Metabolisme
33
2. Fungsi dan Cara Kerja Enzim
Di dalam reaksi kimia, antara suatu bahan zat, unsur, molekul atau senyawa yang satu dapat mengadakan reaksi dengan bahan zat,
unsur, molekul atau senyawa yang lain sehingga dihasilkan suatu se- nyawa yang baru. Hal tersebut terjadi di dalam proses metabolisme,
sehingga dihasilkan bahan yang diperlukan untuk tubuh. Nah, dalam proses metabolisme tersebut, tentunya diperlukan waktu tertentu un-
tuk dapat mengubah bahan baku menjadi bahan yang baru produk.
AB + CD AC + BD
reaktan produk
Selama terjadi reaksi kimia tersebut, diperlukan adanya suatu bahan yang berperan dalam mengatur waktu untuk ter-
jadinya reaksi yaitu enzim. Enzim tersebut diperlukan untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia katalis, sehingga enzim
disebut sebagai katalisator. Enzim yang berperan untuk mem- percepat reaksi kimia dalam metabolisme suatu sistem hayati
atau organisme disebut sebagai biokatalisator. Molekul- molekul yang dikatalis oleh enzim dinamakan substrat.
Reaktan memerlukan energi panas untuk memutuskan ikatan- ikatan antar atomnya, sehingga atom-atom tersebut dapat membentuk
ikatan baru produk. Energi bebas yang diperlukan untuk memu- tuskan ikatan ini disebut energi aktivasi E
A
, sedangkan perbedaan antara energi bebas produk dengan energi bebas reaktan disimbolkan
dengan ΔG. Reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim, menunjukkan bahwa
reaksi tersebut membutuhkan energi untuk reaksi lebih sedikit diban- ding reaksi yang tidak dikatalis oleh enzim. Oleh karena itu, enzim
berperan penting dalam menurunkan energi aktivasi untuk memulai suatu reaksi, sehingga reaksi dapat berjalan sangat cepat, efi sien, dan
tidak menimbulkan suhu yang tinggi. Perhatikan Gambar 2.1.
Setelah mengetahui fungsi enzim dalam metabolisme, tahukah ka- lian di mana enzim dihasilkan atau ditemukan?
Enzim dihasilkan di dalam sel dan dapat bekerja di dalam sel mau-
pun di luar sel. Enzim yang bekerja di dalam sel disebut enzim intra- seluler. Misalnya, enzim yang berfungsi menawarkan racun sel H
2
O
2
hidrogen peroksida menjadi H
2
dan O
2
yang bersifat netral. Enzim pernafasan selalu terdapat dalam sel. Sementara itu, enzim yang bekerja
di luar sel disebut enzim ekstraseluler, yaitu enzim- enzim pencernaan. Sebagian besar enzim terdapat pada protoplasma sel. Namun, pada sel
tertentu enzim ditemukan di dalam vakuola dan dinding sel.
Selanjutnya, bagaimanakah enzim bekerja? Ada dua teori yang menjelaskan kerja enzim tersebut, yaitu:
Gambar 2.2 Enzim yang terdiri atas bagian protein apoenzim
dan bagian non protein gugus prostetik
bagian non protein atau kofaktor gugus prostetik
enzim substrat
Gambar 2.1 Penurunan energi aktivasi oleh enzim.
E
A
dengan adanya enzim
Produk Reaktan
Kemajuan reaksi Energi bebas
E
A
tanpa adanya enzim D
G Urutan reaksi oleh enzim mengurangi penggunaan E
A
Urutan reaksi tanpa enzim memerlukan lebih banyak E
A
bagian protein apoenzim
34
Biologi Kelas XII
a. Model Gembok – Kunci Lock and Key
Dari nama teorinya, kalian tentu dapat membayangkan bentuk antara kunci dan gembok pintu rumah kalian. Teori ini dikemukakan
oleh seorang ahli yang bernama Fisher. Menurutnya, enzim bagaikan sebuah gembok, memiliki bagian yang berhubungan dengan kunci
yang disebut lubang kunci. Bagian lubang kunci ini diibaratkan seba- gai sisi aktif enzim, yaitu suatu tempat yang spesifi k untuk mengikat
substratnya. Substrat digambarkan sebagai sebuah kunci. Mata kunci memiliki struktur yang khas dan cocok dengan struktur lubang kunci
pada gembok. Kunci tertentu hanya cocok dengan gembok tertentu,
artinya enzim tertentu hanya bekerja pada subs- trat tertentu. Apabila sisi aktif bergabung dengan
substrat maka enzim tidak aktif lagi. Bergabung- nya enzim dengan substrat membentuk kom-
pleks enzim substrat. Kompleks enzim substrat digambarkan sebagai gembok dimana pada lu-
bang kuncinya terdapat kunci. Setelah reaksi berlangsung, kompleks enzim substrat lepas dan
terbentuklah produk.
Pada sistem kerja enzim, enzim tidak pernah ikut bereaksi karena setelah terbentuk produk,
enzim akan terlepas dan dapat menjalankan fungsi enzim untuk berikatan dengan substrat
lain yang sesuai. Artinya, enzim tidak akan di- ubah menjadi produk atau enzim hanya berperan
sebagai perantara dalam membentuk produk.
Produk tersebut berasal dari substrat yang telah bereaksi. Perhatikan Gambar 2.4.
Berikut adalah persamaan reaksi enzimatis sederhana:
b. Teori Ketepatan Induksi Induced Fit h eory
Teori ini menyatakan bahwa enzim memiliki sisi aktif yang mu- dah menyesuaikan dengan bentuk substratnya. Dengan kata lain, ben-
tuk sisi aktif enzim bersifat fl eksibel. Pada saat substrat bertemu dengan enzim, maka sisi aktif enzim berubah sedemikian rupa sehingga cocok
dengan substrat dan terbentuklah kompleks enzim substrat. Setelah terjadi reaksi dan produk telah terbentuk, enzim akan lepas. Pada saat
ini tidak menutup kemungkinan, substrat lain bergabung dengan en- zim. Pada saat ini pula enzim tidak aktif lagi. Perhatikan Gambar 2.5.
Setelah kalian mengetahui komponen penyusun enzim serta fung- si dan peran enzim, kalian akan mempelajari tentang sifat-sifat enzim
berikut ini.
Gambar 2.3 Apoenzim dan koenzim bersatu membentuk
holoenzim.
Enzim + substrat Kompleks Enzim - substrat Enzim - produk Enzim + produk
apoenzim substrat
koenzim
substrat
kompleks enzim substrat
produk enzim
tempat aktif
reaksi enzimatis
Gambar 2.4 Prinsif kerja enzim menurut teori gembok-kunci.
holoenzim