
Struktur Abstrak dan Koherensi Tsa, dan Koherensi Tsa. Nya. Penilaian Struktur Gramatikal dilakukan per paragraf atau per teks,
sedangkan Struktur Abstrak dan Koherensi Teks Tsa dilakukan per teks abstrak. Struktur gramatikal yang dimaksud adalah struktur kalimat yang
biasanya digunakan dalam penulisan abstrak, yaitu simple present tense untuk bagian pendahuluan, dan simple past tense untuk bagian tujuan, metodologi,
hasil, dan simpulan. Sementara aspek-aspek yang dinilai pada Struktur Abstrak yaitu meliputi jumlah struktur abstraknya, kohesi, dan koherensi Tsa.
Sedangkan Koherensi Teks yang dinilai adalah kesesuaian penggunaan penanda kohesi, kohesi leksikal dan atau gramatikal yang digunakan dalam
Tsa, dan jumlah ide pokok main idea dalam setiap paragrafnya. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu indikator suatu teks dikatakan
koheren jika dalam satu paragraf memiliki tidak lebih dari satu ide pokok atau main idea.
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa aspek keberterimaan yang dinilai meliputi 3 tiga hal, yaitu: 1 Ketepatan Struktur
Gramatikal Tense nya; 2 Lengkap tidaknya Struktur Abstrak yang digunakan, dan 3 Koherensi Tsa. nya. Dengan demikian, berdasarkan
tabulasi hasil penilaian yang dilakukan oleh ketiga Raters pada Lampiran 4 Tabel 4.3, selanjutnya diketahui bahwa nilai rerata keberterimaan yang
diberikan oleh ketiga Raters tersebut seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini:
commit to user
203
Tabel 4.9 Nilai Rerata Keseluruhan Hasil Penilaian Rater1-2-3 Keberterimaan: Struktur Gramatikal, Struktur Abstrak Koherensi Tsa
Teks Abstrak Disertasi.
No. Data Struktur
Gramatikal Struktur
Absstrak Koherensi
Tsa Total
Rerata
K1 2,00
2,22 2,00
6,22 2,07
K2 2,00
2,11 2,33
6,44 2,14
K3 1,00
2,00 2,00
5,00 1,66
K4 1,00
1,66 1,66
4,33 1,44
K5 2,00
2,11 2,33
6,44 2,14
K6 2,00
2,00 2,00
6,00 2,00
K7 2,33
2,00 2,00
6,33 2,11
T1 1,00
1,88 2,00
4,88 1,62
T2 2,00
2,00 2,33
6,33 2,11
T3 2,00
1,66 1,33
5,00 1,66
T4 2,00
1,77 1,66
5,43 1,81
T5 1,22
1,33 1,33
3,88 1,29
T6 1,66
1,55 1,33
4,54 1,51
T7 1,33
1,44 1,33
4,10 1,36
T8 1,66
1,77 1,66
5,10 1,70
Total 25,22
27,51 27,33
80,06 26,68
Rerata 1,68
1,83 1,82
5,33 1,77
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, instrumen yang digunakan untuk menganalisis data adalah berdasarkan pada hasil
penilaian yang telah dilakukan oleh ketiga raters dengan rentangan nilai „3 –
2 - 1„. Nilai „3‟ dengan kategori teks „Berterima‟, nilai „2‟: Kurang Berterima,
dan „1‟: Tidak „Berterima„. Akan tetapi, setelah dilakukan tabulasi penggabungan nilai, penjumlahan dan hasil rerata dari tiga aspek yang
dinilai diketahui bahwa hasil rerata nilai tersebut berkembang menjadi lebih dari 3 tiga, yaitu mencapai 12 duabelas varian seperti pada tabel 4.9 di
atas. Varian nilai terendah nya adalah „1,29„ diperoleh data no T5, dan
tertinggi „2,14„ diperoleh data no. K2 dan K5. Rentang nilai ini cukup jauh, dan ada 12 varian nilai. Keduabelas varian itu terdiri dari: 2 dua teks abstrak
dengan nilai sama, yaitu: „2,14„. Ada 2 dua datateks abstrak yang memperoleh nilai rerata „2,14„, yaitu data no. K2 dan K5, dan merupakan
nilai rerata tertinggi untuk tingkat keberterimaan ini. Selanjutnya disusul data perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
204
no. K7 dan T2 yang sama- sama mendapat nilai rerata „2,11‟. Data no. K1
dengan nilai rerata „2,07‟, data no. K6 dengan nilai rerata „2,00‟, T5: „1,29‟, T8: „1,70‟, K3-T3: „1,66‟, T1: „1,62‟, T6: „1,51‟, K4: „1,44‟, T7: „1,36‟, dan
t erakhir T5: „1,29‟. Hal ini terjadi karena aspek yang dinilai dalam
keberterimaan teks terjemahan abstrak disertasi tidak hanya satu melainkan tiga, yaitu Struktur Gramatikal, Struktur Abstrak Tsa, dan Koherensi Tsa.
Sehubungan dengan hasil temuan di lapangan dimana varian nilainya cukup banyak dan beragam, peneliti kembali memampatkan dengan
melakukan penafsiran skala penilaian berdasarkan model penilaian kualitas terjemahan oleh Nababan, dkk 2012 seperti berikut ini:
No. Nilai
Kategori
1. 2,51-3,00
Berterima 2.
1,51-2,50 Kurang Berterima
3. 1,00-1,50
Tidak Berterima
Berdasarkan pengelompokan nilai tersebut di atas, selanjutnya klasifikasi, kategori, dan persentase nilai rerata sehubungan dengan penilaian
tingkat keterbacaan teks dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10 Klasifikasi, Kategori, dan Persentase Nilai Rerata Keberterimaan Terjemahan Teks Abstrak Disertasi
Nilai No. Data
Jumlah Persentase
Kategori 2,51-3,00
---- ----
Berterima
1,51-2,50 K1-K2-K3-
K4-K5-K6- K7-T1-T2-T3-
T4-T6-T8 13
86,67 Kurang
Berterima
1,00-1,50 T5-T7
2 13,33
Tidak Berterima
TOTAL 15
15 100
---- Berdasarkan pada tabel 4.10 diatas, tidak ditemukan satupun data atau
teks abstrak yang tingkat keberterimaannya mendapat nilai rerata antara „2,51
commit to user
205
– 3,00‟ dengan kategori „Berterima„. Ini artinya bahwa dari 15 limabelas teks abstrak yang diteliti tidak ditemukan satupun teks abstrak disertasi yang
hasil terjemahannya dikategorikan sebagai teks abstrak yang mendapat kategori teks
„Berterima‟. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa untuk mendapatkan kategori ini, teks abstrak disertasi dan
hasil terjemahannya tersebut harus mendapatkan nilai rerata antara „2,51-
3,00 ‟ dari 3 aspek yang dinilai, yaitu struktur gramatikal, struktur abstrak, dan
koherensi Tsa nya. Berdasarkan hasil temuan dan analisis data, pencapaian nilai rerata
tertinggi sehubungan dengan tingkat keberterimaan teks abstrak disertasi ini ditemukan pada data no. K2 dan K5 dengan nilai rerata
„2,14„, dan mendapat kategori „Kurang Berterima„. Sedangkan nilai rerata terendah ditemukan pada
data no. T5 dengan nilai rerata „1,29„, dengan kategori „Tidak Berterima„.
Dari 15 limabelas teks abstrak disertasi yang diteliti, ada 3 tiga teks abstrak atau sekitar 20 yang termasuk dalam kategori ini, yaitu data no. K4-
T5-T7. Secara berturut- turut ketiga data tersebut mendapat nilai rerata: „1,44,
1,29, dan 1,36‟. Sementara itu, untuk tingkat keberterimaan ini klasifikasi nilai didominasi oleh teks abstrak atau data yang mendapat kategori teks
abstrak „Tidak Berterima‟, yang mencapai 9 Sembilan teks atau 80.
Sementara teks abstrak yang mendapat kategori „Berterima‟ tidak ditemukan atau 0 .
Berikut ini adalah beberapa contoh datateks abstrak yang mendapat kategori „Kurang Berterima„, dan „Tidak Berterima„.
1 Contoh datateks yang mendapat kategori „Kurang Berterima‟.
Contoh data no. K2: perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
206
TsuK-2: Nani Y TsaK-2
‘Pengaruh Nilai Pribadi, Evaluasi outcome, Sikap, Niat, dan Perceived Behavior Control
terhadap Proses Pengambilan Keputusan, Keputusan, dan Tindakan Memanfaatkan
Pelayanan Puskesmas’
Penelitian ini
diawali dengan
masalah rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskesmas
di mana realisasi tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis pengaruh nilai pribadi terhadap evaluasi outcome, sikap, keputusan
memanfaatkan pelayanan Puskesmas, pengaruh niat dan perceived behavioral control terhadap
proses pengambilan keputusan, keputusan, dan tindakan memanfaatkan pelayanan Puskesmas.
Rancangan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional
menggunakan metode
survey. Penelitian
dilakukan pada seluruh wilayah Puskesmas di kota Kendari. Unit analisis yaitu pasien atau
keluarga pasien yang mengambil keputusan untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas.
Besar sampel dihitung secara proporsional dan memenuhi ketentuan model size yaitu sebesar
410 sampel. Hasil penelitian menunjukkan, nilai
pribadi berpengaruh
signifikan terhadap
evaluasi outcome dan keputusan memanfaatkan pelayanan Puskesmas. Nilai pribadi mempunyai
pengaruh tidak signifikan terhadap sikap. Evaluasi
outcome berpengaruh
signifikan terhadap
sikap memanfaatkan
pelayanan Puskesmas.
Niat berpengaruh
signifikan terhadap
proses pengambilan
keputusan
‘The influence of personal value, outcome evaluation, attitude, intension, and perceived
behavioral control
on decision-making
processes, decisions, and actions in utilizing public health center services’
This study begins 1 with the problem of low utilization of services in health centers where
the target is 2 not in accordance with the realization. The purpose of this study was to
analyze 3 the influence of personal value, outcome evaluation, attitude, intention, and
perceived 4 behavioral control on decision- making processes, decisions, and actions in
utilizing public health center services. The design of this research was 5
quantitive by using cross sectional survey method. The research was conducted 6 in all
areas of health centers in Kendari, the unit of analysis was 7 patients or families of the
patients who decided to utilize8 health center services. The samples were 9 proportionally
calculatedand should comply10 with the requirement of the model size which consisted
of 410 samples.
The results showed 11 that personal values had 12 a significant effect on outcome
evaluation and decision to public health center services. Personal values had 13 no
significant effect on attitudes. Outcome evaluation had 14a significant effect on
attitude to utilize public health center services. An intention had 15 a significant influence on
the decision making process in utilizing public
commit to user
207
memanfaatkan pelayanan Puskesmas. Proses pengambilan keputusan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan memanfaatkan pelayanan Puskesmas.
Perceived behavior
control berpengaruh
signifikan terhadap
proses pengambilan
keputusan dan
keputusan. Keputusan berpengaruh signifikan terhadap
tindakan memanfaatkan pelayanan Puskesmas. Dengan ditemukannya konsep ilmiah
baru dalam lingkup perilaku konsumen di Puskesmas, maka dapat dipakai sebagai dasar
meningkatkan kinerja
Puskesmas melalui
pemahaman nilai pribadi masyarakat dan petugas memberikan pelatihan pada masyarakat
untuk meningkatkan
keyakinan tentang
kemampuan mengendalikan perilakunya dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan sebagai
pilihan memanfaatkan pelayanan Puskesmas. Hasil ini juga berguna untuk mengembangkan
strategi Puskesmas
dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan. Key words: nilai pribadi, evaluasi outcome,
sikap, niat,
perceived behavior
control, pengambilan keputusan
health center services. The decision-making process
significantly influenced
16the decisions in utilizing public health center
services. The perceived behavioral control significantly influenced 17 the decision
making process and the decision itself. The decision significantly influenced 18 the action
to utilize public health center services. Due to the discovery of new scientific concepts
within the scope of consumers‟ behavior in the clinic, it can be used 19as a basis for
improving the performance of health centers by understanding of personal values of society and
provide 20 training to public officials to increase confidence about the ability to control
his behavior in the use of public health center. The results are 21 also useful for developing
strategies in the management of public health centers as an opinion in utilizing health
services. Keywords: Personal value, outcome evaluation,
attitude, intention,
perceived behavioral
control, decision-making.
Keterangan: Kata atau frasa yang dicetak miring adalah bagian struktur
gramatikal Tense yang salah, dan perlu dilakukan pembetulan. Data no. K2 diatas mendapat nilai rerata tertinggi, yaitu: „2,14‟
d engan kategori „Kurang Berterima‟. Nilai ini diperoleh dari ketiga Raters,
dengan komposisi nilai: „2,00 – 2,11 – 2,33‟ sehingga nilai reratanya menjadi
„2,14‟. Berikut ini adalah penjelasan awal pemerolehan nilai „2,14„ dari ketiga perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
208
Raters dengan tiga aspek penilaian, yaitu: struktur gramatikal, struktur abstrak, dan koherensi teks Tsa dengan rincian seperti berikut ini:
Struktur Gramatikal Struktur Abstrak Kohernsi
Rerata Rater 1
2 2
2 2,00
Rater 2 2
2,33 3
2,44 Rater 3
2 2
2 2,00
Rrata Rt 1-2-3: „
2,14 ‟
Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ketiga Raters tersebut, nilai yang diberikan oleh Rater 1 dan 3 persis sama,
yaitu „2‟ untuk ketiga aspek yang dinilai. Perbedaan nilai hanya pada Rater 2, itupun hanya
pada aspek struktur abstraknya. Perlu diketahui bahwa penilaian struktur gramatikal hanya difokuskan pada ketepatan dalam penggunaan „Tense„.
Tense yang dimaksud adalah Simple Present Tense untuk bagian pendahuluan, dan Simple Past untuk keempat bagian lainnya, yaitu tujuan
penelitian, metodologi, pembahasan hasil, dan simpulan. Sedangkan struktur abstrak yang dinilai meliputi 3 tiga aspek seperti telah dibahas pada bagian
sebelumnya, yaitu jumlah struktur abstraknya, kohesi, dan koherensi Tsa. Sementara koherensi disini adalah koherensi Tsa nya.
Sehubungan dengan penjelasan di atas, untuk penilaian struktur gramatikal, peneliti setuju dengan hasil penilaian yang diberikan oleh ketiga
Raters yang telah memberikan nilai sama, yaitu „2‟. Dengan pertimbangan,
dari 21 duapuluh satu tense yang digaris bawahi dalamteks abstrak tersebut terdapat 3 tiga tense atau 14,28 yang kurang tepat, yaitu pada no. 19-20
dan 21. „can be‟ pada no. 19 seharusnya „could be‟, no. 20, „provide‟
seharusnya „providing‟ supaya parallel dengan „understanding‟, dan no. 21,
„are‟ seharusnya diganti „were‟. Sementara untuk struktur abstrak dan koherensi Tsa peneliti setuju dengan penilaian yang diberikan oleh Rater 1
commit to user
209
dan 3 yang memberikan nilai „2‟. Kedua aspek ini telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
2 Contoh data no. T4 yang mendapat niai rerata „1,81‟ tetapi mendapat
kategori yang sama, yaitu: „Kurang Berterima‟.
Contoh data no. T4:
TsuT-4: Sherly A- ‘Dinamika….
TsaT-4
Ruang publik merupakan salah satu elemen penting ruang kota dan menjadi
kebutuhan bagi penduduk perkotaan. Ruang
publik dapat
berupa taman,
lapangan olahraga, dan lain-lain. Seiring makin pesatnya perkembangan kota dan
menguatnya kepentingan
ekonomi, eksistensi ruang publik di lingkungan
pemukiman terganggu karena luasan yang makin berkurang.
Tujuan penelitian ini untuk memahami dinamika ruang publik eksklusif dan
inklusif serta memelajari faktor internal dan eksternal yang berperan pada dinamika
ruang publik di kawasan pemukiman masyarakat menengah ke bawah. Ruang
eksklusif adalah ruang yang digunakan oleh kelompok tertentu, bersifat tertutup
dan terbatas serta terletak di bagian dalam pemukiman. Sedang ruang inklusif adalah
ruang yang dapat diakses oleh siapa pun, bersifat terbuka dan terletak di sekitar
kawasan atau berbatasan dengan kawasan lain di pemukiman.
Metoda penelitian yang digunakan Public space such as public park, football
field and others, is 1 an importantelement of urban space for the need of urban
dwellers. However, along with the rapid change
in urban
development and
economic interests, the existence of public space is 2in trouble, it decreases 3both
in term of amount and quality in the urban area.
The aim of the study is to understand 4the dynamic of exclusive and inclusive
public space which emerges in new settlement
of middle
lower income
community. The study is conducted 5to investigate the role of internal and external
factors played 6in the dynamic of public space. Exclusive space is 7 space that is
used 8 only by specific group in certain settlement. On the other hand, the inclusive
space is 9an open space that can beaccessed 10by all, located around a
settlement or as border to other settlement. The research method used was
11combination of
qualitative and
quantitative method
applied 12for
commit to user
210
adalah kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan sosiologi
tentang ruang sosial. Data primer diperoleh dari
pengamatan terhadap
perilaku pengguna ruang publik di lokasi penelitian.
Analisa yang digunakan adalah analisa domain, komponensial, dan analisa proses
tipo-morfologi untuk menemukan dan menjelaskan proses pembentukan ruang
publik eksklusif dan inklusif. Penelitian
menemukan bahwa
karakteristik ruang eksklusif dan ruang inklusif pada ruang publik di pemukiman
masyarakat menengah
ke bawah
dipengaruhi oleh besaran dan bentuk ruang, batas ruang, dan zonasi ruang.
Faktor budaya, kebiasaan dan pengalaman seseorang
juga turut
mempengaruhi karakteristik ruang eksklusif dan inklusif.
Sedang faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembentukan ruang eksklusif dan
inklusif adalah wadah dan isi ruang akibat adanya proses bordering, clustering dan
exclusion-inclusion. Kedinamikaan ruang publik eksklusif dan inklusif dipengaruhi
oleh jenis kegiatan, kelompok pengguna, dan waktu yang membentuk pola tumpang
tindih. Di samping itu faktor perilaku keruangan, kepadatan ruang dan intensitas
pemanfaatan ruang juga mempengaruhi kedinamikaan ruang. Dengan demikian,
ruang publik bukan sesuatu yang bersifat fisik, spasial, arsitektural saja, namun
sociological approach for social space. Primary data was compiled 13from field
study and observation to the behavior of the user when using the open space. Three
types of analysis were used 14in order to understand and to explain the formation
process of exclusive and inclusive public space. Those are 15domain analysis,
componential analysis, and process analysis typo-morphology.
The finding reveals 16that the characteristics of exclusive and inclusive
public space of the middle lower housing community are influenced 17by space
dimension its form, and space boundary, as well as space zones. Included in the factors
affecting are 18the dwellers culture, custom, and experience. The development
of the exclusive and inclusive public space is affected 19 by place and space content
factors created by bordering, clustering, and
exclusion-inclusion process.
The dynamics of exclusive and inclusive public
space mostly caused 20 by the space user‟s activities and time that created 21
overlapping pattern. In addition the factors of spatial behavior, space density, the
intensity of space use also affect 22the dynamic of space. Therefore, public space
is not only related 23to the characters of physical spatial architecture but also
embraces the social, culture, economy, law, and other aspects of life.
commit to user
211
mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi, hukum dan sejenisnya.
Kata kunci: Ruang Publik, Eksklusif- Inklusif dan Permukiman Masyarakat
Menengah Ke bawah. Keywords: public open space, exclusive-
inclusive, and a middle lower class settlement.
Keterangan: Kata atau frasa yang dicetak miring adalah bagian struktur
gramatikal Tense yang salah, dan perlu dilakukan pembetulan. Data no. T4 diatas mendapat nilai rerata tertinggi ke lima, yaitu:
„1,81‟ dengan kategori sama, yaitu „Kurang Berterima‟. Nilai ini diperoleh dari ketiga Raters, dengan komposisi nilai:
„2,00 – 1,77 – 1,66‟, sehingga nilai reratanya menjadi „1,81‟. Nilai ini berasal dari pemerolehan nilai dari
ketiga Raters dengan tiga aspek penilaian, yaitu: struktur gramatikal, struktur abstrak, dan koherensi teks Tsa dengan rincian seperti berikut ini:
Struktur Gramatikal Struktur Abstrak Kohernsi
Rerata Rater 1 2
2 2
2,00 Rater 2
2 1
1 1,33
Rater 3 2
2,33 2
2,11 Rrata Rt 1-2-3:
„1,81‟ Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ketiga Raters
tersebut, hanya aspek struktur gramatikal yang mendapat penilaian sama dari ketiga Raters, yaitu „2„, sementara untuk dua aspek lainnya, yaitu
struktur abstrak dan koherensi Tsa, nilai yang diperoleh cukup beragam.Hanya aspek koherensi Tsa yang mendapat nilai sama dari Rater
1 dan 3, yaitu „2„, sedangkan Rater 2 hanya memberi nilai „1„ untuk aspek ini.
commit to user
212
Perlu diketahui bahwa penilaian struktur gramatikal hanya difokuskan pada ketepatan dalam penggunaan „Tense„. Tense yang dimaksud adalah
Simple Present Tense untuk bagian pendahuluan, dan Simple Past untuk keempat bagian lainnya, yaitu tujuan penelitian, metodologi, pembahasan
hasil, dan simpulan. Sedangkan struktur abstrak yang dinilai meliputi 3 tiga aspek seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, yaitu jumlah
struktur abstraknya, kohesi, dan koherensi Tsa. Sementara koherensi disini adalah koherensi Tsa nya.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sehubungan dengan data di atas, untuk penilaian struktur gramatikal, peneliti kurang setuju dengan
hasil penilaian yang diberikan oleh ketiga Raters yang telah memberikan nilai
sama, yaitu „2‟. Menurut peneliti dari 23 duapuluh tiga tense yang diberi garis bawah tersebut terdapat 13 tigabelas tense lebih dari
limapuluh persen salah. Kesalahan-kesalahan tersebut terjadi pada tense no: 4-5-7-8-9-10-15-16-17-18-19-22-23. Berikut ini adalah sejumlah data
„Tense‟ yang salah dan pembetulannya:
No. No. tense
Salah Tense Pembetulan
1. 4
is to understand was to understand
2. 5
is conducted was conducted
3 7
is was
4. 8
is used was used
5. 9
is was
6. 10
can be accessed could be accessed
7. 15
are were
8. 16
reveals revealed
9. 17
are influenced were influenced
10. 18
are were
11. 19
is affected was affected
12. 22
affect affected
13. 23
is not only related was not only related
commit to user
213
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa „tense‟
yang digunakan dalam penulisan teks abstrak adalah „Simple Present Tense‟ digunakan untuk bagian pendahuluan saja, sedangkan untuk 4
empat bagian lainnya seperti: tujuan penelitian, metodologi, pembahasan hasil, dan simpulan, d
itulis dengan menggunakan „Simple Past Tense‟, baik aktive maupun pasive.Dengan pertimbangan ini, peneliti kurang
sependapat dengan ketiga Raters yang telah memberikan nilai „2‟ untuk
aspek struktur gramatikal ini. Pertimbangan lain adalah jumlah kesalahannya lebih dari limapuluh persen, yaitu 13 kesalahan atau
mencapai 56,52 dari 23 tense yang ada. Oleh karena itu peneliti hanya memberi nilai „1‟ untuk aspek struktur gramatikal pada data no. T4
tersebut. Sementara untuk dua aspek lainnya yaitu struktur abstrak dan koherensi Tsa, peneliti setuju dengan Rater 1 dan 3 yang telah
memberikan penilaian rerata sekitar „2‟ untuk dua aspek ini. 3
Contoh datateks abstrak disertasi yang mendapat kategori penilaian „Tidak Berterima„.
Dari 15 limabelas teks abstrak yang diteliti, ada 3 tiga datateks abstrak atau sekitar 20 termasuk dalam kategori ini. Ketiga data tersebut
adalah data no. K4 dengan nilai rerata „1,44‟, data no. T5 dengan nilai rerata „1,29‟, dan data no. T7 dengan nilai rerata „1,36‟. Dari ketiga data
tersebut, data no. K4 terjadi perbedaan penilaian yang cukup mencolok antara nilai yang diberikan Rater 1 dengan Rater 2 dan 3. Data ini
m endapat nilai rerata „1,00‟ dari Rater 1, sedangkan Rater 2 dan 3
memberi nilai rerata sama, yaitu „1,66‟. Sementara perbedaan penilaian
pada data no. T5 dan T7 relatif sangat kecil. Komposisi nilai yang diperoleh data no. T5 adalah „1,22-1,33-1,33„, sedangkan komposisi nilai
data no. T7 adalah: „1,33-1,44-1,33„. Di bawah ini adalah contoh data no. K4 dengan nilai rerata „1,44„ dengan kategori teks abstrakdata yang
dikelompokkan sebagai teks terjemahan abstrak disertasi yang „Tidak Berterima„.
commit to user
214
Contoh data no. T8:
TsuT-8: Ali M TsaT-8
KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH
PERPIPAAN DI PEDESAAN Air bersih merupakan salah satu
kebutuhan dasar manusia. Namun, tidak semua warga negara dapat menikmati
pelayanan air bersih. Rendahnya tingkat pelayanan air bersih ini terkait dengan
kegagalan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan era 1970-2000,
khususnya di pedesaan. Pada era tersebut, banyak sarana dan prasarana
air minum yang tidak berkelanjutan dalam
pengoperasian dan
pemeliharaannya. Pengalaman
di Negara
lain menunjukkan
bahwa kegagalan sering disebabkan oleh
kurangnya partisipasi masyarakat dan kurangnya
penerimaan masyarakat
terhadap teknologi baru. Di masa yang akan 214 datang, pemerintah berupaya
meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat miskin di pedesaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan keberlanjutan
system penyediaan air bersih yang hasilnya dapat memberikan kontribusi
problem solving pada pelaksanaan SUSTAINABILITY OF WATER
SUPPLY SYSTEM BY PIPELINE IN RURAL AREAS
Water is 1 one of the public needs. However, not all peoples receive
2 water services. Low level of water services is related 3 to the failure of
water and sanitation developments in 1970-2000, especially in rural areas. In
the era, many water infrastructures were not 4sustainable in operation
and maintenance. Experience in other countries showed 5 that failure was
caused 6 by lack of community participation and lack of community
acceptance of new technology. In the future, the government would improve
7water services for the poor in rural areas. Therefore, research related to the
sustainability of water supply system was conducted 8. Results of the
research will contribute 9 to problem solving
in rural
water supply
development in the future. Research was conducted 10 in 24
villages in nine districts in the Brantas River Basin. The villages have 11
water supply system that managed 12 perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
215
pembangunan air bersih pedesaan di masa yang akan 215datang.
Penelitian dilakukan di 24 desa di sembilan kabupaten dalam wilayah
daerah aliran sungai DAS Brantas. Desa-desa tersebut merupakan desa
yang memiliki sarana air bersih yang dikelola oleh masyarakat. Penelitian
menggunakan metoda
penelitian kuantitatif
dan kualitatif
dengan pendekatan studi kasus dan survei.
Survei bertujuan untuk mendapatkan data persepsi masyarakat pelanggan dan
pengelola air tentang aspek teknis, keuangan, sosial, dan institusi. Semua
data dikuantifikasi dalam rentang 0 sampai 1 agar dapat dianalisis dengan
metoda statistik.
Data tersebut
dikelompokkan ke dalam beberapa variabel,
yaitu perencanaan,
pengelolaan, masyarakat, keandalan sistem dan keberlanjutan. Analisis data
menggunakan metoda
structural equation modeling.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa keberlanjutan dipengaruhi signifikan
oleh variabel pemilihan penerapan teknologi, ketersediaan sumber air,
biaya investasi,
keberadaan dan
kemampuan operator, ketersediaan suku cadang,
biaya operasi,
teknik by community. The research used
13quantitative and
qualitative approach by case studies and surveys.
Survey aimed to obtain 14customers and committee perception of technical,
financial, social,
and institutional
aspects of water management. All data were 15 quantified in range 0 to 1 and
analyzed 16 with statistical methods, namely structural equation modeling
SEM. The data are grouped 17into several variables, including planning,
management, community, reliability of system, and sustainability of system.
Results of the research show 18 that sustainability is influenced 19
significantly by variables of technology selection, availability of water sources,
investment cost,
existence and
capabilities of operator, availability of spare parts, operation cost, technical
operations, community participation, and institutional management. This
research also results 20 a model of sustainability which able to predict 21
sustainability index. This index is used 22
for determining
level of
sustainability. The
level of
sustainability is grouped 23 into three levels, namely low sustainability the
sustainability index is 24less than perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
216
pengoperasian, partisipasi masyarakat, dan pengelolaan lembaga. Penelitian ini
juga mengahsilkan model keberlanjutan yang mampu memprediksi indeks
keberlanjutan system penyediaan air bersih perpipaan di pedesaan. Indesks
keberlanjutan digunakan
untuk menentukan
tingkat keberlanjutan.
Tingkat keberlanjutan dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu
berkelanjutan rendah indeks keberlanjutan lebih kecil
dari 1,320,
keberlanjutan sedang
indeks keberlanjutan = 1,320-1,914, dan
keberlanjutan tinggi
indeks keberlanjutan lebih besar dari 1,941.
Kata kunci: Keberlanjutan, system penyediaan air bersih, perdesaan, DAS
Brantas. 1.320, medium sustainability the
sustainability index = 1.320 to 1.914, and
high sustainability
the sustainability index is 25 higher than
1.914.
Key words: Sustainability, water supply system, rural area, Brantas River Basin.
Keterangan: Kata atau frasa yang dicetak miring adalah bagian struktur
gramatikal Tense yang salah, dan perlu dilakukan pembetulan. Data no. T8 diatas mendapat nilai rerata
„1,70‟ dengan kategori „Tidak Berterima‟. Nilai ini diperoleh dari nilai rerata ketiga Raters dari 3
tiga aspek penilaian yang menckup 3 tiga aspek, yaitu kelengkapan struktur abstraknya, kesesuaian penggunaan struktur gramatikalnya, dan
koherensi Tsa nya. Nilai ini memiliki komposisi: „1,66 – 1,77 – 1,66‟, dan
nilai reratanya menjadi „1,70‟. Nilai ini berasal dari pemerolehan nilai dari ketiga Raters dengan tiga aspek penilaian, yaitu: struktur gramatikal,
struktur abstrak, dan koherensi teks Tsa dengan rincian seperti berikut ini: perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
217
Struktur Gramatikal Struktur Abstrak Kohernsi
Rerata Rater 1
2 2
2 2,00
Rater 2 1,33
1 1
1,11 Rater 3
1,66 2,33
2 2,00
Rrata Rt 1-2-3:
„1,70‟ Berdasarkan hasil penilaian yang diberikan oleh ketiga Raters
tersebut, Rater 1 dan 3 memberikan nilai rerata sama, yaitu „2„ meskipun
dua aspek yaitu struktur gramatikal dan struktur abstrak terdapat sedikit perbedaan. Sementara Rater 2 memberikan penilaian yang agak jauh
berbeda dari Rater 1 dan 3, yaitu dengan nilai rerata „1,11„. Perlu diketahui bahwa penilaian struktur gramatikal hanya
difokuskan pada ketepatan dalam penggunaan „Tense„. Tense yang dimaksud adalah Simple Present Tense untuk bagian pendahuluan, dan
Simple Past untuk keempat bagian lainnya, yaitu tujuan penelitian, metodologi, pembahasan hasil, dan simpulan. Sedangkan struktur abstrak
yang dinilai meliputi 3 tiga aspek seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, yaitu jumlah struktur abstraknya, kohesi, dan koherensi Tsa.
Sementara koherensi yang dimaksud disini adalah koherensi Tsa nya. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sehubungan dengan data
di atas, untuk penilaian struktur gramatikal, peneliti kurang setuju dengan hasil penilaian yang diberikan oleh Rater 1 yang telah memberikan nilai
„2‟ dan Rater3 yang memberikan nilai rerata „1,66‟. Dari hasil temuan dan analisis yang dilakukan peneliti, dari 25 duapuluh lima
„tense‟ yang diberi garis bawah tersebut terdapat 17 tujuhbelas
„tense‟ atau 68 lebih dari limapuluh persen salah. Kesalahan-kesalahan tersebut terjadi
pada „tense‟ no: 4-5-6-7-8-11-12-14-17-18-19-20-21-22-23-24-25. Berikut
ini adalah sejumlah data „Tense‟ yang salah dan pembetulannya: perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
218
No. No. tense
Salah Tense Pembetulan
1. 4
were are
2. 5
showed shows
3. 6
was caused is caused
4. 7
would improve will improve
5. 8
was conducted is conducted
6. 11
have had
7. 12
that managed that was managed
8. 14
aimed to obtain was aimed atobtaining
9. 17
are grouped were grouped
10. 18
show showed
11. 19
is influenced was influenced
12. 20
results resulted in
13. 21
which able to which was able to
14. 22
is used was used
15. 23
is grouped was grouped
16. 24
is less was less
17. 25
is higher was higher
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa „tense‟ yang digunakan dalam penulisan teks abstrak adalah „Simple
Present Tense‟, digunakan untuk bagian pendahuluan saja, sedangkan
untuk 4 empat bagian lainnya seperti: tujuan penelitian, metodologi, pembahasan hasil, dan simpulan, ditulis dengan menggunakan „Simple
Past Tense‟, baik aktive maupun pasive. Dengan pertimbangan ini, peneliti
kurang sependapat dengan Rater 1 dan 3 yang telah memberikan nilai rerata „2‟ untuk aspek struktur gramatikal ini. Pertimbangan lain adalah
jumlah kesalahannya lebih dari limapuluh persen, yaitu mencapai 68. Dari 25 „Tense„ yang ada, 17 tujuhbelas diantaranya terjadi
kesalahan.Oleh karena itu peneliti hanya memberi rerata nilai „1‟ untuk
aspek struktur gramatikal pada data no. T8 tersebut. Sementara untuk dua aspek lainnya yaitu struktur abstrak dan koherensi Tsa, peneliti setuju
dengan Rater 1 dan 3 yang telah memberikan nilai rerata sekitar „2‟ untuk
dua aspek ini. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
219
4 Contoh datateks dengan kategori „Tidak Berterima‟.
Berdasarkan hasil temuan, dari 15 limabelas teks abstrak yang diteliti, nilai terendahnya adalah data no.
T5 dengan nilai rerata „1,29„, dengan komposisi nilai: „1,22-1,33-1,33„. Ini artinya, ketiga Raters
memberi nilai rerata „1,22„ untuk struktur gramatikalnya, „1,33„ untuk
rerata struktur absstrak, dan „1,33„ untuk koherensi Tsa nya.
6. Penilaian Tingkat Keterbacaan Hasil Terjemahan Teks Abstrak Disertasi