Gen Dominan Rangkap Penyimpangan Semu Hukum Mendel

142 Biologi Kelas XII

g. Atavisme

Sebelum mengetahui tentang peristiwa atavisme, cobalah ingat kembali tentang interaksi gen pada pial ayam. Pial walnut dihasilkan dari persilangan ayam berpial rose dan pea. Pial pea dikatakan meng- hilang dan muncul sifat di luar induknya. Setelah ayam berpial walnut disilangkan sesamanya, dihasilkan 4 macam pial yaitu rose, pea, walnut, dan single. Pada peristiwa ini, pial rose dan pea muncul kembali setelah menghilang pada keturunan pertama. Nah, oleh Charles Darwin, peristiwa munculnya kembali sifat keturunan pada generasi berikutnya setelah sempat menghilang ini disebut atavisme. Atavisme juga terjadi pada burung merpati Columba livia India. Hasil perkawinan antara sesama merpati berekor seperti kipas, akan menghasilkan merpati berekor lurus. Merpati berekor seperti kipas muncul kembali setelah perkawinan antara sesama merpati berekor lurus. Setelah kalian mempelajari materi tentang Prinsip Hereditas ter- masuk Hukum Mendel, berbagai contoh persilangan, dan memperhi- tungkan besarnya rasio genotip dan fenotip, maka untuk mengingat kembali, kerjakan Uji Kompetensi berikut. Pada subbab sebelumnya, telah dipelajari tentang hereditas pada tumbuhan dan hewan serta pada manusia. Pada subbab berikut, akan kalian pelajari lebih khusus lagi tentang pola-pola hereditas pada ma- nusia. B. Pola-pola Hereditas Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, peristiwa inheritansi baik pada hewan, tumbuhan, maupun manusia akan mengikuti pola- pola hereditas. Kemudian, bagaimanakah sifat individu baru yang akan Kerjakanlah soal-soal berikut. 1. Apakah yang dimaksud dengan inheritansi? 2. Jelaskan objek penelitian awal Mendel dan alasan pemilihan tersebut. 3. Sebutkan beberapa hipotesis Mendel dalam menemukan Hukum Mendel I dan II. 4. Apa yang dimaksud dengan parental, filial 1 dan filial 2? 5. Bagaimanakah pernyataan Hukum Mendel I? 6. Bagaimanakah pernyataan Hukum Mendel II? 7. Apakah perbedaan antara fenotip dan genotip? 8. Jelaskan perbedaan antara persilangan monohibrida dan dihibrida. 9. Jelaskan tentang polimeri yang merupakan bentuk penyimpangan semu Hukum Mendel 10. Jika seorang ibu bermata hitam dan ber- ambut keriting dominan homozigot HHKK menikah dengan ayah bermata coklat dan berambut lurus resesif homozigot hhkk, a. bagaimana perbandingan fenotip dan genotipnya? b. bagaimanakah perbandingan feno- tip dan genotipnya jika ayah ber- mata coklat dan berambut keriting heterozigot hhKk? Uji Kompetensi Prinsip Hereditas 143 dihasilkan tersebut? Berikut akan kalian pelajari tentang pola-pola hereditas pada pewarisan sifat keturunan.

1. Tautan Autosomal

Bagian kromosom yang berperan dalam peristiwa pewarisan sifat keturunan adalah gen. Telah kalian pelajari bersama bahwa satu kromosom dapat mengandung ratusan bahkan ribuan gen. Nah, kondisi di mana dalam satu kromosom yang sama terdapat dua atau lebih gen inilah yang disebut tautan atau berangkai linkage. Gen- gen yang ber ada pada kondisi tautan ini disebut gen-gen berangkai Gambar 5.7. Gen-gen berangkai juga terdapat pada kromosom seks. Berdasarkan tempat terdapatnya, kromosom dibedakan menjadi kromosom autosom terdapat pada sel-sel tubuh diploid atau sel-sel somatis dan kromosom seks atau gonosom terdapat pada sel-sel kelamin. Oleh karena itu, tautan gen yang terjadi pada kromosom autosom disebut tautan autosomal. Sementara itu, gen yang terdapat pada kromosom seks disebut tautan seks. Penemuan adanya tautan gen diawali oleh penelitian Morgan pada lalat buah Drossophila sp.. Lalat buah dipilih sebagai objek penelitiannya karena mudah dan cepat berkembang biak, jumlah kromosomnya hanya 4 pasang 8 kromosom sehingga kromosomnya mudah diamati dan dihitung, serta mudah dibedakan antara lalat jantan dan betina lalat betina mempunyai ukuran tubuh lebih besar. Morgan melakukan persilangan dihibrida pada lalat buah, yaitu antara lalat buah betina tubuh abu-abu dan sayap normal dengan lalat buah jantan tubuh hitam dan sayap keriput. Simbol vg+ menunjukkan alel penentu warna tubuh abu-abu, vg sebagai penentu tubuh hitam, b+ penentu sayap normal, dan b penentu sayap keriput. Warna tubuh hitam dan sayap keriput menunjukkan fenotip yang berlawanan tidak normal dengan fenotip yang dimiliki oleh induk betina. Fenotip tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan gen di dalam kromosom mutasi. Oleh karena itu, fenotip ini disebut fenotip mutan. Perkawinan kedua lalat buah dengan kedua induk yang memiliki fenotip saling berlawanan tersebut merupakan peristiwa test cross antara sifat dihibrida dengan resesif homozigotnya. Dengan demikian, perbandingan fenotip yang akan dihasilkan adalah 1:1:1:1. Namun, hasil tersebut tidak terjadi pada persilangan Morgan karena menunjukkan perbandingan jumlah fenotip yang jauh berbeda tidak proporsional. Dari hasil tersebut, Morgan mendapatkan kesimpulan bahwa pewarisan warna tubuh dan bentuk sayap umumnya terjadi bersama-sama dalam kombinasi yang spesifi k. Hal ini disebabkan gen-gen penentu kedua sifat atau fenotip tersebut terdapat pada satu kromosom yang sama sebagai peristiwa tautan gen. Gambar 5.7 Gen A tertaut dengan gen B, pada 1 kromosom yang sama. Alel-alelnya a dan b tertaut pada kromosom homolognya Thomas Hunt Morgan 1866-1945, memelopori penelitian lalat buah Dros- sophila melanogaster mulai tahun 1911. Penelitian terse- but sangat berharga bagi perkembangan genetika, sehingga Morgan menerima hadiah Nobel pada tahun 1933. Day, Genetika, hlm. 16 M icr osoft E ncar ta P remium 2006 Galeri A B a b sentromer