Karakteristik PAM prosiding seminar dikti

408 pemaduan keduanya berfungsi saling menutupi dan saling menguatkan. Modifikasi ini mampu menutupi risiko “spon” dalam pembelajaran aktif dan menutupi risiko stagnasi dalam ceramah. Risiko “spon” berupa salah konsep, keliru persepsi, kedangkalan materi, kekosongan ZPD, dapat dideteksi dan diluruskan melalui konfirmasi materi dosen yang setingkat lebih tinggi daripada perolehan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kondisi ini menimbulkan sinergi positif antara keaktifan mahasiswa yang berimbas pada kualitas tugas dan akuisisi awal dan keaktifan dosen yang berimbas pada kualitas materi dosen sebagai konfirmasi dan pemantik zona potensial baru. Keunggulan pembelajaran aktif, seperti elaborasi kognitif, penghargaan diri, penghargaan sebaya, akselerasi kecakapan kognitif-afektif, kompetisi negatif Slavin, 1995, penguatan proses berpikir Lie, 2007 serta penguatan memori harus dicapai dan dipertahankan. Selain itu, keunggulan ceramah yang berkualitas seperti kedalaman dan keluasan materi ajar, juga dipertahankan. Dengan demikian, porsi dosen pada awal perkuliahan tetap lebih dominan daripada porsi keaktifan mahasiswa. Proses ini memungkinkan dosen menyiapkan bekal untuk proses aktif baik berupa kolaborasi, kooperasi, maupun komunikatif di ruang kelas dan membimbing kemandirian mahasiswa. Porsi ini juga fleksibel terhadap materi-materi yang bersifat abstrak dan memiliki kadar kesulitan tinggi.

2. Karakteristik PAM

PAM mengandung dua unsur pokok, yakni keaktifan mahasiswa dan keaktifan dosen, yang masing-masing memiliki tugas yang berbeda tetapi seimbang. Active dalam PAM dapat dilakukan dengan berbagai model yang ada, seperti model- model kooperatif, kolaboratif, komunikatif. Adapun ceramah dapat dilakukan dosen di akhir waktu tatap muka dengan penekanan pada materi yang dianggap penting tetapi belum dipahami mahasiswa secara mendalam. Prinsip PAM adalah mengintegrasikan ceramah dalam active learning yang dipilih, seperti komunikatif, kooperatif, dan kolaboratif, dengan porsi yang semakin disesuaikan. Pada pertemuan pertama, ceramah mendominasi karena berfungsi sebagai pengantar, kontrak, pengarah, dan pemantik. Dosen dan mahasiswa menentukan beberapa hal terkait PAM, yakni: 409 1 kontrak silabus dengan penekanan pada urutan topik berdasarkan tingkat kesulitan dan sumber yang harus dibaca mahasiswa; 2 menentukan model active learning yang akan diterapkan dalam setiap pertemuan lengkap dengan prosedur pelaksanaannya; 3 membagi kelompok-kelompok penyaji atau penanggung jawab pelaksanaan model; 4 menentukan target capaian minimal dalam setiap pertemuan; 5 menentukan porsi, isi, dan komposisi ceramah dosen sejak pertemuan pertama hingga pertemuan ke-14; 6 menentukan proses evaluasi tatap muka. Perlu diingat bahwa ceramah pada pertemuan pertama ini perlu dipersiapkan dengan matang sehingga timbul trust. Dosen perlu membuat mahasiswa tertarik dan percaya bahwa apa yang akan mereka pelajari dalam berbagai metode ke depan penting bagi kehidupan mereka. Keberhasilan pertemuan pertama, menentukan keberhasilan keseluruhan pertemuan. Pada pertemuan kedua, active learning diterapkan dengan menghabiskan 50 jatah waktu tatap muka. Target capaian minimal mahasiswa dalam active learning ini diuji, baik dengan tanya jawab maupun presentasi kelompok. Target ini ditingkatkan dengan ceramah dosen, lalu dilakukan refleksi. Hasil yang diharapkan adalah, akuisisi mahasiswa mengalami peningkatan. Berdasarkan piramida Dale, tugas aktif masuk ke dalam 30 wilayah aktif. Meskipun demikian, tugas aktif juga mensyaratkan kegiatan membaca dan menyimak, sebelum akhirnya aktif dalam diskusi, pemberian masukan, praktik langsung, simulasi, dan mengerjakan tugas sebagai “doing the real thing”. Adapun ceramah, mengisi wilayah pasif, tetapi memenuhi wilayah berpikir tingkat tinggi, yakni analitis-kritis. Berikut ini gambaran PAM dalam kerucut Dale. 410 Ceramah dosen Tugas aktif dengan model-model tertentu Gambar 1. PAM dalam Kerucut Dale Dengan demikian, pada saat tugas dilakukan di kelas, dosen tidak pasif tetapi tetap aktif mengikuti prosesnya. Dosen mengobservasi proses aktif dalam kelompok- kelompok dan memberikan bantuan agar tugas terlaksana dengan baik dan seluruh mahasiswa berperan aktif. Dosen juga perlu membuat evaluasi proses tersebut dan memberikan penilaian terhadap peran aktif mahasiswa dalam setiap kali pertemuan. Dari observasi tersebut, dosen akan mengetahui, materi-materi yang keliru tafsir, salah konsep, dan sulit dipahami mahasiswa. Hal ini menjadi bahan pertimbangan dalam sesi ceramah.

3. Implementasi PAM