121
2. Wawancara Mendalam in-depth interviewing
Wawancara atau interview adalah bentuk komunikasi verbal atau percakapan dialog yang bertujuan untuk memperoleh informasi S. Nasution,
2003: 113. Sementara itu, Sutopo 2006, 67-68 mengatakan bahwa teknik wawancara diperlukan untuk mengumpulkan data informasi yang berasal
dari sumber data yang berupa manusia sebagai informan. Wawancara ini biasanya dilakukan secara langsung, maksudnya orang yang mewawancarai
maupun diwawancarai saling berhadapan secara fisik. Namun demikian ada kalanya dalam situasi tertentu dapat juga dilakukan melalui telepon. Adapun
orang yang diwawancarai bisa hanya satu orang, dua, atau bahkan lebih pada waktu yang bersamaan atau berbeda tergantung situasi. Supaya
informasi yang diperoleh benar-benar akurat maka pewawancara harus melakukan
pendekatan kepada pihak yang diwawancarai sedemikian rupa sehingga informan bersedia memberikan keterangan
yang sejujur-jujurnya sebagaimana yang diharapkan.
Dalam penelitian ini, informan yang diwawancarai adalah pakar penerjemahan, dan atau linguistik, serta pembaca sasaran. Wawancara yang
dilakukan kepada pakar penerjemahan dan linguistik adalah untuk mendapatkan informasi tentang kualitas hasil terjemahan yang dinilai dari
tingkat keakuratan, keberterimaan, dan koherensi teksnya. Tujuan lainnya adalah untuk mengkonfirmasikan tentang alasan sehubungan nilai yang
diberikan dan solusi dalam mengatasi masalah yang ditemukan. Sedangkan untuk mendapatkan informasi tentang keterbacaan teks atau tingkat
pemahaman, wawancara juga dilakukan kepada pembaca teks sasaran. Selain itu, wawancara juga bertujuan untuk mengecek kembali validitas
keabsahan data yang diperoleh melalui kuesioner. Teknik semacam ini disebut dengan triangulasi metode. Oleh karena itu pemilihan informan harus
dilakukan seselektif mungkin berdasarkan kriteria tertentu sehingga diperoleh informasi yang benar-benar dibutuhkan .
commit to user
122
Sementara itu teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam atau
„in-depth interviewing‟. Pertanyaan- pertanyaan yang diberikan sifatnya terbuka open-ended question. Teknik
wawancara semacam ini bertujuan untukmengkonfirmasi jawaban yang kurang jelas terhadap kuesioner yang telah diberikan sebelumnya. Hal ini
dimaksudkan agar informasi data yang diperoleh lebih dalam, lengkap, dan akurat. Sutopo 2002: 59 mengatakan bahwa wawancara mendalam ini
sifatnya harus lentur dan terbuka, tidak dilakukan secara terstruktur ketat, dan tidak dalam situasi formal, serta sedapat mungkin dilakukan berulang-ulang
pada informan secara rinci dan mendalam. Kelonggaran dan kelenturan yang dilakukan ini diharapkan mampu mengungkap kejujuran informan untuk
memberikan informasi yang sebenar-benarnya, dan sejujur-jujurnya. Daftar pertanyaan yang dijadikan sebagai bahan interview harus
disusun dan mengacu pada informasi yang telah diperoleh dari hasil kuesioner. Oleh karena itu jenis-jenis pertanyaan dalam interview harus diarahkan pada
hal-hal yang berhubungan dengan jawaban informan dari kuesioner sebelumnya yang sekiranya masih perlu penjelasan lebih dalam lagi. Selain
itu, pertanyan difokuskan pada pokok permasalahan sehingga informasi yang terkumpul sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan agar
informasi atau data yang diperoleh benar-benar lengkap dan sesuai dengan apa yang diinginkan peneliti.
Kegiatan wawancara diawali dengan merencanakan pertemuan dengan membuat kesepakatan dengan informan tentang tempat dan waktu
pelaksanaan interview. Peneliti menyusun acuan tentang data yang diperlukan berdasarkan informasi dari kuesioner yang telah dibuat dan jawabannya.
Sementara itu, waktu pelaksanaan, lama, dan frekuensi wawancara yang dilakukan disesuaikan dengan data yang diperlukan.
commit to user
123
3. Mengkaji dan Mencatat Dokumen Content Analysis