188
ini merupakan data yang mendapatkan nilai rerata struktur abstrak paling rendah atau paling buruk baik Tsu maupun Tsa nya.
m Berdasarkan hasil temuan dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
nilai rerata secara keseluruhan struktur teks abstrak disertasi dan tingkatan koherensi teksnya yaitu: Tsu adalah
„2,15„ dengan kategori nilai „Kurang Baik„, sedangkanTsa. nya mengalami penurunan menjadi „1,77„ dengan
kategori nilai yang sama, yaitu „Kurang Baik„. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa secara umum hasil terjemahan struktur abstrak dan koherensi Tsu mengalami penurunan kualitasnya meskipun tidak
signifikan.
4. Penilaian Tingkat Keakuratan Hasil Terjemahan Teks Abstrak Disertasi
Pada bagian ini peneliti menjawab rumusan masalah yang ke empat, yaitu sehubungan dengan tingkat keakuratan hasil terjemahan teks abstrak
disertasi dalam bahasa Inggris. Sebagai instrumen untuk menganalisis data, peneliti menggunakan sistem penilaian yang dimulai dari
„1„: yang berarti Tidak Akurat, nilai
„2„: Kurang Akurat, dan „3„: Akurat. Untuk mengetahui tingkat keakuratan hasil terjemahan teks abstrak disertasi ini peneliti
melibatkan 3 tiga orang Raters yang memiliki dedikasi tinggi di bidang penerjemahan dan linguistik kebahasaan. Setiap Rater memberikan penilaian
terhadap setiap data yang diberikan oleh peneliti melalui kuesioner. Data yang dimaksud adalah setiap paragraf yang ada dalam setiap teks abstrak. Dengan
demikian jika teks abstrak memiliki 5lima paragraf, teks abstrak tersebut memiliki 5 lima data yang perlu diberikan nilai keakuratannya. Hasil
penilaian ketiga Raters ini kemudian dijumlah dan dirata-rata. Selanjutnya nilai ini akan dijadikan sebagai alat untuk mendiskripsikan dan menjelaskan
hasil terjemahan teks abstrak secara lebih rinci. Karena penilaiannya difokuskan pada tataran tekstual yang mencakup aspek kohesi dan koherensi
maka penilaian dilakukan per paragraf. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
189
Berdasarkan tabel 4.1 pada lampiran 4, tabel 4.7 di bawah ini diperoleh hasil penilaian rerata, dan pengkategorian tingkat keakuratan setiap teks
abstrak disertasi oleh ketiga Raters.
Tabel 4.7 Nilai Rerata Tingkat Keakuratan Teks Abstrak Disertasi
No. No. Data
Nilai 1.
K1 1,80
2. K2
2,41 3.
K3 2,00
4. K4
1,66 5.
K5 2,06
6. K6
1,60 7.
K7 2,40
8. T1
1,66 9.
T2 2,22
10. T3
1,75 11.
T4 2,00
12. T5
2,00 13.
T6 2,00
14. T7
1,88 15.
T8 2,00
TOTAL 15
29,44 Rerata
29,44:15 „1,96„
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa hasil penilaian rerata untuk tingkat keakuratan teks terjemahan teks abstrak disertasi sangat beragam.
Namun demikian, selisih nilai antara data satu dengan yang lainnya relatif kecil. Oleh karena itu tidak ditemukan perbedaan nilai yang cukup mencolok.
Berdasarkan hasil penilaian rerata yang dilakukan oleh ketiga Raters tersebut diperoleh 10 sepuluh varian nilai dengan nilai terendah „1,60„, diperoleh data
no. K6, dan tertingginya ada lah „2,41„, diperoleh data no. K2. Dari 15
commit to user
190
limabelas teks abstrak tersebut nilai rerata yang paling mendominasi adalah „2,00„, yang mencapai 5 lima datateks abstrak atau sekitar 33,33. Kelima
teks abstrak yang memperoleh nilai sama tersebut adalah data no. K3-T4-T5- T6-
T8. Selanjutnya adalah teks abstrak yang mendapat nilai rerata „1,66„. Ada 2 dua teks abstrakdata atau sekitar 13,33 yang mendapat nilai ini, yaitu
data no. K4 dan T1. Sementara 8 delapan data sisanya atau sekitar 53,34 memperoleh nilai yang bervariasi.
Sehubungan dengan keragaman nilai yang mencapai 10 sepuluh varian tersebut, peneliti kembali membuat penafsiran nilai berdasarkan model
penilaian kualitas terjemahan yang dikemukakan oleh Nababan dkk 2012 seperti tampak dalam tabel 4.8 dibawah ini:
Tabel 4.8 Nilai Rerata Keakuratan Teks Abstrak Disertasi, Kategori, Persentase
Nilai No. Data
Kategori Jumlah
Persentase 2,51-3,00
---- Akurat
----
1,51-2,50 K1-K2-K3-K4-K5-
K6-K7, T1-T2-T3- T4-T5-T6-T7-T8
Kurang Akurat
15 100
1,00-1,50 ----
Tidak Akurat
----
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan oleh ketiga Raters, rerata tingkat keakuratan teks abstrak disertasi seperti dalam tabel 4.8 di atas
diketahui bahwa tidak satupun datateks abstrak atau 0 yang mendapat kategori teks yang „Akurat‟. Hal ini mungkin menurut ketiga Raters, semua
teks abstrak limabelas teks abstrak yang dibacanya tidak satupun teks abstrak yang dikategorikan „Akurat‟. Begitu pula halnya, tidak ditemukan satu
pun teks abstrak atau 0, teks abstrakdata yang dikategorikan sebagai teks yang „Tidak Akurat‟. Hal ini mungkin dikarenakan semua teks abstrak hasil
commit to user
191
terjemahan yang dibacanya memiliki tingkat keakuratan yang tidak begitu tinggi dan juga tidak begitu rendah. Dengan demikian, dari 15 limabelas teks
abstrak disertasi yang diteliti semuanya atau 100 termasuk kategori „Kurang
Akurat. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, instrument
yang digunakan untuk menganalisis data adalah berdasarkan pada hasil penilaian yang telah dilakukan oleh para Raters yaitu dengan rentangan nilai
„3-2-1„. Nilai „3‟ dengan kategori teks „akurat‟, nilai „2‟: kurang akurat, dan „1‟: tidak akurat. Akan tetapi setelah dilakukan tabulasi penjumlahan dan
hasil rerata dari ketiga Raters diketahui bahwa nilai tersebut berkembang menjadi 10 sepuluh varian,
dengan rincian sebagai berikut: „2,41‟, satu teks 6,66, „2,40‟, satu teks 6,66, „2,22‟, satu teks 6,66, „2,06‟, satu teks
6,66, „2,00‟, lima teks 33,33, „1,88-1,80-1,75‟ masing-masing satu teks
6,66, „1,66‟, dua teks 13,34, dan terakhir 1,60, satu teks 6,66. Sehubungan dengan keragaman nilai yang mencapai 10 sepuluh
varian tersebut, peneliti kembali membuat penafsiran nilai berdasarkan model penilaian kualitas terjemahan sebagaimana dikemukakan oleh Nababan dkk
2012 yaitu dengan menggunakan skala „3,00-2,00-1,00‟. Oleh karena itu peneliti membuat pernafsiran 10 sepuluh varian nilai tersebut menjadi 3
tiga skala penilaian, yaitu: „3‟, untuk teks abstrak dengan kategori „Akurat„
„2„, untuk teks abstrak dengan kategori „Kurang Akurat„ „1„, untuk teks abstrak dengan kategori „Tidak Akurat„.
Di bawah ini adalah pedoman model penilaian untuk aspek keakuratan oleh Nababan, dkk 2012 :
commit to user
192
No. Nilai
Kategori
1. 2,51-3,00
Akurat 2.
1,51-2,50 Kurang Akurat
3. 1,00-1,50
Tidak Akurat
Berikut ini adalah sejumlah teks hasil penilaian rerata yang dilakukan oleh ketiga Raters. Perlu diketahui bahwa penilaian keakuratan dilakukan per
paragraf. Oleh karena itu, contoh-contoh analisis di bawah ini juga diambil per paragraf supaya kualitas tingkat keakuratannya lebih jelas.
1 Berdasarkan tabel 4.1 pada lampiran 4, dari 52 limapuluh dua teksdata,
diketahui bahwa nilai tertinggi dengan kategori „Akurat Sempurna‟ hanya
ada 1 satu teks atau sekitar 1,92, yaitu data no. K2P3. Data ini mendapa
t nilai rerata „3‟ dari ketiga Raters. Dengan demikian komposisi nilainya adalah
: „3 - 3 - 3‟. Ini artinya, menurut ketiga Raters, Tsu terssebut telah diterjemahkan secara akurat ke dalam Bsa, sehingga tidak
perlu dilakukan perbaikan sama sekali baik dari aspek leksikal maupun gramatikalnya. Namun demikian, jika skala penilaian untuk kategori
„Akurat‟ ini adalah nilai antara: „2,51-3,00‟, teks atau data yang mendapat kategori penilaian „Akurat‟ ini ada 4 empat teks atau sekitar 7,69.
Keempat teks yang dikategorikan akurat ini selain data no. K2P3, seperti telah disebutkan di atas dengan nilai rerata „3,00‟, ada 3 tiga data lainnya
masuk dalam kategori „Akurat‟. Tiga data tersebut adalah data no. K2.P1-
K7P1-K7P3, dan masing- masing mendapat nilai rerata „2,66‟.
Dibawah ini adalah contoh data no. K2P3 yang mendapat nilai rerata „3,00‟ dengan kategori „Akurat‟.
commit to user
193
Contoh data no. K2P3: Tsu
Tsa
3. K2p3 Hasil penelitian
menunjukkan, nilai pribadi berpengaruh signifikan terhadap
evaluasi outcome dan keputusan memanfaatkan pelayanan
Puskesmas. Nilai pribadi mempunyai pengaruh tidak
signifikan terhadap sikap. Evaluasi outcome berpengaruh
signifikan terhadap sikap memanfaatkan pelayanan
Puskesmas. Niat berpengaruh signifikan terhadap proses
pengambilan keputusan memanfaatkan pelayanan
Puskesmas. Proses pengambilan keputusan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan memanfaatkan pelayanan
Puskesmas. Perceived behavior control berpengaruh signifikan
terhadap proses pengambilan keputusan dan keputusan.
Keputusan berpengaruh signifikan terhadap tindakan
memanfaatkan pelayanan Puskesmas.
K2p3The results showed that personal values had a significant
effect on outcome evaluation and decision to public health center
services. Personal values had no significant effect on attitudes.
Outcome evaluation had a significant effect on attitude to
utilize public health center services. An intention had a significant
influence on the decision making process in utilizing public health
center services. The decision- making process significantly
influenced the decisions in utilizing public health center services. The
perceived behavioral control significantly influenced the
decision making process and the decision itself. The decision
significantly influenced the action to utilize public health center
services.
2 Nilai rerata tertinggi ke dua yaitu „2,66‟ dengan kategori „Akurat‟. Data
yang mendapat kategori nilai ini pun tidak banyak. Hanya ada 3 tiga data atau sekitar 5,76, yaitu data no. K2P1-K7P1-K7P3.
Nilai rerata „2,66‟ merupakan penggabungan nilai yang diperoleh dari ketiga Raters dimana
salah satu Rater nya hanya memberi nilai „2‟, dan dua Raters lainnya
memberi nilai sama, yaitu: „3‟. Dengan demikian komposisi nilai yang
diperoleh dari ketiga R aters tersebut „2 – 3 – 3‟, „3 – 3 – 2‟, atau „3 – 2 –
3‟. Berikut ini adalah contoh data yang mendapat nilai rerata „2,66‟ dengan kategori „Akurat‟.
commit to user
194
Contoh data no. K2P1: Tsu
Tsa K2p1Penelitian ini diawali dengan
masalah rendahnya pemanfaatan
pelayanan Puskesmas di mana realisasi tidak sesuai dengan target
yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
pengaruh nilai pribadi terhadap evaluasi outcome, sikap, keputusan
memanfaatkan
pelayanan Puskesmas,
pengaruh niat
dan perceived
behavioral control
terhadap proses
pengambilan keputusan, keputusan, dan tindakan
memanfaatkan pelayanan
Puskesmas.
K2p1This study begins with the problem of low utilization of services
in health centers where the target is not in accordance with the realization.
The purpose of this study was to analyze the influence of personal
value, outcome evaluation, attitude, intention, and perceived behavioral
control on decision-making processes, decisions, and actions in utilizing
public health center services.
Pada data no. K2P1 tersebut Rater 1 dan Rater 2 memberi nilai „3‟,
sedangkan Rater 3 memberi nilai „2‟. Dengan demikian total nilai ketiga
Raters adalah 3 -3 – 2 dibagi 3 menjadi „2,66‟. Dalam hal ini Rater 1 dan 2
menganggap bahwa hasil terjemahan K2P1 sudah akurat dan tidak perlu lagi dilakukan perbaikan karena pesan dalam Tsu sudah tersampaikan
cukup jelas dan akurat. Sementara Rater 3 beranggapan kurang akurat, dengan pertimbangan struktur gramatikal yang digunakan dalam kalimat
pertama kurang tepat. Berdasarkan teori penulisan, kalimat satu dengan lainnya harus „balance„. Misalnya simple present dengan simple present,
simple past dengan simple past, dan seterusnya. Dengan demikian verba „begins‟ dalam kalimat pertama seharusnya ditulis menjadi „began‟ untuk
menyeimbangkan dengan kalimat berikutnya, yaitu pada verba „was„. Selain itu dalam teori penulisan abstrak juga disebutkan bahwa „tense‟
yang digunakan dalam tujuan penelitian seharusnya menggunakan simple past.
3 Urutan ke 3 tiga adalah dengan nilai rerata „2,33‟ dengan kategori nilai
„Kurang Akurat‟. Ada 10 sepuluh data yang mendapat nilai rerata „2,33‟ atau 19,23, yaitu data no. K1P1, K5P5, K7P2, K7P4, T2P1,T2P2, T4P3,
T4P4, T6P3, dan T8P3 terbanyak ke dua. Nilai ini diperoleh dari rerata perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
195
nilai ketiga Raters dimana salah satu Rater member nilai „3‟, sementara dua Raters lainnya ha
nya memberi nilai „2‟. Dengan demikian komposisi nilai itu memiliki variasi:
„2 – 2 – 3‟; „2 – 3 – 2‟; atau „3 – 2 – 2‟. Berikut ini adalah contoh data yang mendapat nilai rerata „2,33‟dengan kategori
nilai „Kurang Akurat‟.
Contoh data no. T4P3: Tsu
Tsa T4p3 Metoda penelitian yang
digunakan adalah kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif dengan
pendekatan sosiologi tentang ruang sosial. Data primer diperoleh dari
pengamatan
terhadap perilaku
pengguna ruang publik di lokasi penelitian. Analisa yang digunakan
adalah analisa
domain, komponensial, dan analisa proses
tipo-morfologi untuk menemukan dan
menjelaskan proses
pembentukan ruang publik eksklusif dan inklusif.
T4p3 The research method used was combination
of qualitative
and quantitative
method applied
for sociological approach for social space.
Primary data was compiled from field study and observation to the behavior
of the user when using the open space. Three types of analysis were used in
order to understand and to explain the formation process of exclusive and
inclusive public space. Those are domain
analysis, componential
analysis, and process analysis typo- morphology.
Pada data no. T4P3 di atas, Rater 1 dan 3 memberi nilai „2„, sedangkan
Rater 2 memberi nilai
„3„. Dengan demikian komposisi nilainya adalah: „2 – 3
– 2‟. Berdasarkan hasil penilaian ini, Rater 1 dan 2 beranggapan bahwa Tsa kurang akurat dengan pertimbangan beberapa bagian kalimat masih perlu
dilakukan koreksi atau perbaikan sedikit baik dari segi leksikal maupun struktur gramatikalnya. Kalimat diatas seha
rusnya: „The research method used was a combination of qualitative and quantitative method applied for in
the sociological approach for on the study of social space. The Primary data was compiled from field study and observation toon the behavior of the
userswhen using theof open space. The three types of analysis were used in order to understand and to explain the formation process of exclusive and
commit to user
196
inclusive public space. Those are domain analysis, componential analysis, and process analysis typo-morphology.
4 Selanjutnya adalah datateks yang mendapat nilai rerata antara „1,66 –
2,00 ‟ dengan kategori nilai „Kurang Akurat„. Nilai ini paling mendominasi
untuk tingkat keakuratan teks karena dari 52 limapuluh dua data yang dinilai 35 tigapuluh lima data atau 67,31 diantaranya termasuk dalam
kategori ini. Nilai rerata „2„diperoleh dari hasil penjumlahan nilai yang
diberikan oleh ketiga Raters dimana ketiganya memberikan skor „2‟. Dengan demikian komposisi nilai yang diberikan oleh ketiga raters
berimbang, yaitu: „2 – 2 – 2„. Ada 19 sembilanbelas data atau 54,28
yang mendapat nilai rerata „2‟, yaitu data no. K1P3, K2P2, K2P4, K3P1, K5P1, K5P2, K5P3, K5P4, K6P2, K7P5, T2P3, T3P4, T5P1, T5P2, T5P3,
T6P2, T7P1, T7P2, dan T8P2. Sementara 16 enambelas data lainnya atau 45,72 mendapat nilai rerata „1,66‟, yaitu data no. K1P2, K1P4, K4P1,
K6P1, K6P4, T1P1, T1P2, T1P3, T3P1, T3P2, T3P3, T4P1, T4P2, T6P1, T7P3, dan T8P1. Nilai ini diperoleh dari rerata hasil penjumlahan nilai
yang diberikan oleh ketiga Raters dimana 2 dua raters memberikan skor „2‟, dan satu Rater lainnya memberi skor „1„. Dengan demikian komposisi
nilai yang diberikan oleh ketiga raters adalah: „2 – 2 – 1; 2 – 1 – 2; atau 1 –
2 – 2„. Dibawah ini adalah salah satu contoh data yang mendapat nilai
rerata „2‟ dengan kategori „Kurang Akurat‟: perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
197
Contoh data no. T7 P1: Tsu
Tsa T7p1Surabaya
sebagai kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta,
dihadapkan pada
1 kemacetan lalu lintas dan polusi. Hal
ini disebabkan karena kepadatan lalu lintas dari berbagai kendaraan di
jalan arteri baik primer maupun sekunder
2. Pertumbuhan
kendaraan 3 dan sepeda motor untuk 5 tahun terakhir, membuat
jalan dipenuhi dengan berbagai macam
persoalan. Sekarang,
Surabaya mengandalkan
sektor perdagangan dan jasa 58, sektor
industri 41 dan sektor pertanian 1 telah membuat pertumbuhan
kota amat cepat. Sehingga penduduk dapat dengan mudah membeli mobil
maupun
sepeda motor
guna membantu
mereka melakukan
aktivitas mereka. Pemerintah lokal dalam
posisinya belum
dapat mengimbangi pembangunan jalan
raya baru untuk melayani kegiatan mereka dalam berkendara dengan
perilaku baik. Permasalahan yang timbul adalah mengkaji kinerja
jalan-jalan arteri di Kota Surabaya 6, memetakan pertumbuhan jalan
arteri
dari tahun
ke tahun,
melakukan optimalisasi jalan arteri berdasarkan sistem manajemen lalu
lintas secara spasial.
T7p1aSurabaya as
the second
biggest city in Indonesia after Jakarta is faced by1 traffic congestion and
pollution . It is caused by the density from various vehicles on either
primary or secondary artery road 2. The
growth of
cars 3
and motorcycles have 4 made the road
full with5 various problem for the last 5 years. Now, Surabaya which
relies on the trade and services sector of 58, industry sector of 41 and
agriculture sector of 1 has made the city grow very quickly. Hence, people
can easily buy cars and motorcycles to help them in many activities. The
Local Government in its position could not balance the building of a
new road to service their activities through activities driving in good
manner. The problems occur is to inform the
level of services of artery road, 6 to make a mapping the growth of artery
road from year to year, to optimalize artery
road basic
in traffic
management by spatial planning.
Teks hasil terjemahan pada data no. T7 P1 diatas mendapat nilai rerata „2„ dua dengan kategori „Kurang Akurat‟, karena masih ditemukan beberapa
penggunaan leksikal maupun struktur gramatikalnya kurang tepat meskipun sebagian besar pesan Tsu sudah tersampaikan. Oleh karena itu sejumlah
kalimat yang ada dalam data tersebut perlu dilakukan revisi atau perbaikan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
198
pada beberapa kata dan struktur gramtikalnya. Misalnya, frasa „is faced by‟ 1
pasif seharusnya menjadi faces aktif karena dalam bahasa inggris terdapat sejumlah struktur gramatikal „aktif‟ yang dimaknai pasif dalam bahasa
Indonesia; 2 either ….or seharusnya „both ……and‟; road mestinya jamak
lebih dari satu sehingga harus mendapat tambahan „s‟ menjadi „roads 3‟; „full with‟ seharusnya „full of” 4; „now‟ seharusnya diganti menjadi
„nowadays recently‟ 5 karena berdasarkan Tsu, penulis mengatakan „saat ini‟ yang maknanya bahwa kejadian tersebut tidak hanya berlangsung
sekarang saja akan tetapi sudah terjadi beberapa hari yang lalu, saat ini, dan masa yang akan datang. Dengan demikian jika dipadankan dengan
„,now‟ menjadi kurang tepat.;
The problems „occur is to inform‟6. Struktur gramatikal kalimat ini agak kacau dan sulit dipahami. seharusnya
„the problem was how to examine‟ 6. Bagaimanapun juga peneliti setuju dengan para
raters memberikan nilai „2‟ karena meskipun terdapat cukup banyak kesalahan
teks hasil terjemahan masih dapat dipahami sehingga pesan yang dalam Tsu sudah tersampaikan dengan baik. Dibawah ini adalah salah satu contoh data
yang mendapat nilai rerata „1,66‟ dengan kategori „Kurang Akurat‟:
Contoh Data no. T1P1: Tsu
Tsa T1p1Saat ini pembahasan fungsi
1hanya memegang peranan kecil 2 dalam arsitektur 3, padahal
tanpa
fungsi sebuah
bangunan bagaikan 4 kehilangan fondasinya.
Fungsi merupakan elemen yang tidak
bisa dihilangkan
dalam arsitektur. Pada abad XXI 6 ini
arsitektur sudah dihadapkan pada 7 tantangan yang harus ditanggapi 8
yaitu: masalah humanity, nature, dan technology dalam konteks
sustainable
architecture.Untuk menanggapinya dilakukan penelitian
mengenai fungsi pada arsitektur yang mampu menghadapi tantangan
yang harus dihadapi 9.
T1p1Recently, function as a subject 1have only received a small part 2
in architectural
discussion 3.
Meanwhile without
function, a
building seems 4have no foundation. Function is ineliminable element
within the architectural 5. At 21th 6 century, architecture face the
challenges that must be answered: problems of humanity, nature and
technology in sustainable architecture. The research objective is examining
carefully how function used when face the challenges 9.
commit to user
199
Pada contoh data no. T1P1 diatas, Rater 1 dan 2 memberi nilai 2, sedangkan Rater 3 memberi nilai 1. Dengan demikian komposisi nilainya
adalah: 2 – 2 – 1. Hasil penjumlahan atau totalnya 5 dibagi 3 = 1,66. Kalau
diperhatikan jumlah kesalahan dalam Tsa tersebut begitu banyak. Setelah diamati secara cermat kesalahan itu bukan saja dari segi makna leksikal
akan tetapi juga makna atau padanan gramatikal. Oleh karena itu peneliti lebih setuju dengan rater 3 yang memberikan nilai „1„ tidak akurat karena
ada beberapa bagian kalimat yang tidak diterjemahkan dan sebagian lainnya meskipun diterjemahkan tetapi menyimpang dari Tsu nya.
Misalnya pada kalimat pertama 1-2-3 dan terakhir 9 Sembilan. 5
Yang terakhir adalah teks atau data yang mendapat nilai rerata antara „1,00 - 1,33
‟ dengan kategori „Tidak Akurat‟. Namun demikian tidak ada satupun data yang mendapat nilai rerata „1,00‟. Oleh karena itu, nilai rerata
terendah untuk tingkat keakuratan teks abstrak disertasi adalah „1,33‟.
Nilai ini diperoleh dari rerata nilai ketiga Raters dimana 2 dua Raters memberi nilai „1‟ dan 1 satu Rater lainnya memberi nilai „2‟. Ada 3
tiga datateks, atau sekitar 5,76 yang termasuk dalam kategori ini, yaitu data no. K1P5, K6P3, dan K6P5. Jumlah ini relatif sedikit, hanya ada 3
tiga teksdata atau sekitar 5,77 dari 52 limapuluh dua data yang diteliti. Ada tiga kemungkinan komposisi nilai yang diberikan oleh ketiga
R aters, yaitu: „1 – 2 – 1‟; „2 – 1 – 1‟; atau „1 – 1 – 2‟.
6 Berikut ini adalah contoh data yang mendapat nilai rerata „1,33‟ dengan
kategori „Tidak Akurat‟:
commit to user
200
Contoh Data no. K6P5: Tsu
Tsa K6p5 Kesimpulan:Pada penderita
degenerasi DIV terjadi perubahan subseluler pada sel kondroid klaster
1yang
menunjukkan adanya
kemampuan beradaptasi
dan beregenerasi 2. Kemampuan ini
ditunjukkan oleh ekspresi HSP70, CD68,
dan Kolagen
II 3.Sedangkan ekspresi Caspase-3
dan Kolagen I menunjukkan sel kondroid
menuju proses
degenerasi.Adanya hubungan
ekspresi Caspase-3
dan CD68
menunjukkan keseimbangan
adaptasi dan apoptosis 4. Kata kunci:
diskus intervertebral, sel kondroid, CD68, Caspase3,
proses adaptasi.
K6p5Conclusion:The subcellular
changes in IVD cell clustering 1showed
adaptation and
regeneration process by the expression of HSP70, CD68, and persist Collagen
II. The Caspase-3 and Collagen I expressions
showed degeneration
process 2.The strong correlation of CD68
and Caspase-3
expressed equilibrium of adapting and apoptotic
process 3-4. Key words: Intervertebralis Disc,
Cd68, Caspase3, Adaptation.
Pada contoh data no. K6P5 ini Rater 1 memberi nilai „2‟, sedangkan
R ater 2 dan 3 memberikan nilai „1„. Dengan demikian komposisi nilainya
adalah: „2 – 1 – 1‟.
Setelah mengamati Tsa secara cermat peneliti setuju dengan Rater 2 dan 3 yan
g memberi nilai „1„ atau Tidak Akurat. Berdasarkan data Tsu di atas, peneliti melakukan pemenggalan kalimat atau frasa untuk mengikuti ide atau
pemikiran penerjemah. Pemenggalan Tsu menjadi 4 empat bagian, dan Tsa nya menjadi 3 tiga bagian. Pemenggalan Tsu yang pertama berbentuk klausa
atau kalimat tetapi Tsa nya menjadi frasa. Mungkin penerjemah bermaksud membuat penerjemahan bebas tetapi hal ini tidak tepat dan tidak berterima.
Misalnya pada pemenggalan pertama terjadi pegeseran tempat transposisi. Frasa „perubahan subseluler„ yang semestinya menduduki sebagai komplemen
dalam Tsu oleh penerjemahnya digeser menjadi subjek menggantikan posisi subjek yang sebenarnya yaitu. Sementara subjek yang sebenarnya dalam Tsa
dijadikan sebagai pelengkap atau keter angan yang menerangkan „subseluler„.
Hal ini jelas akan mengubah makna dalam kalimat tersebut. Pemenggalan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
201
pertama dalam Tsu sebenarnya sudah berupa kalimat sempurna, sementara dalam Tsa masih dalam bentuk frasa yang berfungsi sebagai subjek. Pada
pemengga lan ke dua frasa „yang menunjukkan„ dalam Tsu sebenarnya
berfungsi sebagai penjelas atau keterangan adjective clause yang memberi keterangan pada „perubahan subseluler pada sel kondroid klaster„. Tsu
sebenarnya pemenggalan pertama berupa kalimat kompleks yang terdiri atas satu kalimat inti yaitu „Pada penderita degenerasi DIV terjadi perubahan
subseluler pada sel kondroid klaster„ 1 dan klausa penjelas adjective clausa yaitu „yang menunjukkan adanya kemampuan beradaptasi dan beregenerasi„.
Selanjutnya frasa nomina dan verba pada penggalan ke tiga: „Kemampuan ini ditunjukkan oleh‟: Frasa „kemampuan ini„ yang menduduki
subjek dalam kalimat tersebut dilesapkan, sementara verba „ditunjukkan oleh„
yang semestinya menduduki predikat dalam kalimat tersebut dan bentuknya „pasiva„, oleh penerjemahnya diubah menjadi verba aktif dan digeser
menempati predikat pada kalimat penggalan pertama. Penggalan kalimat ke 3 dan 4 Tsu dilebur menjadi penggalan 1, 2, dan 3. Disini juga terjadi cukup
banyak pergeseran dan pelesapan sehingga pesan Tsu tidak dapat tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu data no. K6 P5 ini lebih sesuai jika dikategorikan
sebagai hasil terjemahan yang „tidak akurat‟.
Sehubungan dengan hasil temuan dan penjelasan di atas, dan berdasarkan hasil akhir rerat
a tingkat keakuratan yaitu „1,98‟, dapat disimpulkan bahwa tingkat keakuratan teks abstrak disertasi oleh para
mahasiswa S3 adalah „Kurang Akurat„.
5. Penilaian Keberterimaan Hasil TerjemahanTeks Abstrak Disertasi