156 penuh kerja sama, penuh kasih, dan toleran. Hal ini diperkuat dengan
dengan keterbukaan pikir para guru di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta bahwa suasana di kelas merupakan cerminan keadaan
peserta didik di masyarakat. TK Katolik Sang Timur Yogyakarta berupaya mencetak peserta didik menjadi individu yang memiliki
sikap saling menghormati dan memiliki kepedulian dalam kelompok masyarakat.
Strategi pendidikan multikultural melalui proses pembelajaran ditinjau dari teori dimensi pendidikan multikultural James Bank 1993
secara lebih ringkas disajikan dalam tebel berikut ini. Tabel 12.
Strategi Pendidikan Multikultural ditinjau dari Teori Dimensi Pendidikan Multikultural James Bank 1993
Dimensi Pendidikan
Multikultural Strategi yang Dilakukan
Nilai Multikultural yang Ditonjokan
Dimensi integrasi konten
Pengintegrasian nilai-nilai multikultural dalam proses
pembelajaran Nilai toleransi
Dimensi kontruksi pengetahuan
Pembentukan perspektif multikultural kepada peserta
didik Nilai toleransi
Dimensi mengurangi
prasangka Pengembangan perilaku positif
peserta didik dalam perbedaan kelompok
Nilai toleransi Dimensi pedagogi
kesetaraan Perlakuan adil kepada peserta
didik Nilai keadilan
Penggunaan model cooperative learning
Nilai kerja sama Dimensi
pemberdayaan struktur sekolah
Penciptaan suasana belajar yang aktif, kondusif, penuh kerja
sama, penuh kasih, dan toleran Nilai kerja sama dan
Nilai toleransi Sumber: Olah Data Penelitian
c. Pengembangan kurikulum pendidikan dalam mewujudkan
pendidikan multikultural di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta
Kurikulum yang dipakai di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta adalah kurikulum nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah
157 ditambah dengan pengembangan yang dilakukan oleh sekolah.
Landasan yang dipakai sekolah dalam mengembangkan kurikulum adalah keberagaman karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik. Hal
ini senada dengan pendapat William A. Howe dan Penelope L. Lisi 2014: 20 yang mengungkapkan bahwa dalam masyarakat yang
semakin multikultural, guru dan sekolah harus mencari cara untuk memperluas kurikulum. Konten dalam kurikulum harus memiliki
makna dan relevansi untuk peserta didik. Dengan kata lain, pendidikan di sekolah diselenggarakan dengan memperhatikan beberapa
perspektif, yaitu perspektif akademis dan perspektif keberagaman pada peserta didik. Hal ini dilakukan agar pendidikan di sekolah dapat
memberikan pengalaman akademis yang dibutuhkan peserta didik sebagai bagian dari masyarakat sosial. Tujuan utama dari pendidikan
adalah untuk membantu meningkatkan kognitif dan kesadaran sosial warga sipil, juga diperlukan untuk mengatasi isu-isu sosial yang
penting. Penggabungan studi etnis dan studi tentang perbedaan, penindasan, kelas, rasisme, dan ketidaksetaraan gender menjadi
komponen penting dari pengembangan kurikulum pendidikan multikultural.
Kurikulum yang dikembangkan TK Katolik Sang Timur Yogyakarta adalah kurikulum yang memiliki kekhasan dan terpadu
pada pelaksanaan pembelajaran, di antaranya: berpusat pada anak, multiple intelligence kecerdasan jamak, pendidikan nilai universal,
158 menghormati kearifan lokal, dan berkeadilam gender. TK Katolik Sang
Timur Yogyakarta mendorong terciptanya kurikulum pembelajaran yang berpusat pada anak. Hal ini terlihat pada metode-metode yang
dilakukan guru dalam menciptakan partisipasi aktif peserta didik di dalam kelas. Kurikulum yang menggambarkan multiple intelegence
diwujudkan oleh sekolah dengan sistem pembelajaran sentra yang diusung oleh sekolah. Ditambah dengan metode pembelajaran yang
dilakukan oleh guru di kelas. Guru senantiasa mempersiapkan beberapa jenis penugasan yang mewakili keseimbangan kecerdasan
anak. Pendidikan nilai universal diimplementasikan oleh sekolah
melalui penggunaan konten universal dalam setiap aktivitas di sekolah. TK Katolik Sang Timur Yogyakarta berusaha menggunakan konten-
konten yang dapat diterima oleh seluruh peserta didik dari berbagai latar belakang.
Kurikulum pendidikan yang menghargai kearifan lokal terlihat dari penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik melalui
budaya yang berkembang di lingkungan sekolah. Secara khusus, aktivitas ini dilakukan oleh sekolah setiap hari Kamis Pahing. Secara
fisik, aktivitas ini diimplementasikan melalui program Gagrak Ngayogyokarto. Seluruh warga sekolah mengenakan baju adat
Yogyakarta, kemudian ditambah dengan penanaman nilai-nilai
159 kebaikan kepada peserta didik melalui pemaknaan lagu-lagu daerah
Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pendidikan yang adil gender diimplementasikan oleh guru
melalui konten-konten dalam pembelajaran. Pengembangan kurikulum dengan tema pendidikan adil gender dilakukan oleh sekolah dengan
memasukan nilai-nilai kesetaraan gender ke dalam pembelajaran di kelas.
Pengembangan kurikulum selanjutnya terkait dengan kurikulum Liturgi agama. Pengembangan kurikulum liturgi di TK Katolik Sang
Timur Yogyakarta sepenuhnya menjadi wewenang kepala sekolah. Program Liturgi dilaksanakan di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta
menyesuaikan dengan keadaan di sekolah. Kurikulum liturgi dirumuskan mengikuti program dari kurikulum 2013. Kurikulum
liturgi TK Katolik Sang Timur Yogyakarta memiliki fleksibilitas, disesuaikan dengan kebutuhan. Jika suatu kelas memiliki peserta didik
dari agama Katolik semua, maka suster akan menyampaikan nilai-nilai kebaikan berdasarkan ajaran Katolik. Akan tetapi jika di suatu kelas
terdiri dari golongan agama yang beraneka ragam, maka suster akan menyampaikan materi secara universal. Pembelajaran liturgi biasa
dilaksanakan pada hari Sabtu dengan bantuan Frater. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang disajikan di atas,
dapat dilihat bahwa pengembangan kurikulum di TK Katolik Sang Timur Yogyakarta mengacu pada teori James Banks 1993 yaitu pada
160 seluruh dimensi pendidikan multikultural, meliputi dimensi integrasi
konten, dimensi kontruksi pengetahuan, dimensi mengurangi prasangka, dimensi pedagogi kesetaraan, serta dimensi struktur
sekolah dan budaya sekolah. Kelima dimensi tersebut terlihat pada hasil pengembangan kurikulum di TK Katolik Sang Timur
Yogyakarta, yang di dalamnya mencakup beberapa aspek, yaitu: 1 kurikulum pembelajaran yang terintegrasi dengan penyampaian nilai-
nilai multikultural; 2 kurikulum yang membantu peserta didik mengembangkan potensi akademik dan kulturalnya; 3 kurikulum
pendidikan yang memberikan keadilan kepada peserta didik; 4 serta kurikulum yang dapat membantu terciptanya struktur sosial yang
menghargai seluruh karakteristik peserta didik.
d. Kultur sekolah yang dibangun dalam mewujudkan pendidikan