160 seluruh dimensi pendidikan multikultural, meliputi dimensi integrasi
konten, dimensi kontruksi pengetahuan, dimensi mengurangi prasangka, dimensi pedagogi kesetaraan, serta dimensi struktur
sekolah dan budaya sekolah. Kelima dimensi tersebut terlihat pada hasil pengembangan kurikulum di TK Katolik Sang Timur
Yogyakarta, yang di dalamnya mencakup beberapa aspek, yaitu: 1 kurikulum pembelajaran yang terintegrasi dengan penyampaian nilai-
nilai multikultural; 2 kurikulum yang membantu peserta didik mengembangkan potensi akademik dan kulturalnya; 3 kurikulum
pendidikan yang memberikan keadilan kepada peserta didik; 4 serta kurikulum yang dapat membantu terciptanya struktur sosial yang
menghargai seluruh karakteristik peserta didik.
d. Kultur sekolah yang dibangun dalam mewujudkan pendidikan
multikultural di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta
TK Katolik Sang Timur Yogyakarta menggunakan kultur sekolah sebagai salah satu media dalam menerapkan pendidikan
multikultural. Kultur sekolah dibangun dengan mengedepankan nilai- nilai multikultural di atas keberagaman yang ada di sekolah.
Pentingnya kultur sekolah sebagai media dalam menerapkan pendidikan multikultural senada dengan pendapat Bank 1993 dalam
Sopiah 2009: 23 yang menyampaikan bahwa salah satu dimensi pendidikan multikultural terletak pada pengurangan prasangka
prejudice reduction yang lahir dari interaksi antarkeragaman dalam kultur pendidikan.
161 Strategi pendidikan multikultural yang dilakukan oleh sekolah
melalui kultur sekolah sangat terlihat pada kultur fisik dan non fisik. Pada kultur fisik, TK Katolik Sang Timur Yogyakarta secara terencana
merancang berbagai slogan dan gambar untuk menumbuhkan nilai- nilai multikultural pada diri peserta didik. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa gambar merupakan media yang efektif digunakan untuk memberikan pemahaman bagi anak usia 3-6 tahun. Slogan dan
gambar di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta dipadukan menjadi satu media yang berfungsi untuk membangun kepekaan peserta didik
terhadap nilai-nilai multikultural. Hal ini terlihat dari strategi sekolah dalam mendesain poster yang ditempel di dinding sekolah. Poster
didesain dengan memadukan dua konten, yaitu kalimat positif untuk membangun kesadaran multikultural peserta didik dan ilustrasi gambar
tentang kebersamaan dan toleransi. Kalimat positif yang dimaksudkan adalah kalimat-kalimat yang dapat membangun semangat belajar
peserta didik dan juga kalimat yang berguna untuk membangkitkan nillai-nilai penghargaan multikultural pada diri peserta didik.
Pada kultur nonfisik, strategi pendidikan multikultural di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta dilakukan melalui perwujudan
atmosfir pendidikan yang bertumpu pada penghargaan terhadap keberagaman yang dimiliki oleh setiap warga sekolah. TK Katolik
Sang Timur Yogyakarta memiliki tiga kultur utama yang senantiasa dikembangkan, yaitu kultur persaudaraan, kultur kegembiraan, dan
162 kultur kesederhanaan. Melalui tiga kultur tersebut, sekolah berusaha
menciptakan atmosfir pendidikan yang mampu menghilangakan rasisme, seksisme, dan bentuk-bentuk tindakan intoleransi lainnya.
Sifat-sifat penghargaan terhadap sesama juga senantiasa dihidupi oleh sekolah. Hal ini diwujudkan melalui pembiasaan dan
pemberian keteladanan pada peserta didik untuk mengucapakan terimakasih ketika mendapatkan bantuan dan meminta maaf ketika
melakukan kesalahan. Sekolah juga memunculkan sikap untuk saling mendoakan terhadap sesama.
Penciptaan atmosfir pendidikan untuk mendukung implementasi pendidikan multikultural di atas senada dengan pendapat William A.
Howe dan Penelope L. Lisi 2014: 19 yang menyampaikan bahwa dalam implementasi pendidikan multikultural, sekolah harus memiliki
keterbukaan pemikiran yang tinggi. Sekolah harus mampu menciptakan atmosfir pendidikan yang menghilangkan rasisme,
seksisme, dan bentuk-bentuk tindakan intoleransi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan di atas, peneliti juga
melakukan analisis terhadap strategi pendidikan multikultural melalui kultur yang dibangun sekolah menggunakan teori pendekatan
pendidikan multikultural milik James Banks 1993. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dibangun di kelas
mengacu pada dimensi pemberdayaan kultur sekolah dan struktur sekolah. TK Katolik Sang Timur Yogyakarta mewujudkan pendidikan
163 multikultural melalui pemberdayaan kultur fisik dan non fisik yang
dimiliki. Kedua kultur tersebut dioptimalkan fungsinya sehingga dapat mewujudkan pendidikan multikultural.
Secara lebih ringkas, strategi pendidikan multikultural melalui kultur sekolah yang dibangun TK Katolik Sang Timur Yogyakarta
disajikan dalam tabel di berikut ini. Tabel 13. Strategi Pendidikan Multikultural melalui Kultur yang
Dibangun oleh Sekolah
Kultur yang Dibangun
Strategi yang Dilakukan
Kultur fisik Pemanfaatan slogan dan poster sebagai media penanaman
nilai multikultural. Kultur non fisik
Penanaman kultur persaudaraan, kultur kegembiraan, dan kultur kesederhanaan.
Pemberian keteladanan kepada peserata didik. Sumber: Olah Data Penelitian
e. Evaluasi pendidikan yang dijalankan dalam mewujudkan