97
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teks abstrak yang ditulis oleh penulis asing tersebut juga dikategorikan kurang baik. Ada 3
tiga kesalahan sekaligus, yaitu teks abstrak tidak dilengkapi dengan simpulan, satu gagasan pokok yang ditulis dalam dua paragraf yang
menjadikan teks menjadi tidak koheren, dan ditemukannya sejumlah struktur gramatikal tense.yang kurang tepat. Sehubungan dengan ketidaktepatan
tense yang digunakan, sepertinya penulis kurang atau tidak konsisten terutama dalam penggunaan struktur gramatikalnya. Misalnya tercampurnya
„tense„ yang berbeda simple present dan simple past tense dalam satu kejadian yang
sama. Berdasarkan penjelasan di atas, menurut peneliti teks abstrak tersebut
belum sepenuhnya memenuhi kriteria teks abstrak yang baik sebagaimana yang disyaratkan oleh Owen D. Williamson. Ditemukan ada 3 tiga kesalahan
mendasar dalam teks abstrak tersebut, yaitu aspek struktur abstraknya, koherensi, dan struktur gramatikal terutama tensenya.
14. Contoh Format Penulisan Struktur Abstrak dan Terjemahannya oleh
Penulis Indonesia
Contoh 1: Penggalan teks abstrak ini ditulis oleh Mr. SH alumni Universitas
Airlangga Surabaya tahun 2007 dengan bidang studi Ekonomi Manajemen. Peneliti hanya mengambil satu paragraf dari lima paragraf yang ada, yaitu
pada bagian pendahuluan.
Tsu: Abstrak ’Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Ekspor dan Impor Non-
Migas Serta
Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi Jawaa Timur’
Indonesia dalam proses pembangunannya dihadapkan pada suatu kondisi perekonomian dunia yang semakin global dan terintegrasi sedemikian kuatnya
dengan negara di dunia, sehingga dengan kondisi global itu telah menciptakan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
98
berbagai kecenderungan berupa regionalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dibarengi dengan arus informasi dan teknologi yang telah berubah dari
teknologi sederhana menjadi teknologi canggih.
Tsa: Abstract: ’An Effect of Economic Growth on Non-Migas Export and Import, and
on Social Welfare in East Java Province’
Indonesia in the course of its continual development processes is confronted with the world economy which is increasingly globalized and strongly
integrated with many other economies in the world. This global condition brings about some tendencies toward economic regionalization and free trade
accompanied by a flow of various information and the state-of the-art technology
1 Komentar tentang Tsu: Pada paragraf ini penulis merangkaikan sebanyak 51 kata hanya menjadi
satu kalimat saja. Secara teoritis sebagaimana yang dikemukakan oleh Flesch dalam Sakri dalam Nababan, 1997: 53 maka dari segi tingkat keterbacaan,
teks tersebut termasuk sangat sulit. Paragraf diatas hanya terdiri satu kalimat dan memiliki lebih dari 29 kata atau bahkan hampir dua kali lipatnya, yaitu 51
kata. Bagi para pembaca yang penutur aslinya bahasa Indonesia mungkin kalimat sepanjang itu tidak begitu menjadi masalah. Akan tetapi apabila
pembacanya bukan dari Indonesia hal tersebut kemungkinan besar akan sangat menyulitkan untuk bisa memahami teks tersebut secara keseluruhan. Jadi
kesalahan pertama dari Tsu. nya adalah karena kalimat yang digunakan terlalu panjang serta mengulangi sejumlah kata yang tidak perlu. Sebenarnya kalimat
diatas dapat dipecah menjadi dua atau bahkan tiga kalimat dengan menyisipkan sejumlah kata dan atau melesapkan sejumlah kata yang tidak
perlu karena sudah jelas, seperti pembetulan yang disarankan peneliti berikut ini:
commit to user
99
Pembetulan pertama: ‟Indonesia dalam proses pembangunannya
dihadapkan pada suatu kondisi perekonomian dunia yang semakin global dan terintegrasi. Pengaruh ini sedemikian kuatnya dengan negara di
dunia, sehingga dengan kondisi global itu telah menciptakan berbagai kecenderungan berupa regionalisasi ekonomi dan perdagangan bebas.
Kemajuan pembangunan ini juga dibarengi dengan arus informasi dan teknologi yang telah berubah dari teknologi sederhana menjadi teknologi
canggih‟. Pembetulan ke dua: Menurut pengamatan penulis, kalimat tersebut
terlalu banyak menggunakan kata yang semestinya tidak perlu. Selain itu pemilihan kata maupun struktur gramatikalnya juga kurang tepat. Oleh
karena itu peneliti menyarankan agar kalimat tersebut diubah menjadi: ‟Indonesia dalam proses pembangunannya dihadapkan pada suatu kondisi
perekonomian dunia yang semakin global dan terintegrasi sedemikian kuatnya. dengan negara di dunia sehingga dengan Kondisi global itu telah
menciptakan berbagai kecenderungan berupa regionalisasi ekonomi dan perdagangan bebas. Kemajuan pembangunan ini juga dibarengi dengan
semakin gencarnya arus informasi dan teknologi yang telah berubah mengubah dari
teknologi sederhana menjadi teknologi canggih‟. Keterangan: Menurut peneliti, kata-kata yang digaris bawahi tidak
perlu digunakan. Dengan demikian ada 11 sebelas kata yang semestinya tidak diperlukan dalam konteks kalimat tersebut. Oleh karena itu pada
pembetulan ke dua ini hanya diperlukan dua kalimat saja karena adanya pengurangan kata-kata tersebut. Sedangkan kata-kata yang ada dalam
kurung adalah kata-kata yang disarankan untuk ditambahkan sehingga terbentuk koherensi antara kalimat satu dengan lainnya.
Kesimpulan sementara: Menurut peneliti Tsu yang ditulis oleh penulis teks asli mahasiswa S.3 tersebut secara keseluruhan dilihat dari
padanan sintaksis, struktur gramatikal, leksikal, kohesi, maupun perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
100
koherensinya masih kurang atau bahkan tidak memenuhi persyaratan teks yang baik. Oleh karena itu sebelum teks abstrak asli diterjemahkan ada
baiknya direvisi bersama antara penulis teks asli dan penerjemah sehingga tidak terjadi
‟misinformation‟. 2 Komentar tentang Tsa: Berdasarkan Tsa teks abstrak hasil terjemahan
sebagaimana yang tertulis di atas, penerjemah telah menambahkan kata sekitar 12 atau 13 kata sebagaimana kata-kata yang digaris bawahi dan
melesapkan atau mengurangi sejumlah kata serta mengubah struktur kalimat dari teks aslinya. Hal ini dilakukan oleh penerjemah
kemungkinan agar apa yang ingin disampaikan oleh penulis teks asli dapat dipahami oleh pembaca Teks sasaran Tsa. Selain itu penerjemah
juga telah membagi paragraf yang semula hanya terdiri atas satu kalimat saja menjadi dua kalimat dengan maksud untuk mempermudah
pemahaman pembacanya. Meskipun metode penerjemahan seperti ini sering kali dikatakan tidak setia dengan teks aslinya namun hal ini lebih
baik dari pada teks hasil terjemahannya tidak dapat dipahami sama sekali oleh pembaca sasaran.
Selanjutnya penggunaan kata-kata seperti: ‟in the course of‟‟ yang
dipadankan dengan ‟dalam‟; ‟increasingly globalized‟ = semakin global; ‟many other economies‟ = dengan negara lain di dunia; ‟a flow of various
information‟= arus informasi; ‟the state-of the-art technology‟ = teknologi
yang telah berubah dari teknologi sederhana menjadi teknologi canggih. Padanan-padanan yang digunakan oleh penerjemah tersebut menurut
peneliti sebenarnya kurang tepat pada konteks tersebut sehingga hal ini dikhawatirkan dapat mengubah makna kalimat sebagaimana pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis teks asli. 3 Saran-saran: Untuk meminimalisasi kesalahan dan menghindari adanya
salah interpretasi antara penulis teks asli dengan penerjemah, ada baiknya teks abstrak bahasa Indonesia direvisi terlebih dahulu oleh penerjemah
commit to user
101
terutama abstrak hasil penelitian S.3 dengan persetujuan penulis sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Hal ini perlu dilakukan untuk
menyamakan persepsi antara penulis teks asli dan penerjemah, dengan pertimbangan bahwa abstrak ini merupakan ringkasan hasil penelitian
yang ditulis oleh seorang doktor yang tentu saja kapabilitas keilmuan maupun kepakarannya diharapkan mendekati sempurna.
15. Tinjauan Pustaka dan Penelitian yang Relevan