Teori Operant Conditioning B.F.Skinner

306

4. Teori Operant Conditioning B.F.Skinner

B.F.Skinner adalah seorang pakar psikologi yang lahir di Susquehana pada tahun 1904. Dalam mengembangkan teorinya, Skinner dipengaruhi oleh Pavlov dan Thorndike, terutama teori Thorndike yang berjudul hukum efek Law of Effect. Pendekatan Skinner adalah operant conditioning yang merupakan penerusan dan perluasan secara akurat dari hukum Thorndike. Skinner mengakui adanya fenomena conditioning yang klasik dari Pavlov dari perilaku manusia dan binatang, akan tetapi itu tidak terlalu penting. Menurut Skinner, ilmu yang benar tentang perilaku manusia didasarkan pada fakta empiris yang kuat. Teori ini disebut dengan teori Operant Conditioning atau tipe – R, karena menitikberatkan pada pentingnya respon tanpa adanya stimulus yang menarik. Tingkah laku respon dikontrol oleh efeknya atau pengaruh-pengaruh terhadap lingkungan. Menurut Sudjana 1991, terdapat dua hal yang penting dari teori Skinner, yaitu : 1. Data bukan ide yang terutama harus mempengaruhi evolusi dari konsep teori. Ini berarti perubahan dan pembaharuan yang terjadi didasarkan pada perangkat prinsip-prinsip yang didapatkan dari hasil eksperimen. 2. Dalam menyusun dan menginterpretasikan data, didasarkan pada konsekuensi dari tindakan seseorang yang mempengaruhi perilaku berikutnya. Sedangkan menurut Sumadi 1998, prosedur pembentukan perilaku dari teori Skinner mencakup empat hal pokok, yaitu: 1. Melakukan identifikasi mengenai hal apa yang merupakan reinforcer hadiah bagi tingkah laku yang akan dibentuk itu. 2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen- komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud, kemudian disusun dalam urutan yang tepat, 307 untuk menuju kepada terbentuknya tingkah laku yang dimaksud. 3. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu, sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer hadiah untuk masing-masing komponen itu. 4. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen-komponen yang telah tersusun.

3.1.2. Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik, dimana menurut teori ini proses belajar adalah hal yang paling penting daripada hasil belajar. Aliran kognitif menyimpulkan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, namun ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman sebelumnya Asri,2012. Menurut Rumini 1993, terdapat beberapa ciri-ciri dari teori belajar kognitif, yaitu : 1. Mementingkan apa yang ada pada diri siswa 2. Mementingkan keseluruhan 3. Mementingkan peranan fungsi kognitif 4. Mementingkan keseimbangan dalam diri siswa 5. Mementingkan kondisi yang ada pada waktu ini sekarang 6. Mementingkan pembentukan struktur kognitif 7. Dalam pemecahan masalah, memiliki ciri kas yang insight Berikut ini akan diuraikan teori-teori yang merupakan bagian dari teori belajar kognitif : 308

1. Teori Gestald