Olah Suara prosiding seminar dikti

198

1. Olah Suara

Berdasarkan pengalaman sebagai praktisi, peran olah suara pada wirausaha pranatacarakurang lebih 60. Olah suara sebagai syarat utama bagi pranatacara upacara pengantin Jawa. Apresiasi para pendengar tamu terhadap pranatacara sangat ditentukan oleh kualitas olah suara. Dengan olah suara, pranatacara mampu membuat situasi menyenangkan auphony atau mengharukan cacophony Kennedy Gioia, 2002, namun secara fonetik, vokal harus jelas dan berdaya estetis Roach, 2002. Dalam hal ini estetika auditoris yang diperoleh dari pendengaran sangat dominan. Berhasil atau tidaknya pranatacara sangat ditentukan oleh kualitas olah suara. Olah suara sangat penting atau pokok. Olah suara sebagai modal utama pencapaian kualitas wirausaha pranatacara. Walaupun olah bahasa dan sastranya kurang mendukung, pranatacara akan tetap sukses apabila memiliki kualitas olah vokal yang prima. Sebaliknya pranatacara yang memiliki olah bahasa dan sastranya tinggi, tetapi olah suaranya jelek, menghasilkan kualitas jelek, sulit diapresasi, tidak enak di telinga, sangat membosankan. Yang terbaik adalah kualitas olah suara prima dengan olah bahasa dan sastra yang tinggi. Vokal diolah sehingga wicara menjadi jelas, lancar, intonasi, irama, tempo, dinamik yang dalam bahasa Jawa disebut antal. Olah suara terdiri dari lagu lamba dan lagu terikat. Lagu lamba adalah tuturan bebas layaknya orang melaporkan sesuatu, berdialog, reportase. Lagu lamba dapat diiringi gamelan maupun tidak. Lagu terikat tuturan yang iramanya dipengaruhi oleh adanya instrumen lain, seperti gaya tuturan panyandra dan janturan. Lagu panyandra dan janturan melahiran lagu candra dan lagu jantur. Lagu candra dan lagu jantur harus diiringi gamelan. Jika lagu candra dan jantur tidak diiringi gamelan, tuturan menjadi tidak indah karena tidak harmonis antara lagu tutur dan lagu instrumen gamelan. 1 Gaya tutur lamba serah terima mempelai 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 Kawula nuwun wonten dalem sewu kaparenga matur dhumateng para pepundhen 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 miwah pinisepuh ingkang winantu ing pakurmatan. Kawuryan sampun rawuh ing 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 sasana upacara sri temanten, kairing tindakipun kulawarga suwargi Bapak Dhokter 199 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 M Atman Syakban tumuju ing sasana pawiwahan. Awit saking asmanipun kulawarga 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 penganten putri, pasrah kasalira Bapak Sugiyanto, wondene panampi Bapak 2 2 1 Darminto. 240606YkWW Tuturan tersebut dituturkan oleh pranatacara tampa iringan gamelan pada upacara seratterima pengantin. Karena tanpa gamelan, pranatacara menggunakan lagu lamba.Berikut ini lagu candra, yakni pranatacara mendeskripsikan dengan indah tempat berlangsung upacara pengantin Jawa. Lagu candra ini harus diiringi. Biasanya nya yang berirama pelan, seperti pada jenis ketawang. Jika tidak diiringi lagu candra tidak bagus dan tidak mungkin dilakukan karena lagu candra menuntut harmoni antara lagu vokal dan insrumen gamelan. Harmoni inilah yang menimbulkan keindahan tuturan pranatacara. 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 Graha Sabha Pramana Bulak Sumur Ngayogyakarta Hadiningrat, sasana jembar 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 bawera, winangun sarwa santosa, cinagak saka guru cacah catur, hanyangga langit, 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 langit lelungidan, cinawi sarwa hangrawit, pandam sumuluh hamajari madyaning 1 1 2 1 1 12 sasana wiwaha. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 Gebyog petanen winangun tinatah tinatu rengga ukerane ukir lung-lungan, 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 200 cineplokan sekar-sekar, dahat asri kumaricik sabawaning toya, dadya asrep sabeleting 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 wardaya kulawarga hangembani palakramaning sri narpati. 240606YkWW Lagu jantur juga menuntut kehadiran musik gamelan agar terjadi kolaborasi harmoni suara vokal dan instumen. Lagu jantur mirip dengan panyandra. Perbedaannya terletak pada objek. Jika lagu candra objeknya tampakkonkrit observable, lagu jantur mengarah pada objek abstrak inobservable.

2. Olah Bahasa Susastra