Bioteknologi Konvensional Jenis-jenis Bioteknologi

242 Biologi Kelas XII Gambar 9.2 Autoklaf

b. Bioteknologi Modern

Selain mendasarkan pada mikrobiologi dan biokimia, bioteknolo- gi modern mendasarkan pula pada manipulasi atau rekayasa genetika DNA. Ciri atau sifat bioteknologi modern, antara lain: steril, produk- si dalam jumlah lebih banyak, kualitasnya standar, dan terjamin. Berbeda dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern sudah memanfaatkan metode-metode mutakhir bioteknologi currents methods of biotechnology, antara lain: 1 Kultur Jaringan Kultur jaringan merupakan suatu teknik atau metode untuk meng isolasi bagian-bagian tanaman sel, jaringan, atau organ seperti akar, batang, daun, dan pucuk kemudian menumbuhkan bagian tersebut secara aseptis teknik untuk mendapatkan kondisi suci hama di dalam atau di atas medium budidaya in vitro. Dengan demikian, bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan dapat menjadi tanaman lengkap kembali. Isolasi atau pemisahan bagian tanaman dapat dilakukan secara mekanis maupun kimiawi enzimatis. Kultur jaringan pada tanaman dapat dilakukan karena setiap tanaman mempunyai sifat totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan sel tanaman untuk menjadi tanaman baru yang lengkap, jika ditumbuhkan dalam medium atau lingkungan yang sesuai. Teknik kultur jaringan memerlukan syarat mutlak, yaitu keadaan steril pada alat, bahan, lingkungan ruang kerja, maupun seluruh rang- kaian kerjanya. Secara umum, rangkaian kerja teknik kultur ja ringan meliputi: a Persiapan Tahap awal dalam kultur jaringan adalah menyiapkan eksplan, yaitu bagian dari tanaman sel, jaringan, atau organ yang digunakan sebagai bahan untuk memulai suatu kultur. Proses yang diperlukan D. Cara Kerja 1. Rebuslah kedelai dan kupaslah kulitnya setelah masak. 2. Masukkan bahan tersebut atau bungkuslah dengan daun pisang dan daun waru. 3. Tumbuhkan atau simpan inokulasi pada suhu 25-37 ° C selama 24 jam sampai 48 jam. 4. Amatilah hasil inokulasi kalian. E. Pembahasan 1. Fermentasi apakah yang terjadi pada pembuatan tempe? 2. Adakah mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan tempe? Apa nama mikro- organisme tersebut? 3. Dari manakah mikroorganisme tersebut berasal? 4. Apa sajakah kandungan gizi yang terdapat pada tempe? 5. Buatlah laporan hasil percobaan kalian dan kumpulkan sebagai portofolio. Bioteknologi 243 untuk menghasilkan keadaan steril bebas hama atau terhindar dari mikroorganisme yang tidak diinginkan disebut sterilisasi. Sterilisasi alat dan bahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut autoklaf Gambar 9.2. Alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam kultur jaringan tumbuhan antara lain: botol kultur, pinset, scalpel pisau kultur, cawan petri, erlenmeyer, pipet, akuades, dan medium kultur buatan. Seluruh alat dan bahan tersebut harus dalam keadaan steril sebelum dipakai. Secara umum, medium yang digunakan dalam kultur jaringan ha- rus mengandung garam-garam anorganik unsur makro dan mikro, zat-zat organik zat pengatur tumbuh, substansi organik yang kom- pleks air kelapa dan ekstrak buah-buahan, bahan pemadat medium agar-agar, pH tertentu, dan bahan tambahan arang aktif. Beberapa kelompok zat pengatur tumbuh yang digunakan dalam kultur jaringan antara lain: auksin IAA, 2,4 D, dan NAA, sitokinin adenin, kinetin, zeatin, dan BAP, giberelin, asam absisat, dan etilen. Zat pengatur tumbuh ZPT merupakan faktor yang mendukung proses pertumbuhan pada kultur jaringan tumbuhan. Hormon auksin memacu pembelahan sel, sehingga membentuk gumpalan atau massa sel yang belum terdiferensiasi, disebut kalus. Sel-sel kalus ini dapat berkembang menjadi tanaman baru. No. Nama Medium dan Penemunya Keterangan 1. MS Murashige dan Skoog atau LS Linsmaier dan Skoog Untuk kultur kalus pada berbagai tanaman, banyak mengandung garam-garam mineral dan senyawa nitrogen amonium dan nitrat. 2. BS Gamborg Untuk kultur suspensi sel tanaman Leguminosae terung- terungan. 3. Nitsch dan Nitsch Untuk kultur mikrospora dan kultur sel pada tembakau. 4. WPM Lloyd dan Mc Cown Untuk kultur jaringan tanaman berkayu. 5. VW Vancin dan Went dan Knudson C Untuk tanaman anggrek. 6. Kao dan Michayluk Untuk kultur protoplas pada Cruciferae, Gramineae, dan Leguminosae. 7. N6 Chu Untuk serealia padi 8. White W63 Untuk kultur akar yang mengandung garam-garam mineral dalam konsentrasi yang rendah. Tabel 7.1. Beberapa Medium yang Sering Digunakan dalam Kultur Jaringan Indrianto, Teknik Kultur Jaringan, hlm. 33