Pendahuluan Saran dan Rekomendasi

364

A. Pendahuluan

Pembelajaran di dalam kelas diharapkan dapat menjadi wadah bagi penanaman jiwa wirausaha secara tepat. Dengan demikian di kelas, kewirausahaan merupakan sikap yang sangat penting dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun saat ini yang terjadi di kelas, pembelajaran masih dipelajari secara abstrak. Pembelajaran masih dominan menggunakan metode ceramah. Hal ini menimbulkan kejenuhan siswa karena materi yang abstrak sehingga hasil pembelajaran menjadi tidak optimal. Peserta didik diharapkan dapat memilki jiwa wirausaha yang tangguh. Dengan memiliki jiwa wirausaha yang tangguh diharapkan mereka dapat mandiri dan tidak tergantung pada orang lain ketika keluar dari lembaga pendidikan menengah. Robert D Hisrich, dkk 2010:8 mendefinisikan enterpreneurship is the process of creating something new with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, phychic, and social risk, and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction and independence. Secara lebih rinci Marbun dalam Buchari Alma 2007 memberikan ciri-ciri dan watak wirausaha yang dapat dikembangkan di lembaga pendidikan. 365 Tabel 1. Ciri-Ciri wirausaha 366 Percaya diri 1. Kepercayaan keteguhan 2. ketidaktergantungan dalam melakukan pekerjaan, kepribadian mantap 3. optimisme Berorientasi pada tugas dan hasil 1. Kebutuhan atau haus akan prestasi 2. Berorientasi labahasil 3. Tekun dan tabah 4. Tekad, kerja keras, motivasi 5. Energik 6. Penuh inisiatif Pengambil risiko 1. mampu mengambil risiko kerja 2. Menyukai pekerjaan yang menantang Kepemipinan 1. Mampu memimpin 2. Dapat bergaul dengan orang lain 3. Menanggapi saran dan kritik Keorisinilan 1. Inovatif 2. Kreatif 3. Fleksibel 4. Banyak sumber 5. Serba bisa 6. Mengetahui banyak Berorientasi ke masa depan 1. Pandangan ke depan 2. Perseptif Keseluruhan ciri-ciri wirausaha yang disebutkan di atas tidak semuanya harus dimiliki secara lengkap tetapi kompetensi inti yang perlu diperoleh dalam pendidikan hanyalah beberapa di antaranya. Dengan demikian, untuk menjadi seorang usahawan tidak terbatas pada bidang-bidang keahlian tertentu, melainkan pendidikan yang berorientasi kewirausahaan dapat diterapkan pada semua bidang ilmu atau teknologi atau kesenian. Dengan mengambil asumsi bahwa pendidikan menengah merupakan bagian dari perencanaan karir maka kadar nilai kewirausahaan seorang peserta didik yang dapat ditumbuhkembangkan selama proses pembelajaran secara potensial akan dibatasi oleh jangkar karirnya. 367 Namun kenyataan di lapangan menunjukkan jiwa kewirausahaan belum nampak dalam pembelajaran. Salah satu alasan guru adalah tidak ada kurangnya metode dan media yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan jiwa kewirausahaan di dalam kelas. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan di atas antara lain dengan menerapkan metode pembelajaran simulasi, yaitu suatu metode pembelajaran yang dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dari suatu keadaan, penyederhanaan dari suatu fenomena di dunia nyata. Penelitian Daru Wahyuni, dkk 2010 menunjukkan pemanfaatan metode simulasi dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar ekonomika kerakyatan. Selain penggunaan metode yang tepat, dalam pembelajaran hendaknya juga didukung oleh media yang sesuai.Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan Criticos, 1996. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru komunikator, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa komunikan, dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan bahan pembelajaran, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran I Wayan Santyasa,2007. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber guru menuju penerima siswa. Secara rinci fungsi media Wina Sanjaya, 2006: 170 adalah: 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu 3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa 368 Tiga kelebihan kemampuan media Gerlach Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001 adalah sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan manipulasi sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga, kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio. Media yang digunakan tidak harus mahal, jika kita mempunyai bungkus permen, deterjen, kantong plastik swalayan atau bungkus apapun hendaklah dibuang. Barang–barang ini sangat berguna jika kita cerdas memanfaatkannya. Pesaninformasi yang disampaikan dalam kreatifitas barang bekas ini adalah memacu Kreatifitas mereka untuk menghargai hal-hal yang terabaikan. Salah satu metode yang diajarkan untuk menggairahkan motivasi sehingga siswa merasa ”fun” ” . Model Learning Revolution : Gunakan dunia nyata sebagai ruang kelas; pelajari dan tindaki. Revolusi cara belajar bag. 1, Gordon Jeannete Vos dalam http: learningrevolution .wordpress.com20080224barang-bekas- sebagai-media-pembelajaran. Berdasarkan pengabdian Endang Mulyani, dkk 2009. Terbukti pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan jiwa wirausaha guru. Barang bekas seperti koran, majalah bekas, plastik bekas dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang murah. Berdasarkan permasalahan yang ada di lokasi, maka melalui pengabdian ini, pengabdi bermaksud mengadakan pelatihan penggunaan metode simulasi. Metode pembelajaran ini dipilih karena metode pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam membangun konseppengetahuan yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Yayasan Wahid Hasyim merupakan yayasan yang menaungi jenjang pendidikan MI, MTs, dan MA. Rata-rata orang tua murid merupakan orang tua 369 tidak mampu. Melihat hal demikian perlulah kiranya media pembelajaran yang digunakan hendaknya media-media yang tidak berharga mahal. Pemanfaatan barang bekas merupakan salah satu contoh. Selain tidak mahal juga dapat memberikan kreatifitas dalam kehidupan sehari-hari dan membantu menyelamatkan lingkungan. Namun sampai saat ini guru di yayasan Wahid Hasyim masih kekurangan materi atau pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan impelementasi metode simulasi dan pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran. Mengingat hal ini sangat urgen bagi profesionalisme guru maka perlu diadakan pelatihan. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah: a. Memberikan pelatihan pada guru mengenai pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran b. Memberikan pelatihan penggunaan metode simulasi dalam pembelajaran. c. Memberikan bekal dan kemampuan dalam merancang pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran d. Memberikan bekal dan kemampuan dalam pemanfaatan barang bekas sebagai media pembelajaran ekonomi yang merupakan strategi menanamkan jiwa wirausaha.

B. METODE KEGIATAN PPM