Teori Belajar Classical Conditioning Ivan Petrovich Pavlov

301 e Mementingkan sebab-sebab di waktu yang lalu f Mementingkan pembentukkan kebiasaan g Dalam memecahkan masalah, ciri khas nya adalah “trial and error” Para tokoh yang memberikan pengaruh kuat pada aliran ini adalah Ivan Pavlov dengan teorinya classical conditioning, John B.Watson dengan teori behaviour S – R Stimulus – Respons, Edward Thorndike dengan teori Law of Effect, dan B.F.Skinner dengan teorinya yang bernama Operant Conditioning Fajar,2007.

1. Teori Belajar Classical Conditioning Ivan Petrovich Pavlov

Ivan Petrovich Pavlov lahir pada tahun 1949 di kota Rayasan Rusia, dan merupakan seorang ahli psikologi. Istilah lain dari Classical Conditioning adalah Pavlovianisme yang diambil dari nama Pavlov sebagai peletak pertama dasar teori tersebut Haryu,2012. Prosedur Pavlov disebut kalsik, karena merupakan penemuan bersejarah dalam bidang psikologi. Secara kebetulan conditioning reflex ditemukan Pavlov pada waktu ia sedang mempelajari fungsi perut, ketika anjing sebagai binatang percobaannya sedang makan. Ia mengamati bahwa, air liur keluar tidak hanya pada waktu anjing sedang makan, tetapi juga ketika melihat makanan. Jadi, melihat makanan saja sudah cukup untuk menimbulkan air liur. Gejala semacam ini oleh Pavlov disebut sebagai physic reflex Rumini,1993. Menurut Pavlov, conditioning adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan organisme memberikan respon terhadap suatu rangsangan yang sebelumnya tidak menimbulkan respon itu, atau suatu proses untuk mengintroduksi berbagai refleks menjadi sebuah tingkah laku. Jadi, Classical Conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses persyaratan dan Pavlov beranggapan bahwa tingkah laku organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi lingkungan Haryu,2012. 302 Pavlov mengidentifikasi empat proses : acquisition akuisisifase dengan pengkondisian, extinction eliminasifase tanpa pengkondisian, generalization generalisasi, dan discrimination diskriminasi Fajar,2007. • Fase Akuisisi Fase akuisisi merupakan fase belajar permulaan dari respon kondisi, sebagai contoh : anjing belajar mengeluarkan air liur karena pengkondisian suara lonceng. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kecepatan conditioning selama fase akuisisi. Faktor yang paling penting adalah urutan dan waktu stimuli. Conditioning terjadi paling cepat ketika stimulus kondisi suara lonceng mendahului stimulus utama makanan dengan selang waktu setengah detik. Conditioning memerlukan waktu lebih lama dan respon yang terjadi lebih lemah bila dilakukan penundaan yang lama antara pemberian stimulus kondisi dengan stimulus utama. Jika stimulus kondisi mengikuti stimulus utama, sebagai contoh, jika anjing menerima makanan sebelum lonceng berbunyi, conditioning jarang terjadi. • Fase Extinction Istilah extinction eliminasi digunakan untk menjelaskan eliminasi respon kondisi dengan mengulang-ulang stimulus kondisi tanpa stimulus utama. Jika seekor anjing telah belajar mengeluarkan air liur karena adanya suara lonceng, peneliti dapat secara berangsur-angsur menghilangkan stimulus utama dengan mengulang-ulang bunyi lonceng tanpa memberikan makanan sesudahnya. • Fase Generalization Setelah seekor hewan telah belajar respon kondisi dengan satu stimulus, ada kemungkinan juga ia merespon stimuli yang sama tanpa latihan lanjutan. Jika seorang anak digigit oleh seekor anjing hitam besar, anak tersebut bukan hanya takut kepada anjing tersebut, namun juga takut kepada anjing yang 303 lebih besar. Fenemona ini disebut generalisasi. Stimuli yang kurang intens biasanya menyebabkan generalisasi yang kurang intens. Sebagai contoh, anak tersebut ketakutannya menjadi berkurang terhadap anjing yang lebih kecil. • Fase Discrimination Kebalikan dari generalisasi adalah diskriminasi, yaitu ketika seorang individu belajar menghasilkan respon kondisi pada satu stimulus, namun tidak dari stimulus yang sama namun kondisinya berbeda. Sebagai contoh, seorang anak memperlihatkan respon takut pada anjing galak yang bebas, namun mungkin memperlihatkan rasa tidak takut ketika seekor anjing galak diikat atau terkurung dalam kandang Fajar,2007. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terus menerus yang timbul sebagai akibat dari persyaratan kondisi, dan sifatnya adalah membentuk hubungan antara stimulus dengan respon. Hal ini menunjukkan bahwa belajar dan perubahan tingkah laku tidak bisa dipisahkan. Setiap perubahan adalah belajar, dan sebaliknya, setiap belajar adalah perubahan Haryu,2012. Sumbangan teori Pavlov oleh para ahli dianggap sebagai penemuan yang meletakkan dasar bagi penelitian belajar dan pengembangan teori belajar, karena percobaan Pavlov memberikan kesimpulan bahwa tingkah laku sebenarnya adalah rangkaian rangsangan berkondisi yang terjadi setelah adanya proses pengkondisian, dimana rangsangan-rangsangan yang tadinya dihubungkan dengan rangsangan tak berkondisi, lama- kelamaan akan dapat dihubungkan dengan rangsangan-rangsangan berkondisi, dan hal ini merupakan sumbangan yang besar bagi proses belajar manusia. 304

2. Teori Behaviour S – R Stimulus – Respons John B.Watson