Back Cross Persilangan Balik dan Test Cross Uji Silang

134 Biologi Kelas XII Dengan demikian, dapat kita ketahui bahwa back cross merupa- kan persilangan antara keturunan F1 yang heterozigot dengan induknya baik jantan atau betina yang homozigot dominan. Pada contoh di atas, diketahui bahwa dua individu yang mempunyai genotip yang ber- beda dapat mempunyai fenotip yang sama. Kemudian, bagaimana dengan test cross, simaklah uraian berikut. Test cross adalah persilangan antara hibrid individu F1 dengan salah satu induk homozigot resesif. Individu F1 tidak atau belum di- ketahui genotipnya. Oleh karena itu, uji silang ini bertujuan untuk menguji ketidakmurnian individu dengan mengetahui perbandingan fenotip keturunannya. Dengan demikian, dapat diketahui individu yang diuji adalah heterozigot atau homozigot galur murni. Nah, selanjutnya perhatikanlah contoh test cross pada monohib- rida di bawah ini. 1 : Marmot hitam disilangkan dengan induknya yang homozigot re- sesif bb, menghasilkan keturunan 50 marmot hitam dan 50 albino. P1 : jantan ___ betina bb Fenotip : Bulat keriput Gamet : ………….. b, b F1 Bb : 50 biji bulat bb : 50 biji keriput Berarti individu tersebut bersifat heterozigot Bb. 2 : Marmot hitam disilangkan dengan induk resesif albino. Ketu- runannya ternyata 100 bulat. P1 : jantan ___ betina bb Fenotip : Bulat keriput Gamet : B b, b F1 Bb : 100 biji bulat Berarti, individu tersebut bersifat homozigot dominan BB

d. Sifat Intermedier

Seperti yang telah kalian ketahui sebelumnya bahwa persilangan satu sifat beda misalnya, buah bulat dengan buah keriput menghasilkan fenotip individu anakannya seperti sifat induknya bulat atau keriput saja. Dengan kata lain, tidak dihasilkan individu dengan fenotip di luar fenotip induknya tidak dihasilkan fenotip buah kotak ataupun lonjong. Lain halnya pada tanaman bunga pukul empat lihat Gambar 5.3, pada persilangan antara tanaman bunga pukul empat Mirabilis jalapa berwarna merah dengan bunga berwarna putih, dihasilkan individu keturunan dengan bunga berwarna merah jambu. Warna merah jambu merupakan warna antara merah dan putih yang disebabkan oleh ekspresi dari alel penentu warna merah dengan ekspresi dari alel warna putih. Oleh karena itu, kedua alel penentu sifat beda tersebut dikatakan mempunyai kekuatan yang sama dalam Gambar 5.3 Bunga pukul empat Mirabilis jalapa www .casafr eccia.it Prinsip Hereditas 135 memengaruhi munculnya sifat. Sifat antara yang diturunkan dari sifat induk pertama dengan sifat induk ke-2 inilah yang disebut sebagai sifat intermedier.

3. Penyimpangan Semu Hukum Mendel

Sebagaimana yang telah kalian pelajari bahwa persilangan monohibrida menghasilkan perbandingan individu keturunan 3 : 1 atau 1 : 2 : 1, dan persilangan dihibrida menghasilkan individu keturunan 9 : 3 : 3 : 1. Dalam prakteknya, hasil persilangan Mendel dapat menghasilkan perbandingan individu yang tidak tepat coba kalian lihat kembali Tabel 5.1. Pada persilangan dihibrida, dapat dihasilkan perbandingan yang merupakan variasi dari perbandingan 9 : 3 : 3 : 1 yaitu 12 : 3 : 1; 9 ; 7 atau 15 : 1. Meskipun demikian, perbandingan tersebut tetap mengikuti aturan Hukum Mendel. Oleh karena itu, hasil perbandingan tersebut dikatakan sebagai penyimpangan semu Hukum Mendel. Penyimpangan tersebut terjadi karena adanya beberapa gen yang saling memengaruhi dalam menghasilkan fenotip. Meskipun demiki- an, perbandingan fenotip tersebut masih mengikuti prinsip-prinsip Hukum Mendel. Penyimpangan semu Hukum Mendel tersebut me- liputi interaksi gen, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, gen-gen komplementer, gen dominan rangkap dan gen penghambat.

a. Interaksi gen Interaksi beberapa pasangan gen

Penelitian tentang adanya interaksi gen ini ditemukan oleh William Bateson 1861-1926 dan R.C. Punnet. Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen tunggal pada autosom tetapi alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau saling memengaruhi dalam memunculkan sifat fenotip. Misalnya, pada ayam dijumpai empat macam bentuk pial jengger, antara lain: jengger berbentuk ercis atau biji pea dengan genotip rrP-; jengger dengan belah atau tunggal single dengan genotip rrpp, jengger berbentuk mawar atau gerigi rose dengan genotip R- pp, dan jengger berbentuk sumpel walnut, dengan genotip R-P-. Perhatikan Gambar 5.4. Pada persilangan ayam berpial rose mawar dengan ayam berpial pea biji, semua keturunan F1nya berpial walnut sumpel. Agar lebih memahaminya, perhatikanlah diagram persilangan berikut. P1 : RRpp X rrPP rose pea Gamet : R, p r,P F1 : RrPp walnut P2 : RrPp X RrPp walnut walnut Gamet : RP, Rp, rP, rp RP, Rp, rP, rp Gambar 5.4 Empat macam pial ayam yang berbeda a Walnut b Pea, c Rose, dan d Single a b c d Galeri William Bateson 1861-1926 adalah seorang profesor dari Cambridge University dan di The John Innes Horticultural Institute. Ia tumbuh di ling- kungan intelektual. Di bawah pengaruh Francis Maitland Balfour, seorang ahli embri- ologi, ia mendalami zoologi, dan selanjutnya mempelajari embriologi selama 2 tahun di Amerika. Selain itu, Bate- son juga dikenal sebagai ilmuwan anti-Darwinian, dan pandangan-pandangannya tentang evolusi tercermin dalam karyanya, Materials for the Study of Evolution 1894 www.amphilsoc.org M icr osoft E ncar ta P remium 2006