Systemic change Mengubah filosofi kurikulum

37

d. Systemic change

Sekolah dengan konsep pendidikan multikultural harus senantiasa mampu bersaing dengan aspek yang terus berubah di masyarakat. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga dunia. Kurikulum, sifat pengajaran dan pembelajaran, serta peran masyarakat dalam pendidikan menjadi elemen kunci dari sistem sekolah. Kebijakan pendidikan dan praktek pendidikan harus mempertimbangkan kebutuhan semua peserta didik dengan berbagai latar belakang yang dimiliki. S. Hamid dalam Choirul Mahfud 2006 menjelaskan pengembangan kurikulum berdasarkan pendekatan multikultural adalah sebagai berikut:

a. Mengubah filosofi kurikulum

Filosofi kurikulum diubah dari yang berlaku seragam kepada filosofi yang lebih sesuai dengan tujuan, misi, dan fungsi setiap jenjang pendidikan dan unit pendidikan. Pada tingkat pendidikan dasar, filosofi konservatif seperti esensialisme dan perenialisme haruslah dapat diubah ke dalam filosofi yang lebih menekankan pendidikan sebagai upaya mengembangkan kemampuan kemanusiaan peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, bangsa, dan dunia. Filosofi kurikulum yang progresif seperti humanisme, progresivisme dan rekonstruksi sosial dapat dijadikan landasan untuk mengembangkan kurikulum. 38 William A. Howe dan Penelope L. Lisi 2014: 19 mengungkapkan beberapa tujuan yang melekat pada kurikulum pendidikan multikultural, yaitu: 1 Teach to eliminate racism, sexism, homophobia, and others forms of intolerance; 2 create an equitable education system in which all students can achieve to high standards; 3 use content and processes that meet the needs of diverse students; 4 recognize bias and the importance of teaching from multiple perspectives; 5 prepare all students to live and work in a global, multikultural word; 6 instill in students a sense civic responsibility and social consciousness. Berdasarkan pendapat di atas dapat dimaknai bahwa dalam implementasi pendidikan multikultural, sekolah harus memiliki keterbukaan pemikiran yang tinggi. Sekolah harus mampu menciptakan atmosfir pendidikan yang menghilangkan rasisme, seksisme, dan bentuk-bentuk tindakan intoleransi lainnya. Sistem pendidikan yang diselenggarakan merupakan sistem pendidikan yang adil bagi seluruh peserta didik, di mana semua peserta didik memiliki kesempatan untuk mengoptimalkan potensi masing-masing. Oleh karena itu, konten dan proses pendidikan harus disesuaikan dengan segala kebutuhan peserta didik. Pengajaran yang diselenggarakan di sekolah harus dilakukan dalam berbagai perspektif. Secara garis besar, pendidikan multikultural di sekolah berguna untuk mempersiapkan peserta didik hidup dalam masyarakat sosial secara global.

b. Teori belajar