739
3. Hasil dan Pembahasan
Sebelumnya, kegiatan pembelajaran mata kuliah teori Elektronika Industri di jurusan Teknik Industri UNS dilakukan di kelas dengan metode ceramah disertai dengan alat bantu papan
tulis dan multimedia. Dosen pengampu menampilkan materi dalam bentuk presentasi yang ditampilkan melalui proyektor kemudian menjelaskan materi tersebut secara lisan kepada
mahasiswa. Setiap mahasiswa yang mengikuti perkuliahan diharapkan dapat mendengarkan dengan seksama dan memahami apa yang disampaikan oleh dosen pengampu. Jika ada
beberapa bagian materi yang perlu dijelaskan lebih mendalam maka dosen akan menggunakan bantuan papan tulis. Sesekali dosen pengampu juga menggunakan media simulasi komputer
yang didemonstrasikan di dalam kelas. Namun, media simulasi tersebut masih belum digunakan oleh seluruh mahasiswa karena keterbatasan waktu dan sarana. Menurut dosen
pengampu, metode pembelajaran yang digunakan perlu ditunjang dengan alat bantu pembelajaran lain agar mahasiswa menjadi lebih aktif dan mandiri.
Setelah melakukan konsultasi dengan dosen pengampu maka terpilihlah sebanyak 26 dari 31 materi. Pemilihan didasarkan pada tingkat kepentingan materi dan ketersedian simulasi di
internet. Ada dua puluh enam simulasi yang digunakan pada situs yang dirancang. Sebagian besar simulasi diambil dari situs
http:www.falstad.comcircuit .
Saat melakukan pengujian, peneliti menggunakan aplikasi web browser Mozilla Firefox versi 4.0 yang dilengkapi dengan plug-in Java versi 7 dan Adobe Flash Player versi 10. Selain itu,
pengujian dilakukan dengan kecepatan akses internet sekitar 50 Kbps. Pengukuran tingkat usabilitas pada penelitian ini menggunakan metode SUS System
Usability Scale dan melibatkan 10 responden dari mahasiswa Program Studi Transfer Jurusan Teknik Industri UNS Tahun Akademik 2009. Responden dibagi menjadi dua
kelompok. Kelompok pertama terdiri dari lima mahasiswa yang memiliki pengetahuan di bidang elektronika. Sedangkan kelompok kedua terdiri dari lima mahasiswa yang kurang atau
tidak memiliki pengetahuan di bidang elektronika. Hasil akhir skor SUS yang didapat dari pengukuran adalah sebesar 69,5.
Situs yang dirancang memiliki simulasi yang dapat menggantikan alat peraga pembelajaran dan setiap simulasi telah diberi petunjuk cara penggunaan. Berdasar hasil uji fungsionalitas,
seluruh fungsi situs dapat berjalan dengan baik sehingga mahasiswa dapat menggunakan di mana saja dan kapan saja. Selain itu, situs yang dirancang juga telah dilengkapi dengan fitur
pemantau keaktifan mahasiswa dengan nama fitur AlphaUserPoints 1.6.1. Uraian tersebut menunjukkan bahwa situs yang dirancang telah dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
740 Gambar 2 adalah sebuah grafik yang menunjukkan peringkat usabilitas dari sebuah situs jika
didasarkan pada skor SUS yang dimiliki Sauro, 2011. Peringkat yang diberikan menggunakan huruf “A” sampai “F”. Huruf “A” menunjukkan peringkat paling tinggi
terbaik sedangkan huruf “F” menunjukkan peringkat paling rendah terburuk.
Gambar 2. Grafik peringkat situs berdasar skor SUS.
Jika didasarkan pada grafik di atas, maka situs yang dirancang pada penelitian ini mempunyai skor usabilitas SUS “C” atau di atas rata-rata.
4. Kesimpulan