35 dengan ukuran atau tingkatan tertentu, pendidikan multikultural sebagai
landasan pengembangan kurikulum menjadi sangat penting. William A. Howe dan Penelope L. Lisi 2014: 20
mengungkapkan bahwa pendidikan berbasis multikultural di sekolah memiliki empat tema utama, yaitu:
a. A commitment to being culturally responsive and culturally
responsible
Tema ini menjelaskan sebagai seorang pendidik multikultural harus memiliki prinsip bahwa proses belajar dipengaruhi oleh budaya.
Peserta didik datang ke kelas dengan berbagai tingkat, pengalaman kehidupan dan pengalaman budaya. Mereka membawa nilai-nilai dan
dan keyakinan yang unik. Sebagai seorang pendidik multikultural, guru dituntut mampu dan terampil menggabungkan beberapa kondisi
perbedaan latar belakang peserta didik ke dalam penggunaan konten dan strategi pembelajaran. Hasil pendekatan ini dalam peserta didik
menemukan pendidikan yang lebih relevan dan bermakna. Guru harus sadar pada keanekaragaman dalam berbagai
bentuk dan berusaha untuk memanfaatkannya dalam proses pendidikan. Peserta didik diajarkan untuk melihat keberagaman
sebagai aset, bukan kelemahan ataupun kerugian. Keberagaman dianggap sebagai kekuatan, bukan gangguan. Asumsi tentang ras,
etnis, agama, kelas, dan bentuk-bentuk perbedaan lainnya dilihat dari sisi positif yang membangun.
36
b. A process of changing pedagogical approaches
Willian A. Howe dan Penelope L. Lisi 2014 meyampaikan bahwa berdasarkan penelitian, peserta didik berprestasi dididik
melalui pembelajaran bervariasi dengan memanfaatkan keragaman yang dimiliki oleh masing-masing anak. Hal itu akan terwujud jika
ditunjang dengan adanya kemampuan guru dalam merumuskan strategi pembelajaran. Penggunaan strategi harus bervariasi
disesuaikan dengan keadaan peserta didik.
c. A process of expanding the curriculum
Di masyarakat yang semakin multikultural, guru dan sekolah harus mencari cara untuk memperluas kurikulum. Konten dalam
kurikulum harus memiliki makna dan relevansi untuk peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan di sekolah diselenggarakan dengan
memperhatikan beberapa perspektif, yaitu perspektif akademis dan perspektif keberagaman pada peserta didik, sehingga pendidikan di
sekolah dapat memberikan pengalaman akademis yang dibutuhkan peserta didik sebagai bagian dari masyarakat sosial. Tujuan utama
dari pendidikan adalah untuk membantu meningkatkan kognitif dan kesadaran sosial warga sipil, juga diperlukan untuk mengatasi isu-isu
sosial yang penting. Penggabungan studi etnis dan studi tentang perbedaan, penindasan, kelas, rasisme, dan ketidaksetaraan gender
menjadi komponen penting dari pengembangan kurikulum pendidikan multikultural.
37
d. Systemic change