Keterbacaan Teks Tinjauan Pustaka

46 Pada Struktur generiknya yang terdiri atas: a General Statement, sama dengan pendahuluan atau latar belakang masalah dalam teks abstrak; b Explanation, identik dengan permasalahan dan pemecahannya; dan c Closing, sama dengan simpulan atau hasil analisis yang diperoleh, saran, dan penelitian lanjutan. Sementara itu, Dominant Language Features yang dikemukakan dalam jenis teks ini, yaitu penggunaan kalimat kalimat ‟Simple Present Tense, Simple Past, Passive Voice, Action Verbs, Noun Phrase, Adverbial Phrase, Technical Terms, General and abstract Nouns, dan Conjunction of time Cause – effect‟ juga sama dengan ciri ciri kebahasaan yang biasa digunakan dalam penulisan abstrak disertasi pada umumnya.

9. Keterbacaan Teks

Sebagaimana telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa istilah keterbacaan translatability tidak hanya berhubungan dengan kegiatan membaca saja namun juga dalam bidang penerjemahan. Sedangkan istilah teks atau text dalam bahasa Inggris menurut Halliday 1976: 1-2 : ‟A text is a unit of language in use. It is used in linguistics to refer to any passage, spoken or written, of whatever length that does form a unified whole‟. Karena dalam kegiatan penerjemahan selalu melibatkan dua bahasa maka keterbacaan tidak hanya menyangkut keterbacaan teks Bsu saja akan tetapi juga keterbacaan Bsa. Oleh karena itu seorang penerjemah seharusnya mampu menghasilkan terjemahan yang dapat dipahami oleh pembaca Bsa sebagaimana penerjemah memahami Bsu yang diterjemahkannya. Adapun parameter keterbacaan suatu teks sebagaimana dinyatakan oleh Dale dan Chall dalam Flood dalam Nababan 1997: 45 bahwa keterbacaan adalah seluruh unsur yang tercetak dalam suatu teks yang dapat mempengaruhi sekelompok pembacanya memahami apa yang mereka baca. : ‟Readability....the sum total including the interactions of all those elements within a given piece of printed material that affects the success a group of reade rs have with it‟. perpustakaan.uns.ac.id commit to user 47 Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang penerjemah adalah hal yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat keterbacaan suatu teks hasil terjemahan sangat bergantung pada panjang pendeknya kalimat, banyak sedikitnya kosa kata baru, dan kompleksitas gramatikal yang digunakan. Selain itu, kata dan kalimat yang ambigu taksa atau bermakna ganda, kalimat yang tidak lengkap, serta alur dalam penyampaian pesan yang kurang atau tidak runtut juga dapat berpengaruh terhadap terbaca atau tidaknya suatu teks hasil terjemahan. Sehubungan dengan hal ini maka untuk menghasilkan teks terjemahan yang dapat dibaca dan dipahami oleh para pembaca Bsa, seorang penerjemah sedapat mungkin menghindari pemakaian struktur-struktur kalimat yang sangat panjang dan rumit, kata-kata asing maupun daerah lokal yang tidak atau belum pernah dikenal oleh pembaca, melainkan kata-kata sehari-hari yang sudah dikenal secara umum dan bahasa yang cukup sederhana sehingga mudah dipahami oleh pembaca Bsa. Selanjutnya Flesch dalam Sakri 1984 mengelompokkan tingkatan keterbacaan suatu teks menjadi 7 tujuh tingkatan berdasarkan banyak sedikitnya kata-kata yang digunakan dalam setiap kalimatnya seperti berikut ini: Tingkat Keterbacaan Jumlah Kata Per Kalimat Sangat Mudah 8 Mudah 11 Agak Mudah 14 StandarBaku 17 Agak Sulit 21 Sulit 25 Sangat Sulit  29 Namun demikian tabel diatas bukan merupakan harga mati yang harus diikuti karena panjangnya sebuah kalimat belum tentu memiliki tingkat commit to user 48 keterbacaan yang rendah. Begitu pula halnya sebaliknya, kalimat yang tampaknya sangat sederhana juga belum tentu memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Dengan kata lain, kata-kata yang menurut pembaca memiliki arti atau makna khusus dan masih dirasa asing akan lebih menyulitkan dari pada banyaknya kata yang dipergunakan dalam setiap kalimatnya.

10. Abstrak dan Penerjemahannya