826
5. Audio blogging dan podcasting
Podcast adalah rekaman suara, misalnya percakapan, pidato, wawancara, atau kuliah, biasanya dalam format MP3 yang dapat dimainkan pada komputer atau perangkat player
mp3. Semula, fasilitas ini disebut sebagai audio blog, yang bermula dari upaya menambahkan audio klip pada posting dalam blog Felix dan Stolarz, 2006. Ketika standar
untuk audio blog dimantapkan dan Apple mengenalkan MP3 Player populer bernama iPod lengkap dengan perangkat lunaknya iTunes, audio blogging dikenal sebagai podcasting pod
berasal dari kata iPod. Istilah podcasting memang mengimplikasikan bahwa hanya iPod yang dapat digunakan, padalah kenyataannya semua perangkat MP3 player ataupun
komputer yang memiliki perangkat lunak sesuai persyaratan dapat digunakan. Perkembangan terbaru di bidang podcasting adalah munculnya video podcast kadang-kadang disingkat
sebagai vidcast atau vodcast, yakni pengantaran klip video yang dapat dimainkan di komputer personal atau player yang sesuai, misalnya Apple iPod atau MP4 player lainnya.
Podcast dibuat dengan merekam suara menggunakan perekam suara digital dan disimpan dalam format MP3, diunggah upload ke server. Proses selanjutnya bisa dilanjutkan dengan
memanfaatkan RSS untuk mengumumkan keberadaan podcast yang telah diunggah. Proses ini menambahkan tautan URL ke file audio dan lokasi file audio pada server ke dalam file
RSS Patterson, 2006.
Pengguna atau pengakses podcast berlangganan RSS feeds dan menerima informasi mengenai podcast baru ketika podcast tersebut tersedia. Jadi, distribusi sekaligus advertensi podcast
berlangsung sederhana dan cepat. Fasilitas podcast ini dengan cepat digunakan dalam pendidikan Brittain et al., 2006.
6. Jejaring Sosial
Situs jejaring sosial adalah perangkat lunak yang memungkinkan pengguna membagi to share informasi personal satu sama lain. Situs semacam ini memfokuskan pemanfaatannya
pada membangun relasi dan interaksi sosial di antara pengguna yang memiliki minat sama Hossain Aydin, 2011. Situs jejaring sosial biasanya berisi profil individu, tautan sosial,
dan berbagai layanan lain untuk mewadahi aktivitas dan interaksi sosial diantara penggunanya. Fasilitas yang diberikan situs jejaring sosial memungkinkan penggunanya
membagi ide, pendapat, laporan aktivitas, dalam bentuk teks, gambar, audio, ataupun video di antara individu yang terlibat dalam satu jejaring sosial. Beberapa contoh situs jejaring
sosial antara lain Facebook. Hi5, LinkedIn, MySpace, Friendster, Twitter, dan YouTube. Situs-situs tersebut memfokuskan pemanfaatannya untuk kolaborasi online dan berbagi
informasi di antara penggunanya secara Cuma-cuma.
B. Model Pembelajaran Berbasis Web 2.0
Pakar aliran konstruktivisme, antara lain Piaget dan Vygotsky, mengidentifikasi dua mode pembelajaran konstruktif, yakni konstruktivisme individual dan konstruktivisme sosial.
Konstruktivisme individual mempercayai bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pengalaman personal masing-masing individu, sementara konstruktivisme sosial menyatakan bahwa
827 pengetahuan diperoleh melalui kolaborasi dan negosiasi makna dari berbagai persepektif.
Teknologi mutakhir saat ini memberikan fasilitas bagi pendidik konstruktivis untuk merancang, mengembangkan, dan mengajar secara lebih berkualitas. Pendidik dapat
menggunakan aplikasi berbasis teknologi secara efektif untuk melakukan simulasi, diskusi, secara sinkron maupun asinkron dalam lingkungan belajar yang berbantuan teknologi
informasi dan komunikasi Almala, 2006.
Model pembelajaran berbasis web 2.0 yang dirancang adalah model yang memanfaatkan blog sebagai sarana presentasi, grup dalam Facebook dan Googlegroups sebagai sarana interaksi,
serta memanfaatkan 4shared http:4shared.com sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan pembelajaran. Gambar 1 berikut ini menunjukkan skema pemanfaatan perangkat lunak web
2.0 dalam model pembelajaran blended Organisasi dan Arsitektur. Dosen merupakan pemilik owner dan moderator dari Groups baik di Googlegroups maupun di Facebook, sehingga lalu
lintas diskusi dapat dipantau maupun dimoderasi oleh dosen. Selain itu, dosen adalah juga pemilik akun blog dan ruang penyimpanan online yang digunakan dalam pembelajaran.
Bahan ajar atau obyek ajar disajikan oleh dosen sebagai entri atau posting dalam blog. Bila diperlukan, entri dalam blog tersebut bisa ditautkan dengan artikel dalam situs lain maupun
dengan dokumen yang disimpan dalam 4shared. Mahasiswa mengakses bahan ajar atau obyek ajar utama di blog, dan mengakses dokumen-dokumen tertaut yang tersimpan dalam
ruang simpan online. Berita dan informasi mengenai perkuliahan disiarkan dalam Groups dalam Googlegroups maupun Facebook yang juga berfungsi sebagai forum diskusi. Selain
dosen, semua anggota bisa mengirimkan berita maupun pendapatnya melalui Groups, sehingga fasilitas ini berfungsi juga sebagai sarana interaksi.
Gambar Error Main Document Only.. Diagram Pemanfataan Web 2.0 dalam Pembelajaran
Gambar 2 menunjukkan entri pada blog berisi salah satu bahan kuliah. Mahasiswa mendapatkan informasi tentang adanya posting bahan ajar tersebut melalui Groups. Dosen
menginformasikan keberadaan entri dalam blog melalui Groups dalam Facebook dan Googlegroups seperti ditunjukkan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
828
Gambar Error Main Document Only.. Contoh Entri Bahan Ajar dalam Blog
Bahan ajar yang dipresentasikan dalam blog dibuat tidak terlalu panjang, cukup menginformasikan bagian-bagian penting dari materi secara keseluruhan. Bahan ajar yang
lebih lengkap disimpan dalam sebuah repositori dengan memanfaatkan fasilitas online storage
yang disediakan gratis. Penulis menggunakan situs 4shared http:www.4shared.com dan Mediafire http:mediafire.com. Terdapat banyak pilihan
online storage dengan berbagai fitur dan fasilitas yang pada umumnya memberikan jasa penyimpanan berbagai jenis atau format file.
Gambar Error Main Document Only.. Pengumuman melalui Groups dalam Facebook
Pengumuman melalui Facebook maupun Googlegroups secara teknis tidak banyak berbeda. Keduanya bisa menerima kiriman pesan melalui email ataupun menulis langsung ke situsnya.
Pengumuman dituliskan sebagai status dalam Facebook atau diemailkan ke alamat group bila menggunakan Googlegroups. Facebook juga memberikan alamat email untuk penulisan
status sehingga penulisan status tidak harus dilakukan pada antarmuka interface Facebook tetapi juga dapat dilakukan dengan cara mengirimkan email.
829
Gambar Error Main Document Only.. Pemberitahuan melalui Googlegroups
Gambar Error Main Document Only.. Repositori file dalam 4shared
Tugas juga dapat diberikan melalui Groups dalam Facebook. Gambar 6 menunjukkan contoh penayangan tugas beserta petunjuk pengiriman tugasnya. Selain menuliskan langsung tugas
sebagai status atau pesan pada Facebook, tugas juga dapat dituliskan dalam blog ataupun ditulis sebagai dokumen yang disimpan dalam online storage. Keberadaan tugas dapat
diinformasikan melalui Groups dengan tautan langsung ke dokumen tugas.
830
Gambar Error Main Document Only.. Tugas Ditayangkan dalam Facebook
Model pembelajaran berbasis web 2.0 yang penulis kembangkan telah dicobakan pada kelas tatap muka. Pembelajaran melalui Facebook digunakan dalam hal dosen tidak bisa
memberikan kuliah tatap muka pada hari yang dijadwalkan dan sebagai suplemen perkuliahan tatap muka. Berdasarkan pemantauan selama pelaksanaan kuliah yang
berlangsung pada semester genap 20112012, beberapa hal dapat diidentifikasi, yakni:
1 Pemberian pengumuman atau informasi melalui Facebook lebih efektif sampai
kepada mahasiswa peserta kuliah dibandingkan dengan melalui mailing list Googlegroups. Komentar atau respon yang mungkin hanya berupa emotikon ibu jari
yang berarti like atau suka terkirim dari mahasiswa dalam menit yang sama dengan pengiriman informasi. Tidak demikian halnya bila dilakukan melalui mailing list.
Bisa jadi mahasiswa membaca informasi tetapi tidak merespon, dan dosen tidak mendapatkan balikan apakah informasi diterima atau tidak. Respon dengan memberi
emotikon ibu jari relatif lebih mudah dan dapat dilakukan dengan cepat oleh mahasiswa dibandingkan dengan harus merespon dengan menuliskan sesuatu seperti
yang harus dilakukan bila merespon melalui email;
2 Nama-nama julukan nickname pada Facebook yang digunakan oleh hampir semua
mahasiswa peserta kuliah cenderung menyulitkan dosen untuk mengenali siapa sesungguhnya identitas dibalik nickname yang seringkali aneh, misalnya: Niinddsyhh
Siipluppa, Ella Dwee, El Ghufran Lentera, Mizcha Vs Minnie, Wisnu Roy Steyr Aug;
3 Situs-situs yang digunakan dalam model pembelajaran berbasis web 2.0 ini yakni
Facebook, Googlegroups, Blogspot, dan 4shared terbukti handal. Selama digunakan, situs-situs tersebut senantiasa dapat diakses dan tidak sekalipun bermasalah;
831 4
Pengiriman tugas melalui email untuk tugas-tugas yang mengharuskan mahasiswa menulis jawabannya dan mengirimkannya sebagai lampiran dalam email cukup
merepotkan. Lebih-lebih apabila mahasiswa tidak mentaati ketentuan, misalnya dengan menuliskan nama dan identitas lain di dalam dokumen yang dilampirkan.
Seringkali alamat email mahasiswa juga menggunakan nama-nama aneh sehingga penulis kesulitan mencocokkan nama mahasiswa dan pekerjaannya.
D. Penutup
Rancangan pembelajaran menggunakan perangkat lunak web 2.0, yang dalam hal ini menggunakan Facebook, Googlegroups, blog, dan 4shared telah diujicobakan pada situasi
kelas reguler tatap muka. Dari segi kehandalan, dalam arti ketersediaan situs setiap saat, dapat dikatakan bahwa situs-situs yang digunakan memiliki kehandalan tinggi. Selama
digunakan belum pernah dialami situs tidak bekerja akibat server bermasalah. Penggunaan Facebook sebagai situs utama untuk mengelola interaksi juga tepat karena ternyata
mahasiswa lebih akrab dengan Facebook dibandingkan mailing list ataupun blog. Demikian juga, penggunaan 4shared sebagai sarana repositori bahan ajar juga terbukti handal karena
selama digunakan untuk mengunduh maupun mengunggah file tidak sekalipun bermasalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan Facebook, Googlegroups, blog, dan 4shared dapat
digunakan untuk memfasilitasi tiga aktivitas pembelajaranm yakni presentasi, interaksi, dan evaluasi.
Daftar Pustaka
Almala, A. H. 2006. Applying the principles of constructivism to a quality E-learning environment. Distance Learning , 33-40.
Anderson, P. 2007. What is Web 2.0? Idea, technologies and impications for education. JISC Technology and Standards Watch .
Enonbun, O. 2010. Constructivism and web 2.0 in the emerging learning era: A global perspective. Journal of Strategic Innovation and Sustainability , 6 4, 17-27.
Felix, J. P. 2007. Edublogging: Instruction for the Digital Age Learner. San Diego: University of California.
Hicks, A., Graber, A. 2010. Shifting paradigms: teaching, learning and Web 2.0. Reference Service Review , 38 4, 623-633.
Hossain, M., Aydin, H. 2011. A Web 2.0-based collaborative model for multicultural education. Multicultural Education Technology Journal , 116-128.
Matthew, K. I., Felvegi, E., Callaway, R. A. 2007. Wiki as a Collaborative Learning Tool in Langage Arts Methods Class. Journal of Research on Technology in Education , 42
1, 51-72.
Tomei, L. 2010. ICTs for Modern Educational and Instructional Advancement. New Approaches to Teaching. New York: Information Science Reference.
832 Turban, E., Volonio, L. 2010. Information Technology for Management: Improving
Performance in the Digital Economy, 7th Edition. New York: John Wiley Sons Inc.
833
INTEGRASI PEMBELAJARAN PEMULIAAAN TANAMAN DAN ENTERPREUNERSHIP DIUPN ”VETERAN” JATIM
Sutini
1
, Santoso, J.
2
, Guniarti
3 1,2,3
Jurusan Agroteknologi FP UPN ‘Veteran’ Jatim Surabaya. ABSTRAK
Dampak Global Warming sangat dirasakan oleh penduduk dunia, selain ketidak sesuaian musim hujan, kemarau, panas dan dingin, dll., juga diperlihatkan dengan meningkatnya
suhu di bumi dan pengaruhnya semakin nyata di wilayah perkotaan yang ruang terbuka hijaunya RTH sangat sedikit menyebabkan suhu udara kota semakin panas dan polusi
udaranya meningkat, sehingga masyarakat kota semakin rentan dengan serangan penyakit. Untuk mengatasi hal tersebut dan dalam rangka menuju kawasan yang hijau serta bersih
maka perlu integrasi materi pembelajaran. Pemuliaaan Tanaman di kelas maupun di laboratorium dengan materi pembelajaran Enterpreunership. Maksud dan tujuan agar
mahasiswa berani berinovasi dalam bidang “Technopreneur” tanaman hias. Metode yang dilakukan diantaranya; melakukan budidaya tanaman hias baik secara konvensional maupun
inkonvensional, membuat bisnis plant dan sekaligus dapat mengimplementasikannya, serta mempunyai ketrampilan menawarkan barang dan menjual selling skills, baik di dalam
lingkungan kampus maupun diluar lingkungan kampus. Disamping itu diharapkan bagi dosen dapat merancang model pembelajaran yang inovatif pada materi pembelajaran yang
terintegrasi, sedangkan bagi mahasiswa agar terbangun jiwa enterpreneurship, sehingga pada gilirannya nanti setelah lulus akan menjadi sarjana yang tidak mengandalkan lowongan
pekerjaan, melainkan justru dapat mengembangkan bisnis dari kampus menjadi lebih besar lagi.
Kata kunci: Pembelajaran Pemuliaaan Tanaman, Enterpreunership, bisnis plant.
ABSTRACT
Global warming giving widely effect for all population in world, unusual climate changing dry, wetrain, winter, spring, autumns, it also giving temperature increasing in earth. It Even
clear in urban city that having narrow Ruang Terbuka Hijau RTH, Open Green Area, than higher temperature and increasing air pollutant, last effect were less body defense
for many disease for urban population. In order to solve these problem and to increase Ruang Terbuka Hijau that green and clean, integrity learning material for plant breeding in class,
laboratory and entrepreneurship learning were needed. Purpose of these material were giving student encourage for innovation in plant breeding technopreneur.
Method of these learning were plant breeding in conventional and special ways, to made business in ornamental plants, implemented and having skill for bargaining and selling
ornamental plants tanaman hias in campus and outers. Others ways were model design of innovative integrity learning could be created for lecturer and entrepreneurship feeling were
created for student. Next step, undergraduated student hopefully could created job opportunity and not as job seeker and could build business network for the future
Keyword: Plant Breeding Learning, Entrepreneurship, Bussiness Planning
834
PENDAHULUAN
Dampak Global Warming pemanasan dunia sangat dirasakan oleh penduduk dunia, selain ketidak sesuaian musim hujan, kemarau, panas dan dingin, dll., juga diperlihatkan dengan
meningkatnya suhu dibumi panas dan pengaruhnya semakin nyata di wilayah perkotaan yang ruang terbuka hijaunya RTH sangat sedikit menyebabkan suhu udara kota semakin
panas dan polusi udaranya meningkat, sehingga masyarakat kota semakin rentan dengan serangan penyakit. Menurut Wahyudi
ruang terbuka hijau yang didominasi oleh tanaman dan
tumbuhan berpengaruh terhadap kualitas udara kota.
Integrasi pembelajaran pemuliaan tanaman khususnya pada sub pokok bahasan mutasi pemuliaan mutasi dengan
Enterpreunership perlu digalakkan.
Terkait dengan Enterpreunership
bahwa kami telah mempunyai inkubator bisnis untuk wahana praktek bagi mahasiswa agar terbangun jiwa enterpreneurship, sehingga pada gilirannya nanti setelah lulus
akan menjadi sarjana yang tidak mengandalkan lowongan pekerjaan, melainkan justru dapat mengembangkan bisnis dari kampus menjadi lebih besar lagi. Inkubator bisnis tanaman hias
yang kami kelola telah berdiri sejak tahun 2010. Saat ini kami telah memproduksi dan memasarkan berbagai tanaman hias dan green souvenir.
Permasalahan: 1 semakin tinggi angka pengangguran terdidik dariperguruan tinggi. 2 Lapangan kerja yang sangat terbatas. 3 Mindset lulusan, orang tua, masyarakat yang
menganggap bahwa setelah lulus mencari kerja. 4 Persaingan semakin meningkat. 5 tidak adanya link and macht antara dunia pendidikan dan dunia entrepreneur. 6 Pola pengajaran
belum menyentuh sisi entrepreneur. 7 Keahlian skill mahasiswa berbeda dengan kebutuhan dunia kerja Firdausi, 2009.
Menurut Ciputra, 2009, bahwa sudah saatnya mahasiswa selain didorong untuk berkompetisi keilmuan juga dikenalkan konsep pengintegrasianpenggabungan antara hasil penelitian ilmu
pengetahuan dengan keahlian entrepreneur. Sebaiknya dibuat panduan usulan kurikulum dari berbagai bidang ilmu yang terintegrasi dengan konsep entrepreneur dengan cara diadaptasi,
dimodifikasi untuk kepentingan pendidikan. Jadi setiap orang berhak menjadi entrepreneur bukan hanya hak istimewa segelintir orang saja.
Maka peran penting pendidik, dosenguru, orang tua, masyarakat, universitas, pemerintah perlu bau membau untuk merubah mindset bahwa lulusan perguruan tinggi ke depan yang
berhasil adalah mereka yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru, bukan pencari kerja.
Penulis berharap kedepan dosen, dapat merancang model pembelajaran yang inovatif pada materi pembelajaran yang terintegrasi entrepreneur, mengembangkan incubator bisnis, serta
pemberdayaan masyarakat dan lulusan untuk menjadi entrepreneur . Bagi mahasiswa agar terbangun jiwa enterpreneurship, sehingga pada gilirannya nanti setelah lulus akan menjadi
sarjana yang tidak mengandalkan lowongan pekerjaan, melainkan justru dapat mengembangkan bisnis dari kampus menjadi lebih dan lebih berkembang. Sedangkan orang
tua dan masyarakat mendorong dan mendukung jiwa entrepreneur mahasiswa. Pemerintah mendukung dan memimpin gerakan komprehensip antara pemerintah, akademisi, praktisi
bisnis, tokoh masyarakat dan menyediakan sebagian budget mengentaskan kemiskinan, menyediakan fasilitas kreditmodal ventura untuk membangun budaya kecakapan
enterpreneurship.
835 Suatu fenomena bahwa Indonesia dikenal negara yang melimpah ruah kekayaan alam dan
hasil bumi namun ada kesenjangan bahwa kekayaan alam dan hasil bumi dikuasai oleh orang asing, dan bila kita terlibat hanya sebagai buruh kerja yang tidak punya posisi bargaining
pemimpin. Jika fenomena tersebut di atas tidak bisa diatasi maka kita akan menjadi bangsa yang miskin, pengannguran terdidik yang membengkat, tertinggal dan dikuasai oleh Negara
asingdan kita tetap menjadi buruh yang miskin. Adapun butir pembahasan dari permasalahan yang telah disebutkan di atas dirinci pada butir
pembahasan tersebut berikut.
BUTIR PEMBAHASAN
Butir Pembahasan mencakup beberapa hal diantaranya: 1 permasalahan dampak global warming 2 permasalahan terbatasnyalapangan pekerjaan, 3 pembelajaran pemuliaan
tanaman pada sub pokok bahasan pemuliaan mutasi, 4 pembelajaran entrepreneurship, 5 integrasi pembelajaran pemuliaaan tanaman dan enterpreunership.
PEMBAHASAN
Integrasi pembelajaran pemuliaaan tanaman dan enterpreunership di UPN ”Veteran” jatim dicangkokkan pada pusat incubator bisnis yang berkolaborasi dengan dosen pengampu
pemuliaan tanaman dimana materi yang diimplementasikan adalah sub pokok bahasan pemuliaan teknik mutasi sekaligus sebagai laboratorium untuk praktekmagang
entrepreneurship. Permasalahan dampak global warming
Pemilihan materi kuliah pemuliaan tanaman pada sub pokok bahasan pemuliaan teknik mutasi dipilih karena terkait dengan permasalahan dampak global warming dimana global
warming adalah kondisi pemanasan di dunia yang desebabkan salah satunya adalah berkurangnya oksigen akibat dari berkurangnya tanaman yang dapat menyediakan oksigen.
Dengan pemuliaan tanaman baik sebagai tanaman tinggi maupun tanaman hiastanaman perdu setidaknya memilik peranpesan moral untuk selalumenanam tanaman.
Terkait dengan global warming dipilih tanaman hias sansevieria yang sangat mudah dirawat, tidak membutuhkan banyak lahan, dan dapat berfungsi sebagai penyerap polutan. Ketiganya
adalah sifat utama sansevieria yang memenuhi kriteria terhadap tuntutan masyarakat yang semakin sibuk, tak punya lahan yang luas, serta sarat dengan polusi. Kecantikan sansevieria
ditunjukkan dari ragam jenis, bentuk, ukuran, dan warna daun. Ragam jenis yang ada di alam tidak hanya diperoleh dari persilangan tanaman tetapi juga karena mutasi. Tanaman ini
mudah mengalami mutasi, bahkan saat dilakukan pengembangbiakan melalui stek daun, yang seharusnya anakan akan seperti induknya namun pada sansevieria akan sering terjadi mutasi
sehingga anaknya berbeda dengan induknya. Selain itu keistimewaanya adalah ada berbagai ukuran daun baik yang besar, kecil, bentuk memanjang atau pendek, melebar atau membulat
juga corak warna yang juga beragam. Mampu tumbuh di naungan yang sangat minim cahaya dan pada tempat yang mendapat cahaya penuh. Tetap tumbuh pada kondisi kering sehingga
jika beberapa hari tidak disiram pun tanaman ini masih mampu tumbuh. Pembudadayaanya pun sangat sederhana dan mudah. Tujuh syarat yang harus dimiliki tanaman agar menjadi
836 tren dan diterima masyarakat yaitu cantik, variasi bentuk beragam, variasi warna tinggi,
perawatan mudah, tingkat perbanyakan sedang, pertumbuhan lambat, serta bersifat anti polutan dan anti radiasi sejalan dengan penelitian NASA yang menyebutkan sansevieria
mampu menyerap 107 polutan udara. Jadi semua sayarat untuk jadi tren terpenuhi oleh sansevieria. Tanaman ini mempunyai jalur metabolisme CAM Crasulaceaen Acid
Metabolism, di mana di malam hari penyerapan oksigen sedikit sehingga tidak mengganggu proses pernafasan manusia.
Permasalahan terbatasnya lapangan pekerjaan Permasalahan terbatasnya lapangan pekerjaan terkait dengan daya serap perusahaan terhaap
tenaga kerja lulusan dari perguruan tinggi yang setiap tahunnya menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan. Menurut Firdausi 2009, akhir tahun 2009 diperkirakan ada 1.100.000 orang
penganggur terdidik. Dari permasalahan pengangguran terdidik maka sudah saatnya dosentenaga kependidikan bersama-sama dengan pemerintah untuk merubah kurikulum dan
perangkat pengajaran yang yang mengimplementasikan materi pengajaran dengan enterpreunership.
Melihat permasalahan ini, lembaga pendidikan tinggi perlu disadarkan untuk memikirkan solusi pengangguran ini. Salah satu solusinya adalah dengan mencetak para lulusannya
menjadi seorang entrepreneur wirausaha. Tujuannya tidak lain untuk menghasilkan para lulusan yang tidak hanya mencari pekerjaan, namun juga menciptakan lapangan pekerjaan.
Pembelajaran pemuliaan tanaman pada sub pokok bahasan pemuliaan mutasi Pemuliaan tanaman diartikan sebagai suatu metode yang secara sistematik merakit
keragaman genetik manjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan demikian pemuliaan tanaman diperlukan untuk menciptakan adanya keragaman genetic,
sistem-sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen, konsepsi dan tujuan atau sasaran yang jelas serta mekanisme penyebarannya terhadap masyarakat. Secara umum tujuan pemuliaan
tanaman adalah untuk memperbaiki sifat – sifat tanaman, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Namun pada hakikatnya, tujuan akhir adalah ekonomis, karena meningkatnya
nilai dan jumlah hasil yang diperoleh, maka akan diperoleh keuntungan yang lebih besar. Pemuliaan tanaman mencakup tindakan penangkaran koleksi bahanmaterial pemuliaan
dikenal pula sebagai plasma nutfah atau germplasms, penciptaan kombinasi sifat-sifat baru biasanya melalui persilangan yang intensif, dan seleksi terhadap bahan yang dimiliki.
Pemuliaan tanaman dengan bantuan mutasi dikenal pula sebagai pemuliaan tanaman mutasi adalah teknik yang pernah cukup populer untuk menghasilkan variasi-variasi sifat baru.
Tanaman dipaparkan pada sinar radioaktif dari isotop tertentu biasanya kobal-60, bahan mutagen seperti kolkisin, digitonin dengan dosis rendah sehingga tidak mematikan tetapi
mengubah sejumlah basa DNA-nya. Mutagen dibagi menjadi 3, yaitu: 1 Mutagen bahan kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat
menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase. 2 Mutagen bahan fisika, contohnya sinar
ultraviolet, sinar radioaktif, dan sinar gamma. Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit. 3 Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya
mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.Mutasi pada gen akan dapat mengubah penampilan tanaman. Pada tanaman yang dapat diperbanyak
837 secara vegetatif, induksi jaringan kimera sudah cukup untuk menghasilkan kultivar baru.
Pada tanaman yang diperbanyak dengan biji, mutasi harus terbawa oleh sel-sel reproduktif, dan generasi selanjutnya biasa disebut M2, M3, dan seterusnya diseleksi Wikipedia.
Tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Ada dua tujuan
umum dalam pemuliaan tanaman: peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.
Mutasi akan bertahan bila bagian tanaman yang mengalami mutasi diisolasi dan diperbanyak dengan kultur jaringan. Metode kultur jaringan digunakan untuk melestarikan jenis
sansevieria yang langka dan memiliki tingkat pertumbuhan yang lambat. Eksplan yang biasa digunakan adalah tunas pucuk, tunas lateral pada bonggol atau pucuk rimpang.
Pembelajaran Entrepreneurship Pembelajaran Entrepreneurship yang dibutuhkan di era globalisasi ini adalah pembelajaran
yang mempersiapkan peserta didik tidak hanya mampu dan menguasai materi kuliah sesuai bidangnya dengan baik namun mempersiapkan peserta didik untuk menjadi entrepreneur.
Entrepreneur adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses Kirono, 2010. Menurut Kirono unsur-unsur
entrepreneurship terdiri dari: motivasi, visi, komunikasi, optimis\ dorongan, semangat, dan pemanfaatan peluang. Semua unsur-unsur tersebut dapat disarikan sebagai wujud dari
kreativitas, inovasi dan berani menghadapi perubahan maupun tantangan. Sedangkan menurut Sulistio 2010, bahwa Entrepreneur bagi pendidik lebih menekankan pada
pembentukan mindset untuk tidak selalu berpikir linier namun disisi lain mampu menggabungkan beberapa konsepdisiplin ilmu yang berbeda untuk menghasilkan sesuatu
yang baru. Selain itu menurut Katias, 2010 Beberapa peran entrepreneur: 1 Inovato yaitu menemukan dan menciptakan produkjasa baru, mempunyai teknologi dan metode baru,
mempunyai gagasan baru juga organisasi baru. 2 Planner yaitu perancang usaha baru, penyusun strategi perusahaan baru, merencanakan gagasan dan organisasi baru.
Integrasi pembelajaran pemuliaaan tanaman dan enterpreunership. Integrasi pembelajaran pemuliaaan tanaman dan enterpreunership membutuhkan
keterampilan dan kejelian dosen. Pengintegrasian dua materi ini tidak menempelkan atau menyisipkan dua materi pembelajaran, namun implementasi aspek skill dari dua materi
pembelajaran. Implementasi dari dua aspek skill dari dua materi pembelajaran penekannannya pada sikap mental peserta didik. Sikap mental peserta didik yang digali
diantaranya: 1 selalu mencari perubahan, menanggapi dan mengeksplorasi untuk menjadi sebuah kesempatanpeluang. 2 Setelah peluang didapat dilakukan inovasi dengan
kreativitasnya untuk menciptakan sesuatu yang baru dan mempunyai nilai pembeda. 3 Selanjutnya peserta didik dapat mengambil resiko yang telah diperhitungkan dengan baik dan
benar. Tiga sikap mental inilah yang diharapkan dimiliki peserta didik yang dapat dijadikan bekal untuk kehidupannya kelak Anonimous. 20011.
838
PENUTUP
Dari permasalahan dan pembahasan tersebut di atas, Negara Indonesia sangat tertinggal jauh dibandingkan Negara lain dalam Entrepreneur. Dunia Entrepreneur di Indonesia masih
mengandalkan otot dibandingkan otak. Jadi hanya bekerja keras tanpa kerja cerdas. Untuk mengatasi ketertinggalan ini maka yang harus dilakukan diantaranya: 1 perlu jiwa
Entrepreneur sejati dengan inovasi dengan bukan karena keterpaksaan pekerjasan sambilan. 2 Bila kegiatan usaha kecil sudah ada harus dikembangkan ketrampilan berinovasi dan
manajerial, jadi bukan semata-mata suntikan dana. 3 Pengembangan keunggulan bersaing yang diperhitungkan. 4 Pemerintah dan pelaku bisnis komprehensip mengarahkan dan
mendukung secara penuh baik pendanaan maupun keunggulan bersaing
SIMPULAN
Pembelajaran dari berbagai segi bidang ilmu perlu, penting, dan segera diimplementasikan pada dunia pendidikaan dan Entrepreneur juga dukungan dan komprehensip dari berbagai
stake holder sangat diperlukan.
SARANREKOMENDASI
Saran dari penulis: 1 perlu dibentuk pelatihan-pelatihan Entrepreneur yang terintegrasi dengan berbagai bidang ilmu terapan yang dibutuhkan kalayak banyak. 2 Perlu melibatkan
keseluruhan bidang organisasi sehingga memerlukan kesungguhan dan kemauan yang kuat semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 20011. Subdit Pasca Panen Pot Dan Lansekap Direktorat Budidaya Tanaman Hias - Direktorat Jenderal Hortikultura DepartemenPertanian. Menurut Ciputra, 2009.
Sambutan Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara pada Penutupan TOT UNTAR. http:www.ciputra.orgnode922sambutan-ketuapengurus-yayasan-tarumanagara-
pada-penutupan-tot-untar.htm Firdausi, N. 2009. Ciptakan Jiwa Entrepreneur, Sekarang. Dosen STIE Pertiba Pangkalpinang
Alumni TOT Entrepreneurship DIKTI dan UCEC Batch-16. http:www.ciputra.orgnode1055ciptakanjiwa- entrepreneur-sekarang.htm
Kirono I. 2010. Leardership dan Entrepreunership. Workshoplokakarya Pengembangan Kurikulum kewirausahaan Agropreunership. F. PertanianUPN”Veteran”Jatim
. Katias P. 2010. Ide dan Peluang DalamKewirausahaan. Workshoplokakarya pengembangan
Kurikulum kewirausahaanAgropreunership. F. PertanianUPN”Veteran”Jatim. Sulistio,W. 2010. School leader Workshop. Universitas Ciputra Entrepreneurship.
Wahyudi. 2009. Ketersediaan Alokasi Ruang Terbuka Hijau Kota pada Ordo Kota I
Kabupaten Kudus. Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.
839 Wikipedia.
[4]
http:id.wikipedia.orgwindex.php?title=Pemuliaan_tanaman oldid=5186618
840
PENERAPAN KERANGKA KERJA “TPACK” DAN KONTEN PEMBELAJARAN “BLENDED LEARNING” UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
PEMBELAJARAN MAHASISWA
Teguh Sumarsono
1
, Affan Malik
2
dan Sutrisno
3
Fakultas Peternakan Universitas Jambi
1
, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi
2
, Program Magister Pend. IPA Universitas Jambi
3
, Kampus Pinang Masak Km 15, Mendalo Darat, Jambi
ABSTRAK
Pembelajaran secara “online” berkembang sangat pesat seiring hadirnya teknologi informasi TIK. Sementara itu, technology T, pedagogy P, content C knowledge
TPACK merupakan kerangka kerja pembelajaran yang dapat memberi petunjuk dalam mengoptimalkan hubungan antara T, P dan C secara “online” dan disajikan dalam bentuk
blended learning yang dikemas dalam learning management system LMS. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan integrasi TIK dalam pembelajaran bagi mahasiswa pendidikan
kimia dengan mengembangkan dan menerapkan kerangka kerja TPACK yang didukung oleh konten pembelajaran interaktif dalam bentuk “blended learning” pada matakuliah Teknologi
Pembelajaran Kimia semester genap tahun 2012 di FKIP Universitas Jambi.
Metoda yang digunakan adalah mix method. Model pembelajaran berbasis TIK yang dikembangkan didasarkan atas petunjuk Mishra, et al 2008, 2011 dan Handbook
Integrated Learning with ICT oleh Thomas et al 2009 untuk kerangka kerja TPACK, Tsai, C-C et al 2010.
Berdasarkan hasil analisis statistik model analisis jalur diperoleh hubungan yang saling mempengaruhi dari semua komponen penyusun TPACK. Model pembelajaran
terintegrasi dengan TIK dengan menggunakan kerangka kerja TPACK dalam model ini dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran mahasiswa dan dapat meningkatkan ketrampilan TIK
sebagai calon guru kimia. Sedangkan, Moodle yang menghasilkan LMS secara fleksibel dapat digunakan dalam pembelajaran teknologi pembelajaran kimia dalam blended learning.
ABSTRACT
Online learning has grown dramatically paralel with ICT development. Meanwhile, TPACK, technology T, pedagogy P, content C knowledge is a framework of learning to
guide online learning by blended learning. The objective of this research is to apply an integrated learning for chemistry education students with TPACK framework which is
suppored by interactive contents for education technology chemistry in year 2012 at FKIP Universitas Jambi.
The mix method is used in this study as prescribed by Mishra et al 2008, 2011, Thomas et al 2009 and Tsai, C-C et al 2010. Based on phet statistical analysis state that,
there is an intersection relationship in TPACK for all components. An integrated learning with ICT by using TPACK frameworks is able to achieve learning activity types and it is able
to increase ICT skill for chemistry students. Moodle, is a LMS that can be used flexibility in blended learning model for education technology in chemistry lecture.
841 Kata kunci: TPACK; konten pembelajaran; blended learning
A. PENDAHULUAN
Reposisi pembelajaran di perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas dan daya
saing pendidikan sangat dibutuhkan. Salah satu upayanya adalah pengembangan model pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi TIK yang dilengkapi konten
pembelajaran interaktif dan disajikan dalam bentuk blended learning. Tuntutan itu sejalan dengan arah pembelajaran abad-21 tentang pembelajaran berbasis teknologi menyangkut
empat isu pokok. Pertama, tuntutan cara berpikir peserta belajar yang inovatif, kreatif,
kritis, learning to learn dan metakognitif yakni pengetahuan dan proses kognitif. Kedua,
cara bekerja dalam bentuk kolaboratif dan komunikatif dalam memecahkan masalah. Ketiga piranti kerja dengan memanfaatkan TIK dan keempat antisipasi tantangan hidup global,
karier baik personal maupun dalam kelompok Universitas Alberta, 2010. Pembelajaran berbasis teknologi merupakan proses pembelajaran yang sangat
komplek wicked problem yang membutuhkan solusi kreatif. Kompleksitasnya menyangkut
pergeseran pola pembelajaran yang semula pembelajaran “how to transfer knowledge”
yakni bagaimana mentrasnfer pengetahuan menjadi pola pembelajaran terpusat pada peserta belajar student center learning.
Salah satu upaya untuk menggeser pola pembelajaran itu, dapat dilakukan secara online dengan menggunakan learning management system LMS berbasis WEB dan
sekaligus untuk menjawab persoalan meningkatkan kapasitas calon guru terhadap TIK, merespon pembelajaran abad-21. Dengan tersedianya LMS yang dilengkapi dengan fasilitas
forum, forum diskusi, fasilitas mengupload tugas, upload materi kuliah dan ujian secara online dan berbagai fasilitas lain maka kemandirian mahasiswa dalam belajar dapat
terbangun. Selanjutnya, Proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan model duel mode. Yang pelaksanaannya dapat dikombinasikan pembelajaran dengan menggunakan tatap muka
dan berbasis WEB serta Vicon. Kebijakan Universitas Jambi yang tertuang dalam rencana induk pengembangan
RIP Penelitian yang dikoordinasikan oleh Lembaga Penelitian Universitas Jambi bahwa
penelitian bidang pendidikan difokuskan pada pembelajaran berbasis TIK yang merupakan
kajian prioritasnya. Klaster penelitian itu yakni i pengembangan desain pembelajaran, ii
pengembangan perencanaan pembelajaran, iii pengembangan message delivery system, iv pengembangan multi media, v pengembangan bahan ajar, vi pengembangan
842 penilaian, vii pengkajian learning environment, viii evaluasi dan supervisi pendidikan
yang kesemua itu dikemas berbantuan TIK RIP Lemlit UNJA, 2011. Sejalan dengan itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan No.107U2001 tentang pembelajaran terbuka dan jarak jauh menuntut adanya model pembelajaran berbasis TIK. Di Indonesia terdapat 23 LPTK yang telah
ditunjuk untuk menyelenggarakan program pendidikan jarak jauh berdasarkan surat keputusan Mendiknas No. 115DO2007 tanggal 19 Juli 2007. Sementara itu, Universitas
Jambi belum ditunjuk untuk menyelenggarakan program dimaksud. Merujuk pada persyaratan umum dan khusus Universitas Jambi dapat melaksanakan
pembelajaran online berbasis TIK. Persyaratan khusus misalnya, program pembelajaran, infrastruktur, prasarana dan sarana, sistem penyampaian pembelajaran yang salah satunya
adalah memiliki learning management system LMS. Untuk merespon itu, Universitas Jambi telah memiliki learning management system LMS yakni
http:lms.unja.ac.idmoodle dan
infrastruktur TIK sebagai sarana dan prasana untuk menyelenggarakan pembelajaran tersebut. Faktanya, dalam melaksanakan pembelajaran model ini masih ditemukan berbagai
kendala. Pertama, menyangkut penyusunan desain program kegiatan, sosialisasi program, pengembangan bahan ajar, pengembangan naskah akademik, pengembangan panduan
operasional, pengembangan panduan matakuliah blended learning, pelatihan TIK untuk dosen dan mahasiswa.
Dengan tersedianya learning management system LMS dan piranti TIK yang tersedia di Universitas Jambi yang diprakarsai program I-MHERE dan proyek-proyek
sebelumnya maka perlu dikembangkan model pembelajaran hybridblended pada matakuliah Teknologi Pembelajaran Kimia. Sebelumnya, telah dikembangkan pembelajaran secara
online pada matakuliah aplikasi komputer pada beberapa program studi. Dalam mengembangkan mata kuliah teknologi pembelajaran kimia TPK secara
online diperlukan standar pencapaian dalam pembelajaran yakni menggunakan standar digital taxonomy. Sehingga, apa dan bagaimanakah mahasiswa dapat belajar sesuai yang
diskenariokan dapat tercapai dan sesuai dengan perencanaannya. Inovasi dan kreativitas calon guru kimia dalam mengembangkan model-model pembelajaran, penelitian dan evaluasi
berbasis TIK, AACTE, 2010 merupakan skala prioritas untuk memperbaiki proses pembelajaran, khususnya bagi calon guru kimia. Menumbuhkan berpikir kritis mahasiswa,
problem solving, berkomunikasi dan berkolaborasi termasuk menerapkan TIK untuk membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran serta memahami technology, pedagogy,
843 content knowledge TPACK merupakan tantangan bagi semua guru dan calon guru di era
globalisasi. Menurut Project Tomorrow, 2010, guru diharuskan menguasai TIK sesuai standar yang dipersyaratkan dan selalu belajar serta menjadi mentor bagi siswanya dalam
membangun pendekatan “inquiry”. Hasil studi pendahuluan, Sutrisno dkk 2011 bahwa bagi mahasiswa pendidikan
kimia dan matematika praktik lapang yang dibekali model integrasi TIK mampu secara inovatif menerapkan pembelajaran model sistematis berdasarkan topik pelajaran, didasarkan
pada petunjuk Wang et al 2007. Dalam konteks sekolah, model pembelajaran kimia secara online telah dikembangkan oleh Sutrisno dkk 2011 melalui model pembelajaran problem
based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah. Kerangka kerja TPACK telah dikembangkan di negara-negara maju, yang dipelopori
oleh Mishra et al 2008 telah dituangkan dalam blue print 2010, Becta 2008. Hasil penerapan kerangka kerja TPACK pada berbagai bidang studi berkembang sangat pesat. Di
Indonesia, model integrasi TIK dalam pembelajaran di sekolah belum sepenuhnya diterapkan dan di LPTK dan belum tertuang dalam blue print seperti halnya di Amerika dan Singapura.
Menerapkan model pembelajaran sesuai dengan kerangka kerja TPACK yang
dikombinasikan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan berbasis masalah bagi
calon guru-guru kimia. Menyusun kerangka kerja model TPACK dan pembelajaran
inovatif terintegrasi bagi calon guru untuk pengembangan model-model pembelajaran yang dapat diadopsi pada matakuliah lain. Sementara itu, kehadiran TIK dalam pembelajaran di
sekolah merubah pola dan kerangka kerjanya. Semula, guru dalam mengajar diwajibkan menguasai aspek materi pelajaran dan aspek pedagogi saja. Menurut Ashyar dkk 2009-
2010 guru menganalisis hubungan antara keduanya dan selanjutnya menyusun rencana pembelajaran, memilih model yang sesuai serta menentukan sistem evaluasi
pembelajarannya. Di era digital, aspek teknologi dapat diintegrasikan dengan aspek pedagogi dan
penguasaan materi pelajaran oleh guru. Ketiga aspek, pedagogi, materi pelajaran dan tek- nologi memiliki hubungan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan. Dewasa ini,
mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran berkembang sangat pesat yakni: model sistematis berdasarkan topik oleh Wang et al 2007, model online oleh microsoft learning partner
MLP 2008 dan TPACK oleh Mishra et al 2008, 2009-2011. Analisis secara mendalam kerangka kerja TPACK dilakukan oleh Cox 2008, Suharwoto et al 2009 dan Velasquez
2009.
844 Dalam penelitian ini dipilih dalam menerapkan kerangka kerja TPACK yang
dikombinasikan dengan model pembelajaran berbasis proyek dan berbasis masalah. Pertama, Menurut Mishra, et al 2011 bahwa trasformasi TPACK dapat dihubungkan dengan
ketrampilan kognitif dan interdisiplin ilmu memiliki tahapan-tahapan yang terstruktur yakni perceiving melalui tahap observasi dan imajinasi, petterning penyusunan pola kreatif,
abstarcting, embaded thinking, modelling, trasnformational play dan synthesis. Nilai praktis dari kerangka kerja TPACK memiliki pola yang sistematis untuk
membantu calon guru dalam menyusun hubungan antara teknologi, pedagogi dan materi pelajaran dalam rancangan pembelajaran. Calon guru akan lebih mudah menuangkan dalam
menyusun rencana pembelajaran. Kedua, TPACK sangat fleksibel bila dikombinasikan dengan model-model pembelajaran inovatif yang ditopang oleh learning activity theory
LAT Koehler et al, 2010 untuk menghasilkan model pembelajaran kreatif dan inovatif. Ketiga, TPACK yang terkombinasi dengan model pembelajaran yang dipilih dapat
disampaikan dalam sistem penyampaian face to face F2F, berbasis WEB maupun
teleconference. Untuk itu. pembekalan calon guru-guru kimia merubah mind set dalam menyusun
kerangka kerja pembelajaran berbasis TIK sangat diperlukan. Harapannya, calon guru dapat mengkreasi, mengelaborasi dan mendemonstrasikan TIK sebagi upaya meningkatkan proses
pembelajaran sesuai tuntutan pembelajaran abad-21 yang dipersyaratkan dan menjadi guru yang inovatif.
B. METODA PENELITIAN
Untuk menerapkan kerangka kerja TPACK yang diddukung oleh konten pembelajaran yang interaktif dalam bentuk blended learnng dilakukan menggunakan mix methods, jenis
penelitian adalah penelitian pengembangan dipadukan dengan action research. Instrumen penelitian yang dikembangkan ISTE National Educational Technology Standards for
Teacher 2009, kompetensi TPACK guru oleh Mishra et al 2010. Observasi dan analisis perencanaan, pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada indikator-indikator yang telah
ditetapkan oleh perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Cambridge International Diploma in Teaching with ICT Syllabus code 8995 2010.
Penelitian ini dilakukan pada matakuliah teknologi pembelajaran kimia program studi pendidikan Kimia FKIP Universitas Jambi pada semester genap 2011-2012. Teknik
pengumpulan data digunakan teknik survey dan wawancara terkait dengan integrasi TIK,
845 TPACK, Lab. Virtual, penilaian PTK dan komponen lain terkait dengan materi kuliah
sertifikasi. Transformasi kerangka kerja TPACK dilakukan melalui tahapan-tahapan:
a.TPACK-pemahaman, aktivitas yang dilakukan adalah pembekalan konsep TPACK bagi mahasiswa, b TPACK-Observasi, aktivitas yang dilakukan adalah mendemonstrasikan
kemampuan dan ketrampilan dalam memilih strategi dan model pembelajaran sesuai dengan
tugas yang diberikan, c TPACK-desain dan latihan pembelajaran dengan memilih model
pembelajaran dari PPP yang disusun. Dalam tahap ini mahasiswa dibekali templete
pembelajaran yang berbentuk softcopy. Sedangkan, tahap ke empat, d TPACK-refleksi dan modifikasi yakni perbaikan rancangan dan penerapan pembelajaran secara online.
Performance mahasiswa dalam penerapan kerangka kerja TPACK dalam pembelajaran
diobservasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi yang dikembangkan oleh Thomas et al 2009. Desaian Penelitian: Kegiatan penelitian dalam konteks pembelajaran
online dengan menggunakan kerangka kerja TPACK ini meliputi tahapan persiapan, pengembangan dan implementasi yakni: a. Desain e-learning system dan proses
pembelajaran. Pengujian kesiapan sistem; b Sosialisai implementasi pembelajaran online c. Sosialisasi Panduan Pengguna. d. Pembahasan persoalan dalam pelaksanaan
pembelajaran. e. Fasilitasi Pembelajaran online. f. Pemberian Tugas. g. Monitoring dan Evaluasi. h. Ujian Akhir. i. Evaluasi Implementasi Kegiatan.
Adapun ringkasan pengembangan konten pembelajarannya dan metode pembelajaran
meliputi: a. Diagnosis kebutuhan belajar. Kebutuhan belajar merupakan jarak kompetensi
antara yang dimiliki saat ini dengan kompetensi dimasa mendatang. Informasi mengenai kebutuhan belajar ini dibutuhkan dalam mendesain konten bahan ajar dan sumber
pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan tracer study guna mencari dan mengidentifikasi entry
behaviour mahasiswa terhadap materi pelajaran kimia dan kebutuhan stakeholder. b. Rekonstruksi bahan ajar. Rekonstruksi bahan ajar dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
belajar dengan memperbaiki konten pembelajaran. Tahapan ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu a menetapkan analisis istruksional, standar kompetensi, indikator, tujuan
pembelajaran dan strategi pembelajaran dalam bentuk story board, b. penentuan standar format, layout dan struktur-konten, c penyusunan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar
melibatkan dosen mata kuliah yang dipilih di Universitas Jambi, pengelola laboratorium, dan
tim pengembang. c. Penyusunan model pembelajaran: pembelajaran online disusun
berdasarkan kesesuaian antara kompentensi dasar, indikator, pokok bahasan, objek ajar teks, presentasi, gambar, audiovisual, animasi, simulasi, lab. virtual dan asesmen, model interaksi,
846 penyusunan aktivitas mahasiswa, sumber belajar dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Hasil
diagnosis kebutuhan belajar dan rekonstuksi bahan ajar disusun Garis-garis Besar Pedoman Pengajaran GBPP yang dipilah pembabakan berdasarkan pokok bahasan. Hasil
pembabakan mata kuliah dilakukan pemetaan program dan pengisian komponen bahan ajar Learning Object Materials. dan disusun jadwal belajar. Pembabakan matakuliah Teknologi
Pembelajaran Kimia dapat dilihat dalam lampiran.
Implementasi Pembelajaran online berbasis web di Universitas Jambi yang didukung
oleh ketersediaan laboratorium komputer personal komputer yang siap digunakan, koneksi internet, bandwidth 10 Mbs internet, 1 Gbs backbone intern kampus, 20 Mbs antar kampus
dan 32 Mbs. Pengukuran pencapaian kompetensi dilakukan melalui kuis, tugas, partisipasi dalam chatting dan forum. Kegiatan ini melibatkan beberapa orang Tim Pengembang
sehingga diperlukan suatu justifikasi fungsi dan tugas dari masing-masing personil yang
terlibat. Instrumen Pengumpulan Data: Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah
lembar observasi dan wawancara terhadap aktivitas mahasiswa terkait dengan produk yang akan digunakan. Selanjutnya, Lembar Aktivitas Mahasiswa LAS program animasi yang
berisikan langkah kerja dan soal-soal evaluasi belajar mahasiswa dan respon semua aktivitas
yang tertuang dalam LMS UNJA. Indikator Pencapaian dalam pembelajaran
1. Indikator keberhasilan pada tahun pertama adalah: